[Chapter Eight]

6.4K 470 40
                                    

[p.s untuk pengalaman membaca yang lebih baik, play audio di mulmel ya~]

Bastard.
•________________________•

Author POV.

Hujan deras tengah mengguyur kota Bratsk disertai guntur yang kencang. Membuat daerah hutan menjadi basah dan gelap.

Ini merupakan suatu hal yang harus di waspadai karena akibat derasnya hujan membuat Rogue bisa menyerang dengan sangat mudah. Karena aroma mereka tersamarkan oleh derasnya hujan.

Termasuk juga Redmoon Pack. Penjagaan di seluruh perbatasan mulai di perketat. Rogue bisa muncul kapan saja kan?

"Tamu ada telah datang Alpha." ucap Erick seraya membuka pintu ruangan kerja Zack. Tamu? Apakah Zack mengundang seseorang? Bukannya dia orang yang tertutup?

Orang tersebut masuk dengan berpakaian serba gelap, jubah yang menutupi seluruh wajahnya dan sebuah tongkat tua di tangannya yang ia pegang. Ya, penyihir.

"Salam, Alpha. Apa harus ku panggil embel-embel itu juga?" ucapnya seraya membuka jubah yang ia kenakan dan menunjukkan senyuman miring di wajahnya.

Zack memandang orang tersebut dengan ramah dan ikut tersenyum juga, "Sudah lama ya. Kawan."

Kawan? Jadi orang yang cuek dan tertutup pun bisa mempunyai seorang teman? Apa rencanamu kali ini, Zack?

Orang tersebut pun duduk dengan santainya tanpa memperdulikan etika dan aturan yang dibuat oleh Zack.

"Ekhm. Berdiri, aku tak mau sofaku bau pantat menjijikanmu." sahut Zack kepada kawannya itu dengan masih menunjukkan kesombongannya.

Bukannya meminta maaf orang tersebut malah mendekati Zack dengan senyuman miringnya lagi, "Wah. Kau masih sombong juga, ya." ucapnya mengusap-ngusap kepala Zack.

Merasa tak nyaman, Zack sedikit mendorongnya agar menjauhinya. Karena selain tak mau dianggap "maho." juga karena posisinya yang bisa rusak jika ketahuan oleh maid atau warrior.

"Ada yang ingin kubicarakan kepadamu, Max." ucapnya kepada kawannya yang bernama Max. Ya, Zack memiliki seorang kawan penyihir yang lebih tepatnya. Psi-ko-pat.

Memiliki seorang kawan pembunuh menurut Zack adalah hal yang menyenangkan. Gila? Ya, kalian bisa menganggapnya begitu.

Kedua orang tua Zack sebenarnya juga sudah berkali-kali melarang Zack untuk berteman dengan seseorang pembunuh seperti Max.

Tetapi Zack akan mengancam kedua orang tuanya dengan menyebut, "Jika kalian berani melarangku lagi berteman dengannya. Maka akan kubunuh kalian berdua." Ya, kalimat itu Zack keluarkan saat ia berumur 14 tahun.

"Apa itu, kawan? Katakan saja." Ucapnya dengan santai sambil duduk di meja kerja Zack dan memutar-mutar tongkatnya.

Zack membuka lemari meja kerjanya dan mengambil secarik kertas bergambar seseorang yang familiar bagi Zack. Ya, matenya sendiri.

"Ini." ucap Zack seraya memberikan kertas tersebut kepada Max dan memperlihatkannya, "Aku ingin kau membunuh orang ini."

Max sedikit bingung terhadap sikap kawannya tersebut, baru kali ini Zack menyuruhnya untuk membunuh seseorang. Apalagi seorang perempuan.

"Boleh saja. Tapi kenapa? Apa alasanmu ingin aku membunuhnya?" tanya Max dengan raut muka kebingungan.

Zack berdecak, "Kau tak perlu tahu. Bunuh saja, dan berikan kepalanya kepadaku sebagai bukti." balasnya dengan penuh dendam.

Sungguhkah? Inikah mate pemberian Moon Goddess untuk Teresa? Lebih mirip seorang iblis daripada seorang Alpha. Sungguh malang sekali nasibmu, Teresa.

"Tapi di mana dia?" tanya Max lagi.

"Aku tak tahu. Cari saja. Berapapun bayarannya akan kuberikan." balas Zack yang sudah kehilangan akal sehatnya. Sepenuhnya.

"Baik. Berapapun imbalannya bukan?" ucap Max yang menampilkan senyuman miring.

"Ya."

Gemuruh petir menyelesaikan pembicaraan mereka berdua. Erick mengantarkan kembali Max menuju depan mansion utama pack Zack. Dan berterima kasih karena sudah diantarkan.

Sekali anggukan mengerti oleh Erick. Dan kembali menutup pintu besar tersebut agar tak ada angin yang masuk. Erick merasa sangat sakit mendengar ucapan sang Alpha tadi.

Hatinya merasa hancur karena begitu tega sekali Alphanya berbuat separah itu kepada matenya sendiri. Sedari tadi Erick hanya bisa menahan emosinya. Padahal tangannya sudah mengepal kuat dan rahangnya mengeras.

Tapi ia tak bisa apa-apa, ia hanya seorang Beta. Mau tak mau, suka tak suka ia harus menuruti perintah Zack.

"Semoga kau tak apa-apa, Luna." Ucapnya dalam dengan penuh penyesalan.

•○●○•

Hujan deras juga melanda daerah kekuasaan Archard. Gelombang yang tinggi menyebabkan abrasi di tembok perbatasan kekuasaannya.

Yang awalnya Archard hanya menyuruh Luke untuk melakukan semua hal tersebut, Namun sekarang Lord tersebut sudah turun tangan dalam melakukan hal ini.

Mungkin karena kedatangan Ratu baru, hati Archard mulai terbuka kepada seluruh penduduknya.

Meninggalkan sendiri ratu tersebut di kamarnya memang cukup berbahaya, namun dia harus bisa membagi tugas tersebut karena penduduk juga prioritasnya.

Ya, Ratu baru tersebut adalah Teresa Angela Wilson. Yang masih tertidur karena masa pemulihan di kamarnya. Yang dijaga ketat oleh Luke dan beberapa warrior.

"Honey, bangunlah. Sudah 2 hari kau tak bangun-bangun. Aku mengkhawatirkanmu." terdengar suara yang samar samar di telinga kecil Teresa--bukan, ini bukan suara dari luar. Tapi berasal dari dalam, ya. Mindlink.

"Za-zack? Buk-bukan. Kau si-si-siapa?" balas Teresa melalui mindlink.

"Pujaan hatimu."

Mimpikah? Apa benar-benar Teresa sudah berada di surga? Tidak. Dia harus segera bangun. Kau pasti bisa Teresa!

Perlahan jari jari tangan Teresa mulai bergerak, di iringi dengan terbukanya mata Teresa. Sinar lampu yang ia dapatkan, "di-di-di mana aku?"

Terlihat di sebelah kanannya terdapat seorang tabib yang cukup cantik. Tunggu-tunggu. Tabib? Di pack bukannya tidak ada tabib?

"Ah, Ratu sudah sadar! Syukurlah!" ucap sang tabib dengan wajah senang.

Terlihat tabib tersebut berlari dari tempat duduknya dan memberitahu hal ini kepada Luke.

Tbc.

Tadinya aku sempet sebel karena udh ngetik 200+ words-an tbtb wattpadnya fc.

Kan sebel :<

Oh iya sama mo ngasih tau kalo beberapa chap lagi... MHA + Nightmares bakal hiatus ulud sampe 28-30 April. Bukan tanpa maksud, karena berhubung author ini masih Smp kelas 3 pula

Jadi... author mo fokus belajar ulud.. semoga kalian kalian semua yg cantiq dan gantenq harap bersabar...

See ya..

The Bastard Alpha [Story#1 Zegna.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang