[Chapter Ten][Archard POV]

6.3K 424 51
                                    

•[Episode special 1k votes~ thanks for everyone..]•
.
.
.
.
.
So Cruel.
•_____________________________•

Archard POV

Ugh. Mengapa semua berkas berkas ini harus ku kerjakan?! Dan mengapa banyak sekali?! Hah, mengapa juga di saat ku sedang bahagia bersama Teresa, ada saja gangguan. Sepertinya tak ada cara lain. Aku harus segera menyelesaikannya.

Menyuruh Luke juga tak bisa. Dia sudah ku suruh untuk menunggu kedatangan adikku. Ya, aku memiliki seorang adik, tentu saja bukan adik perempuan. Tetapi adik laki-laki, jika salah satu diantara kalian memiliki adik laki-laki pasti kalian akan tahu bagaimana sifat dan kelakuannya.

Huh, mengapa waktu itu aku tidak titipkan saja dia ke paman. Mau bagaimana lagi, sebelum kepergian kedua orang tuaku, mereka meminta tolong untuk aku saja yang menjaga adik.

Hari ini, dia pasti sudah menyelesaikan gelar Master-nya di dunia manusia. Maka dari itu ia kembali untuk tinggal di kastil ini, semoga saja dia tak merasa nyaman dengan kastil ini. Agar dia cepat pergi dan kalau bisa menjauh dari hidupku.

Bukan tanpa sebab, aku hanya takut adikku pasti akan tebar pesona di depan Teresa. Kuakui, dia memang lebih tampan dariku. Mantannya saja 34 orang. Tak heran bukan?

Semoga saja Teresa tak menjadi suka kepadanya, tapi tak heran juga. Mengapa aku tak bisa lebih tampan dari adikku?! Tuhan begitu jahat...

"Tuan Arthur telah sampai, Lord." ucapan Luke sedikit membuatku terkejut, dan tak sadar aku juga telah mematahkan pensilku.

"Hm. Bawa masuk saja dia." balasku, kau harus kuat Archard. Hanya seorang adik yang nakal. Bukan melawan seribu prajurit. Itu hal yang mudah.

Ku lanjutkan dengan cepat mengerjakan tugasku, dan mengangkat Teresa menuju ke kamar mandi-- lebih tepatnya bathtub. Aku hanya takut di sangka membawa perempuan asing ke dalam kamarku. Karena aku sendiri yang membuat peraturan itu. Karena apa?

Ya, dulu Arthur membawa seorang gadis tak di kenal masuk ke kamarnya, entah apa yang mereka berdua lakukan. Aku langsung mengusir gadis itu karena mendengar-- kalian akan tahu apa kelanjutannya. Dan saat itu Arthur berumur 16 tahun, kalian bisa bayangkan itu.

Untung saja Teresa tak terbangun saat ku taruh dia di bathtub, karena ku beri bantal di bathtub tersebut. Sepertinya dia kekenyangan karena makan siang tadi.

Dan dia sangat manis saat tertidur seperti itu, ku mencium keningnya dan menutup pintu kamar mandi tersebut.

Hah. Mari kita lanjutkan berkas-berkas ini, sejauh ini tinggal sedikit. Dan aku tahu sebentar lagi si nakal itu akan masuk ke kamarku.
.


3
.


2
.


1
.


Lho? Dia tak masuk? Tapi aku merasakan auranya di sekitar sini. Hmm, di mana dia?

Aku beranjak dari meja kerjaku dan mengendap-endap menuju pintu kamarku, benar saja dia berada di balik pintu ini. Pasti dia ingin menjahiliku. Awas saja.

The Bastard Alpha [Story#1 Zegna.]Where stories live. Discover now