Give me a chance

891 98 13
                                    

Aku memutuskan untuk pulang ke apartement.

Berbaring diatas ranjang empuk sembari melepas rasa lelahku seharian ini.

Ya aku lelah.Pikiranku sangat lelah memikirkan masalah ini.

Aku memang tidak menyukainya.Aku membencinya.Lalu mengapa aku harus meminta maaf padanya?

Aku batalkan saja janjiku bertemu dengannya besok.

Lagipula dia belum tentu mau menemuiku,kan?

Tiba tiba seseorang muncul dari balik pintu yang lupa ku tutup itu.

"Jungkook apa kau sudah mengantarkan dompet milik jieun?" nenek menghampiriku dan duduk disisi ranjang.

Ya aku berbohong pada nenek.Pada saat aku meminta alamat jieun pada nenek aku bilang kalau dompetnya tertinggal di mobilku sehingga aku harus segera mengembalikan dompet itu ke rumahnya.Tentu saja semua itu ku lakukan untuk melindungiku dari kemarahan nenek.

Aku membenarkan posisiku mengikuti nenek.

"Sudah nek" jawabku singkat.

"DIA BERBOHONG NEK!"

Bocah yang entah darimana asalnya itu berlari ke pangkuan nenek.

Belum sempat dia duduk aku lebih dulu menarik tangannya.

"Ya!..." aku mengubah nada bicara ku menjadi berbisik.

"...Jangan bilang kalau kau mau mengadukannya pada nenek." aku memberinya wajah sangarku.

"Berbohong soal apa?" nenek menatap yori penuh tanya.

Sebelum yori menjawab aku lebih dulu angkat bicara "Eh tidak nek tidak apa.Abaikan saja anak kecil ini hehe"

Karena yori tidak bisa tutup mulut maka aku yang menutup mulutnya dengan tanganku.

"ARGH!"

Aku segera menjauhkan tanganku dari gigitan mematikannya itu.

"OPPA MEMARAHI EONNI DI MUKA UMUM SAMPAI DIA MENANGIS DAN BERLARI PERGI NEK!" yori mengatakannya dengan berkobar seperti seorang pejuang yang membacakan teks proklamasi kemerdekaan.

Siapapun tolong beritahu aku kenapa anak kecil selalu bicara jujur dan tidak bisa di ajak kompromi?

Nenek terkejut.Sangat terlihat dari wajahnya "APA? Tapi kenapa jungkook ah?"

"APA SALAHNYA?" nenek mulai diselimuti api emosi.

Tamatlah kau jungkook!

Lihat saja aku akan mengambil uang jajan yang selalu ku kirim padamu setiap bulannya.Dasar tukang ngadu.

"Eh itu anu-" belum sempat aku menyelesaikan kalimatku yori sudah memotongnya.

"POKOKNYA KALAU OPPA BELUM MINTA MAAF PADA JIEUN EONNI AKU TIDAK MAU BERTEMAN DENGAN OPPA!"

"Apa? Apa kau tega pada oppa mu ini?"

"SEKARANG KITA MUSUH!" yori melipat kedua tangannya dan memunggungiku.

"Marahi dia seperti dia memarahi eonni nek!" satu tangan yori menunjukku dan satu lainnya menarik narik baju nenek.

"Aku tidak bisa hidup tanpa jieun eonni" yori terus merengek.

Aish sejak kapan adikku menjadi alay seperti ini?

Ku rasa gadis itu benar benar telah mengubah adikku dengan sihirnya.

"Hey berhentilah merengek sambil memasang wajah melas seperti itu noona jelek"

"Nenek lihat itu.Oppa mengejekku.Marahi dia nek!"

NEVERMINDWhere stories live. Discover now