Nenek

1.2K 133 11
                                    

TIINNN!!!


Suara keras klakson mobil itu sontak mengagetkanku.

Dengan cepat ku putar balik badanku ke arah sumber suara.

"NENEK AWAS!" teriakku sambil berlari menghampiri wanita paruh baya yang hampir saja tertabrak mobil jeep.

Mobil jeep hitam itu malah berlalu begitu saja tanpa memperdulikan nenek yang hampir saja nyawanya melayang karena ulahnya.

"Nenek tidak apa apa?" Tanya ku dengan nada yang sedikit panik karna melihatnya terduduk lemas ditengah jalan.

"Iya nak, nenek tidak apa apa." jawabnya dengan nada yang terdengar gemetar.

Aku menuntunnya pergi dari tengah jalan dan duduk dikursi dipinggir jalan.

"Nenek tunggu sebentar aku akan kembali."

Aku membeli air mineral di toko terdekat.

"Ini nek minum dulu." aku menyodorkan botol air mineral itu dan membiarkan nenek meminumnya.

"Terimakasih nak,nenek tidak tau apa jadinya jika kamu tidak ada tadi mungkin nenek sudah pingsan ditengah jalan dan terlindas oleh kendaraan yang melintas." wajah nenek itu masih terlihat shock.

"Nenek tidak boleh berpikir seperti itu.yang penting sekarang nenek selamat."

"Siapa nama mu nak?"

"Lee Jieun."

"Nama yang cantik sama seperti orangnya." kali ini ia mengucapkannya dengan tersenyum.

Aku membalas senyumannya.Lalu tiba tiba aku teringat akan tujuan awal ku.

"Oh ya ampun, nek maaf aku harus segera pergi karna aku sedang ada urusan lain."

"Ini." ia memberiku sebuah kartu nama.

Aku mengerutkan keningku sembari memandangi kartu yang diberikan nenek.Baiklah aku rasa nenek ini bukan orang biasa.

Maksud ku dia pasti berasal dari keluarga terpandang.Terlihat dari caranya mengenakan pakaian.Ia tampil dengan gaya yang cukup staylish.

Ia juga terbilang muda jika dikategorikan sebagai nenek.Mungkin umurnya masih lima puluh tahunan.

"Kalau kau perlu bantuan, kau bisa hubungi nenek.Sekali lagi terimakasih dan semoga berhasil." Ia tersenyum rambutku lalu tangannya segera melambai ketika melihat taxi menuju ke arahnya.

Mungkin ia buru buru pergi karna tidak mau merepotkanku.

"Nenek tidak apa apa pulang sendiri? Kalau mau aku bisa mengantar nenek." Kataku menawarkan diri.

"Tidak nak.Nenek sudah biasa berpergian sendiri seperti ini." ia tersenyum.

"Hati hati nek." kataku sambil melambaikan tangan padanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

-Cafe Caramel-

"Kau tidak di terima!"

"Bagaimana bisa kau bekerja dengan baik jika sekarang saja kau tidak bisa datang tepat waktu?" Ia menatapku dengan ekspresi yang menyeramkan.

"Maaf pak saya janji tidak akan mengulanginya lagi.Tapi saya mohon tolong terima saya untuk bekerja disini pak.Saya berjanji akan bekerja dengan ba–"

"Cukup!" Kini ia berbicara dengan nada tinggi.

"Saya tidak mau menerima pelayan dengan kualitas rendah sepertimu.Sekarang pergi dari sini sebelum aku memanggil keamanan."

NEVERMINDWhere stories live. Discover now