My Ice Man | 12

230K 12.3K 625
                                    

READY? VOTE DULU YA :)

1000+ vote dan komentarnya untuk bab selanjutnya ya...

AYO SEMANGAT!!!

•••••

Ucapan Zac semalam benar-benar memberikan efek yang luar biasa bagi Kesha. Semalaman ia tak henti-hentinya untuk menangis. Bahkan, Kesha hanya tidur selama dua jam, kepalanya dipenuhi oleh setiap kata yang diucapkan Zac dengan tulus.

Zac mulai mencintainya.

Setidaknya itulah kalimat yang membuat Kesha nangis bombay dan dadanya terasa sesak. Kalimat yang baru ia dengar untuk pertama kalinya selama hidup berdua dengan Zac. Kalimat yang memberikannya pengaruh luar biasa. Kesha tahu kalimat itu bukan hanya kalimat biasa yang diucapkan tanpa rasa, ia merasakan jika kalimat itu keluar tulus dari lubuk Zac yang paling dalam.

Tetapi tetap saja, Kesha masih merasa sulit untuk memaafkan Zac. Entah kenapa, setiap pria itu meminta maaf, pikirannya langsung mengingat perilaku Zac yang membuatnya sakit hati, dan itu nyaris membuat Kesha menangis kala mengingatnya.

Saat bangun pagi ini, kedua mata Kesha langsung saja disambut oleh wajah Zac yang masih tenang dalam tidurnya. Kesha selalu senang mengamati wajah Zac seperti ini. Seluruh permukaan wajah Zac terlihat sangat menarik baginya, dimulai dari bibir, mata, hidung, pokoknya semuanya.

"Apa aku harus maafin kamu, Zac?" gumam Kesha saat menatap wajah suaminya yang masih terlelap.

Sepertinya, Kesha harus mencoba saran dari Ira. Sahabatnya itu benar, ia tidak boleh mementingkan perasaannya sendiri dan tetap akan bercerai. Ia juga harus memikirkan bagaimana anaknya nanti jika hidup tanpa orang tua yang lengkap. Menjadi seorang anak yang merupakan korban broken home pasti akan menyakitkan.

Tak mau membuang-buang waktu, Kesha langsung saja beranjak dari ranjangnya. Seperti biasa, ia memunguti pakaian kotor milik Zac yang tergantung di belakang pintu. Membawanya ke ruang cuci dan mencucinya di sana. Kesha juga mulai menyiapkan pakaian yang akan Zac gunakan untuk bekerja. Ia akan memulainya pelan-pelan.

Pukul 07.00, Zac telah rapi dengan pakaian kerjanya, dan pria itu memakai pakaian yang sebelumnya disiapkan oleh Kesha. Sebuah kemeja biru muda kini melekat pada tubuh atletis Zac. Membuatnya menyunggingkan senyum tipis, karena ini pertama kalinya Zac memakai pakaian hasil pilihannya.

"Mau kopi?" tawar Kesha saat melihat Zac yang sudah duduk di meja makan seraya memainkan laptopnya.

Zac mendongak, menatap Kesha dengan senyum hangatnya di pagi hari. "Boleh."

Tak butuh waktu lama bagi Kesha untuk membuatkan Zac secangkir kopi. Hanya butuh waktu tiga menit hingga kopi itu selesai dibuat, bersamaan dengan satu buah roti bakar selai coklat karena ia belum sempat membuat sarapan.

"Aku nggak sempat bikin sarapan, jadi makan roti bakar aja ya?" ucap Kesha dan Zac menerimanya dengan senang hati.

Sepertinya Zac benar-benar berubah.

Setelah memberikan kopi dan roti bakar kepada Zac, Kesha melanjutkan kegiatan rumah yang biasa ia lakukan. Menyapu, mengepel, dan mengelap barang-barang yang kini sudah berdebu karena ia tak sempat membersihkannya. Kesha tidak suka jika ada debu atau rumahnya terlihat berantakan, bikin mata sakit, katanya. Ia hanya ingin membuat rumahnya dibuat senyaman mungkin.

"Nggak usah terlalu capek. Kamu masih butuh istirahat." Peringat Zac seraya menyesap kopinya yang kini mulai menghangat.

Kesha tersenyum kepada pria itu. "Ini banyak debunya, aku nggak suka."

MY ICE MAN ✔ [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang