My Ice Man | 2

300K 13.3K 235
                                    

READY? VOTE DULU 😘

Mulmed: Si Kulkas

•••••

"Yeaaaah..."

Zac melepaskan klimaksnya yang terakhir. Kemudian ia menjatuhkan tubuhnya di samping Aura. Wanita itu masih mengatur napasnya karena kelelahan. Pria itu benar-benar membuktikan jika dirinya memang perkasa dan tangguh jika sudah berada di atas ranjang. Bahkan ini adalah kali pertama bagi Aura bisa bermain senikmat dan sepuas ini.

Sekotak alat pengaman pun ludes tak tersisa. Mereka melakukan hubungan badan hingga pagi menjelang. Benar-benar luar biasa. Zac tak memberi ampun sama sekali kepada Aura saat bermain.

Zac bangkit dari tidurnya saat napasnya sudah teratur. Ia turun dari ranjang dan tangannya membuka alat pengaman yang masih membungkus si jantan. Mengikatnya lalu membuangnya ke tempat sampah. Kemudian ia berjalan menuju kamar mandi meninggalkan Aura yang masih terbaring lemah di atas ranjang.

Zac menyalakan pancuran dan membiarkan tubuhnya terkena air dingin. Kembali segar setelah bermain dengan Aura. Wanita yang membuatnya bahagia setengah mati. Tetapi, bagaimana pun juga, Zac tidak menggunakan perasaan saat bermain dengan wanita itu. Murni, tanpa ada unsur cinta di dalamnya.

Sepuluh menit kemudian, Zac keluar dari kamar mandi dan mulai memakai pakaiannya. Ia sudah rapi dan siap untuk pulang.

"Mau ke mana?" tanya Aura yang masih telanjang tanpa sehelai benang pun.

"Pulang." balasnya datar tanpa melirik ke arah Aura. "Uangnya ada di atas nakas."

Dan pria itu pun melenggang keluar kamar hotel. Berjalan menuju basement, lalu menaiki mobil berwarna silvernya. Ia bisa terkena masalah jika hari ini tidak pulang ke rumah. Pasalnya hari ini ia akan mengunjungi jodohnya bersama kedua orang tuanya. Hal yang membuatnya malas dan tentu biasa saja. Zac hanya bisa berharap calon jodohnya itu cantik dan seksi. Semoga saja ekspetasinya tidak dirusak jika ia melihat sosok wanita yang akan mendampinginya.

Ponsel Zac berbunyi nyaring saat ia sedang menyetir. Dilihatnya nomor ibunya yang terpampang di layar ponselnya. Zac pun langsung saja mengangangkatnya.

"Iya, mah?"

"Kamu di mana?" tanya ibunya dengan nada yang tegas dan sepertinya sudah marah.

Zac mengembuskan napas gusar. "Di jalan, Ma. Sebentar lagi nyampe."

"Ingat, jangan bikin malu mama sama papa. Kita udah nunggu kamu dari tadi. Lagian punya anak nggak bisa diatur sih. Kayak yang nggak punya rumah, nggak pulang." cerocos ibunya yang sama sekali tidak didengar oleh Zac.

Pria itu mematikan ponselnya yang melemparkannya ke jok belakang. Ia sengaja melakukan itu agar ibunya tidak meneleponnya lagi. Ia benci jika ibunya sudah berbicara seperti itu. Ia juga tidak suka jika kedua orang tuanya ikut campur dalam urusan jodoh. Tetapi, apa boleh buat, Zac harus menurutinya karena itu merupakan perintah dari orang tuanya. Ditambah lagi Zac yang tidak ada waktu untuk mencari wanita yang mau menjadi pendamping hidupnya. Yaiyalah, wanita yang sering ditemuinya adalah para jalang yang hanya sekali digunakan.

Mobilnya langsung saja disambut oleh kedua orang tuanya yang sudah menunggu di halaman rumah mereka. Zac memarkirkan mobilnya dan mematikan mesin mobilnya. Mencabut kunci dan turun dari mobil. Ibunya sudah bersedekap dam ayahnya yang sudah menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku anaknya.

"Mau sampai kapan kamu main terus?"

Zac tak acuh dan membiarkan orang tuanya terus berbicara tanpa dijawabnya.

MY ICE MAN ✔ [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang