Zac Pradipta

486K 17.4K 369
                                    

READY? VOTE DULU 😘

Mulmed: Zac Pradipta

•••••

"Shit!"

Zac mengumpat saat posisi tubuhnya berada di atas seorang wanita. Kali ini ia merasakan sensasi yang lebih dari biasanya. Ia juga sedang beruntung karena berhasil mendapatkan seorang perawan. Kebiasaan buruknya selama ini adalah selalu bermain dengan banyak wanita.

"Gila, ini sempit banget." racaunya yang masih terus memaju mundurkan pinggulnya.

Hingga sepuluh menit kemudian, Zac mencapai klimaksnya. Pusat gairahnya memuntahkan cairan hangat pada alat pengaman yang selalu ia gunakan saat bermain. Zac tak mau mengambil resiko jika harus bermain tak aman, walaupun si wanita selalu meminum pil KB.

"Ini uangnya." ucap Zac dengan nada dingin dan raut wajah yang datar seraya mengambil sepuluh lembar uang pecahan seratus ribu.

Wanita itu menerima uang dari Zac, menghitung jumalh uangnya, lalu sibuk memakai pakaiannya kembali dan berlalu pergi meninggalkan toilet. Ya, mereka melakukan hubungan cepat disebuah ruangan private khusus yang berada di kelab malam langganan Zac. Quick sex adalah pilihan terbaik bagi si jantan yang sudah tidak sabar minta dikeluarkan.

Zac kini membuka alat pengaman yang sudah terisi oleh cairan dari pusat gairahnya. Mengikatnya lalu membuangnya pada tempat sampah yang tersedia. Kemudian, mencuci bagian pusatnya yang mulai melemas dan kembali memakai celananya.

"Gimana, bro?" tanya Dito--temannya--saat Zac baru saja keluar dari ruangan private. Seperti biasa, Dito selalu diapit oleh dua orang wanita malam yang selalu menggoda Dito. Teman Zac yang satu itu tidak pernah puas dengan satu wanita saja.

Pria itu hanya tersenyum tipis, mengisyaratkan bahwa ia cukup puas dengan wanita yang baru digunakannya. Bahkan sangat puas karena ia bisa mendapatkan kembali seorang perawan setelah sekian lama tidak mendapatkan seorang perawan. Ya, kadang Zac selalu mendapatkan seorang janda, tetapi masih rapat dan masih bisa dinikmati.

Zac kembali duduk pada kursi yang berada di bar. Kembali memesan sebotol wine, menuangkannya di dalam gelas lalu menegukkan secara perlahan. Ia mengambil sebungkus rokok filter yang berada di saku jaketnya, membukanya, lalu menyalakan sebatang dan menghirupnya. Tubuhnya sedikit ikut bergoyang kala musik yang sedang dimainkan oleh salah seorang DJ sedang dimainkan. Kadang juga, matanya kembali menjelajahi bokong para wanita yang mungkin saja bisa menjadi target selanjutnya.

Kadang, Zac juga sering beripikir kenapa ia bisa berkelakuan nakal seperti ini. Apalagi umurnya yang sudah memasuki usia dua puluh sembilan tahun. Usia yang sangat pas untuk menikah dan memiliki sebuah keluarga. Zac memiliki semuanya. Kekayaan dan jabatannya sebagai seorang arsitek yang terkenal se-Jakarta. Hanya saja ia tidak mempunyai pendamping hidup. Orang tuanya juga sudah lelah menyikapi perbuatan Zac yang sudah keterlaluan. Mereka berniat menjodohkan anaknya dengan seorang wanita dari teman ayahnya, tetapi Zac tidak bisa menerimanya karena wanita itu tidak sesuai dengan kriterianya. Namun, pada akhirnya Zac menerima saja, karena ia sudah tidak punya waktu lagi untuk mencari wanita sesuai dengan kriterianya. Hidupnya dipenuhi oleh wanita dan foya-foya. Semua uang yang di dalam dompetnya bisa saja habis hanya dalam hitungan jam saat Zac mulai menggila akan nafsunya.

"Lo mau main lagi?" tanya Dito yang menyusul Zac kemudian. Temannya itu baru saja menuntaskan nafsu birahinya kepada dua wanita barusan.

Pria itu terdiam dan lebih mengisap rokoknya lalu membuang asapnya begitu saja. Terus menerus hingga rokoknya itu sudah tak bisa diisap lagi. Zac langsung saja membuang puntung rokok itu pada sebuah asbak yang berada di samping gelasnya. Kemudian, ia hanya mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban tidak tahu.

"Lo sama Alicia gimana? Masih baik kan?"

"Nggak tau." jawab Zac singkat. "Kayaknya gue mesti putus sama tuh cewek."

"Alah, lagian lo banyak gaya mau hubungan serius." cibir Dito yang membuat Zac tersenyum tipis.

"Kan gue cuman coba-coba. Siapa tau dia jodoh gue. Ternyata, dia bukan selera gue. Nggak ada aset yang bagus dari si Alicia yang bisa gue mainin."

Tawa Dito seketika pecah. Menambah kegaduhan di kelab malam ini. Dan ia beberapa kali mendorong pelan bahu kanan Zac.

"Udah deh, lo nggak usah ngurusin jodoh. Yang penting, sekarang kita happy. Bisa main sepuasanya sama cewek yang lo mau." saran Dito yang jelas saja membuat Zac terdiam sejenak.

Kemudian hening.

Mereka berdua sibuk sendiri-sendiri. Zac yang sibuk menghabiskan wine-nya dan Dito yang kini sibuk dengan rayuannya lagi kepada salah seorang wanita yang duduk di samping pria itu.

Sampai akhirnya, kedua mata Zac menangkap seorang wanita yang akan menjadi mangsa selanjutnya. Zac bangkit dari duduknya dan berpamitan kepada Dito. "Gue duluan ya."

"Eh, mau ke mana lo?"

"Mau cari cewek lagi. Si jantan udah nggak tahan minta dikeluarin."

•••••

Revisi: 04/06/18

MY ICE MAN ✔ [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang