My Ice Man | 10

260K 14.2K 738
                                    

READY? VOTE DULU 😘

500+vote dan komentarnya untuk bab selanjutnya yaaa...

AYO SEMANGAT!!!

•••••

Sepanjang perjalanan menuju rumah, Kesha sama sekali tidak berkata apa-apa lagi. Wanita itu memilih untuk diam dan duduk di atas jok penumpang seraya memeluk jaket hoodie Zac yang menutupi tubuhnya. Ia kedinginan. Entah apa yang dipikirkan oleh Kesha saat berpamitan kepada Ira. Saat itu, Kesha enggan sekali untuk pulang ke rumah. Sehingga ia memilih untuk berjalan-jalan tanpa arah tujuan.

Dua puluh menit kemudian, mobil yang ditumpangi keduanya telah sampai di halaman rumah dan hujan pun sudah reda. Langsung saja Kesha melepaskan jaket Zac dan menyimpannya di atas jok lalu turun dari mobil. Kesha ingin sendiri. Ah, biasanya juga ia selalu sendiri.

"Kesha..." panggil Zac yang membuat langkah Kesha berhenti sejenak. "Ganti baju kamu."

Kasha tak menanggapi atau membalikkan tubuhnya ke belakang untuk menatap Zac.

"Mau..." langkah Kesha kembali terhenti saat Zac belum selesai berbicara. "Mau mandi pakai air hangat?" tanyanya.

Dan Kesha ingin menangis. Tetapi ia tahan sekuat tenaga.

"Nggak perlu." Ucapnya dengan nada bicara yang tertahan dan langsung saja berjalan menuju kamar utamanya.

Di dalam kamar, Kesha langsung saja berlari menuju kamar mandi. Membuka pakaiannya yang basah dan menyalakan pancuran air. Membiarkan pancuran air itu membasahi seluruh tubuhnya. Kesha kembali terisak, ia menangis dalam pancuran itu. Ia lelah, ia merasa tak berguna menjadi seorang istri. Padahal, sejauh ini ia selalu mencoba menjadi yang terbaik bagi Zac.

Dalam hati Kesha menjerit bahwa ia tetap akan meminta cerai kepada Zac.

"Kes..." suara pintu terketuk diiringi dengan suara Zac yang memanggil namanya. "Jangan lama-lama, nanti kedinginan."

Kesha mendengus. Apakah ia harus seperti ini setiap hari agar Zac peduli kepadanya? Setiap hari meminta cerai kepada Zac agar pria itu memeluknya? Oh Tuhan, pernikahan mereka seperti sebuah permaianan.

Tiga puluh menit berlalu dan Kesha telah selesai dengan acara mandinya. Ia memakai handuk jubah dan melangkah keluar dari pintu. Matanya langsung saja melihat Zac yang sedang duduk di tepi ranjang dengan mata yang menatap ke arahnya. Bukan lagi tatapan yang menakutkan yang selalu dilihat Kesha, tetapi sebuah tatapan yang mampu membuat hatinya...menghangat.

"Kesha, aku-"

"Aku capek, mau tidur." Potong Kesha cepat seraya membuka lemari untuk mengambil pakaian santainya.

"Kamu bisa keluar?" Tanya Kesha dengan nada yang tidak suka dengan kebaradaan Zac. "Aku lagi nggak mau diganggu."

Zac menurut saja, pria itu langsung bangkit dari duduknya dan berjalan menuju keluar kamar. Tetapi, langkahnya terhenti di ambang pintu.

"Panggil aku kalau kamu butuh sesuatu." Tawarnya.

"Aku bisa sendiri." Jawab Kesha datar dan tak ditanggapi lagi oleh Zac.

Pria itu hanya mengangguk pelan seraya menutup pintu kamar dan meninggalkan Kesha sendiri.

Kesha mengecengkeram pakaiannya dengan keras. Entah apa yang terjadi pada diri Zac sehingga pria itu bersikap manis kepadanya. Mungkinkah Zac akan berubah? Tetapi Kesha tidak yakin dengan hal itu, Zac melakukan itu semua karena kasihan melihat kondisinya. Bukan untuk berubah.

MY ICE MAN ✔ [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang