"Apa?"

"Kumohon Sieun-ssi, aku tidak mau melihat Sihyeon menderita."

Sieun mendengus kecil. "Bukankah kau tahu jika merahasiakannya, sama saja seperti kau sedang menyelamatkan dirimu sendiri?"

"Bukan itu maksudku," sergah Baekhyun lirih.

"Kau mungkin tidak mengerti apa yang akan terjadi nanti jika Sihyeon tahu. Dia bisa saja depresi lagi... Kau tidak ingin itu terjadi bukan?"

"Lalu sekarang apa maumu? Kau ingin aku merahasiakan bahwa kaulah orang yang telah menembaknya hingga koma, begitu?"

Baekhyun menganggukkan kepalanya pelan. "Aku menembaknya bukan karena tanpa alasan. Yuri mungkin tidak hanya puas dengan melihatku menembak Sihyeon, dia bisa saja membunuh kita semua, aku tidak punya pilihan lain dengan menembak Sihyeon dan Yuri secara bersamaan," jelasnya.

Sieun menghela napasnya pelan. "Jujur saja, aku tidak terlalu mengerti dengan jalan pikiranmu. Tapi jika menurutmu seperti itu, maka aku tidak bisa melakukan hal lain."

"Sieun-ssi... Jika Sihyeon sadar nanti, berjanjilah padaku untuk tetap merahasiakannya, dan... Katakan padanya bahwa aku percaya dengan apa yang Sihyeon katakan."

****

1 Month later~

"Kau tidak mau bertemu dengan Baekhyun?" tanya Johnny pada seorang wanita.

Wanita itu hanya meliriknya sekilas sebelum kembali mengalihkan tatapan matanya pada jendela di hadapannya. Pemandangan diluar lebih baik dari pada wajah Johnny yang jelek. Begitu pikirnya.

Johnny mendengus pelan. "Mau sampai kapan kalian main kucing-kucingan hah?"

Wanita itu-Sihyeon mendengus kecil. "Bisa tidak kau tutup mulutmu dan keluar dari ruang rawatku?!"

"Baiklah aku keluar! Awas saja kau kalau mencariku nanti!" bentak Johnny.

Seperginya Johnny, Sihyeon menghela napasnya pelan dan merangkak naik ke atas ranjangnya. Uh, dia rindu ranjang empuk nan besar di rumahnya. Ranjang Rumah Sakit terlalu kecil dan keras. Sihyeon benci itu.

Dia benci tempat ini!

Sihyeon menarik selimutnya hingga dagu dan termenung menatap langit-langit kamarnya. Apa yang sedang Baekhyun lakukan sekarang?

Dan... Kenapa dia bisa koma hingga hampir tiga bulan lamanya? Uhh, Sihyeon tidak ingat kenapa dia bisa koma selama itu.

Ingatannya terakhir kali hanya sampai di sekap di dalam lemari di gedung tua itu, selebihnya Sihyeon tidak ingat.

Ngomong-ngomong soal lemari, Sihyeon jadi teringat kembali akan sosok Sooyeon yang masih anak-anak. Rasa bersalah kembali menjalari perasaan Sihyeon, membuat wanita itu kembali menghela napas.

Sooyeon mungkin saat ini sedang mentertawakannya di surga sana. Tak apa, Sihyeon akan menganggap kejadian kemarin sebagai karma. Dia tidak keberatan sama sekali.

Soal Baekhyun, Sihyeon kesal karena pria itu tidak datang menyelamatkannya saat itu. Padahal harapan Sihyeon satu-satunya adalah dia.

Heal Your Heart | BBH - COMPLETEWhere stories live. Discover now