60. Lindungi Sekolah Kita! [REPOST]

Mulai dari awal
                                    

"Iya, Lak. Ravispa bukan tentang solidaritas tanpa batas aja. Ravispa juga loyalitas tanpa batas. Kesetiaan yang kita punya nggak bakalan pernah luntur sampai kapan pun buat sekolah kita," tutur Septian.

Galaksi mempertimbangkannya, menerima usulan lalu mendekati teman-temannya yang ada di lapangan. Galaksi berada di depan namun mereka membentuk lingkaran dengan saling merangkul pundak. Jordan, Septian, Bams, Guntur, Oji dan Nyong makin mendekat, masih saling merangkul di lapangan sekolah. Seperti kumpulan yang sedang merencanakan sesuatu yang sangat rahasia.

"Oke kalau gitu. Ikutin apa kata gue. Ini sekolah kita. Selama tiga tahun kita udah belajar di sini. Kita nggak boleh ngebiarin orang lain ngejajah wilayah kita. Paham lo semua?" Galaksi memberi komando. "Apapun yang terjadi kita harus inget kebersamaan. Jangan mentingin diri sendiri. Ayo bergerak dan lindungi sekolah kita!"

Gerakan meloncat selama tiga kali terjadi, tangan-tangan kekar saling merangkul, bahu sama bahu, dan nyali yang terkumpul. Pasti cukup memukul mundur Okta dan teman-temannya pulang.

"Dateng juga lo!"

Galaksi tahu Okta membawa preman-preman dari berbagai kalangan. Galaksi pernah melihat wajahnya. Salah satunya ada yang dendam pada Galaksi karena Galaksi tidak mau ikut gengnya dulu. Galaksi lebih memilih bersama Ravispa dan menolak kesempatan besar untuk bergabung dengan mereka. Alasan Galaksi tidak mau ikut pada mereka karena kesetiaan itu harganya mahal.

"Avegar bubar karena kesalahan mereka sendiri. Berhenti nyalahin Ravispa atau lo bakal kena amuk sama semua anak buah gue!"

"Cih! Lo kira gue takut? Kalau bukan karena geng lo itu. Avegar gak bakalan bubar! Mati aja lo!" Okta menyeru, mendekati Galaksi dengan emosi yang tertimbun dalam kepala.

"Nunggu apa lo semua?!" Galaksi berteriak pada antek-anteknya. "Buat mereka pergi dari sekolah kita! Nggak ada satu pun yang boleh berhasil masuk ke dalem SMA Ganesha!!!"

Perkelahian terjadi di sekolahnya. Mereka saling serang tanpa pandang bulu. Murid-murid yang lainnya hanya bisa menonton. Tidak bisa membantu. Kaum perempuan memilih jauh-jauh namun tetap berdiri di lorong. Tidak bisa berbuat apapun. Galaksi dipukul Okta membuat lirihan panjang terkejut muncul dari para murid perempuan.

Galaksi membalas perbuatan Okta. Kali ini sudah cukup bermain-mainnya. Galaksi akan memastikan Okta dan teman-temannya pulang dengan keadaan berdarah. Galaksi lalu memberi, satu tinju keras yang sanggup membuat Okta jatuh ke bawah dengan posisi tengkurap. Hampir pingsan.

Sekarang Okta harus tahu bahwa ia telah salah memilih sasaran. Ia telah menghidupkan sisi kelam Galaksi yang selama ini terpendam.

Galaksi mengambil sebuah besi di dekat pohon dan menggunakannya sebagai senjata. Galaksi memukul satu-satu orang yang telah membuat teman-temannya jatuh dengan brutal. Mereka semua terjerembap jatuh ke bawah hanya dalam sekali pukul. Preman-preman yang tadinya berbadan besar bertato itu kalah dan jatuh bersujud tepat di depan kaki Galaksi.

Para anggota Ravispa yang sudah berdiri di belakang Galaksi meneguk ludahnya. Ada yang menganga takjub. Ada juga yang tersenyum bangga. Mereka semua sangat salut dengan Galaksi. Benar apa kata Galaksi tadi. Ia sanggup menghadapinya sendirian.

Seorang ketua geng dengan dasi diikat di kepala yang akan selalu diingat oleh teman-temannya karena pernah melindungi sekolah.

Kejora, Jihan, Lala dan Febbi masih syok di tempat. Susah mengambil napas karena apa yang dilakukan Galaksi. Para guru yang baru saja datang melihat sendiri Galaksi telah melindungi sekolahnya. Pak Dandang, Pak Maman dan Bu Dayu geleng-geleng kepala. Entah harus marah atau berterima kasih pada Galaksi.

"Pergi dari sini. Avegar dan Ravispa udah nggak ada. Jangan pernah ganggu sekolah gue lagi." Galaksi meninju ke bawah dengan besi panjang yang ia bawa. "PERGI!"

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang