30. MENJELANG BAZAR [REPOST]

545K 31.2K 5.3K
                                    

Jam Berapa Kamu Baca Part Ini? :p

Jam Berapa Kamu Baca Part Ini? :p

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

30. Menjelang Bazar

"Gal, kemana aja? Udah ditungguin juga daritadi sama yang lain."

Mona yang sedang duduk di kursi mengipasi wajahnya yang sedang berkeringat dengan kipas yang ia bawa. Perempuan itu kali ini rambutnya agak sedikit ungu bercampur warna rambut aslinya yang cokelat tua. Benar-benar tampak nyentrik dari warna kulit wajahnya. Galaksi yang baru memarkirkan motornya di depan lapangan Banteng menghampirinya. Ada sebuah tenda besar yang memanjang sudah terbangun di lapangan ini. Cowok itu juga melihat teman-temannya yang sedang bercanda sambil memasang banner. Ada juga yang mengambil potret diri alias selfie setelah banner itu terpasang.

"Tadi gue beli rokok bentar."

"Oohhh. Gak nyangka ya udah mau ulang tahun lagi Ravispa. Padahal rasanya kita baru aja gabung dulu," kata Mona.

Galaksi menarik senyum setelah duduk di sebelahnya. Sebelah lengannya berada di belakang kursi Mona. Mona menoleh sebentar pada Galaksi. Jarak sedekat ini membuatnya salah tingkah padahal Mona tahu kalau Galaksi bukan seperti ini padanya saja. Pada teman-temannya pun cowok ini juga bersikap sama hanya saja Mona ingin menikmatinya sebentar dan pura-pura tidak peduli atau memanipulasi diri sendiri bahwa cowok ini hanya berkelakuan seperti ini untuknya.

Bolehkah Mona merasakan hal itu saat ini?

Pada cowok yang duduk di sebelahnya ini. Mona sudah jauh-jauh hari menaruh hati untuk Galaksi. Biarpun Mona banyak punya mantan pacar bahkan ada yang lebih ganteng dari Galaksi tapi tetap aja Galaksi terlihat berkali-kali lipat lebih menarik daripada mantan-mantannya. Mungkin karena mereka sering bertemu atau karena komunikasi mereka selalu nyambung.

Atau bisa jadi karena Mona sama sekali tidak bisa menaklukan hati cowok ini.

Seandainya saja Galaksi membalas perasaannya.

"Ya. Waktu emang cepat berjalan tanpa kita sadari," kata Galaksi.

"Ceweknya yang dateng sekarang cuman lo aja?"

"Yang lainnya pada gak bisa. Wenda sama Zaskia ada acara," ujar Mona pada Galaksi. "Trus Ara, Reya sama Ines juga nggak bisa. Jadinya gue aja sendiri di sini." Mona menyebutkan nama teman-temannya. Cewek itu jadi susah menggerakan kepala karena Galaksi dekat dengannya. Sebesar ini efek yang Galaksi beri pada dirinya.

"Tenang, adik kelas pada makan di Bu Gendut kok. Ntar juga mereka sini."

"Oh gitu." Galaksi mengangguk sambil memasukkan kunci motornya ke saku celana. Gerakan itu membuat Mona mencuri pandang pada cowok ini. Seandainya saja cowok ini menaruh hati sedikit saja untuk Mona. Seandainya saja Tuhan mengabulkan doa-doa Mona agar Galaksi menyukainya. Tapi sepertinya, cowok ini hanya menganggapnya teman biasa. Ah, bukan. Teman yang harus dilindungi. Karena Galaksi sendiri, biarpun tahu kesalahan Mona yang terjadi berulang kali dan pernah sangat fatal namun keesokan harinya. Cowok ini pasti akan melupakannya.

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang