49%: New Day! New Hope!

Beginne am Anfang
                                        

"Apa kau tau siapa yang mendonorkan jantungnya untukku?"

Tembakan pertanyaan Taehyung membuat Jungkook mendongak.

"Siapa?" tanya Taehyung.

Jungkook tidak menjawab sepatah katapun.

"Apakah aku mengenalnya?" tanyanya lagi.

Rasanya, darah berhenti mengalir ke otak Jungkook. Anak itu tidak bisa berfikir walaupun terus ia paksakan. Tiba-tiba kepalanya sakit. Ia meringis menahannya bahkan saat Taehyung bertanya pun, Jungkook tidak menjawab.

"Hey! kau tidak apa-apa?"

Taehyung menggerakkan tubuh Jungkook dengan memegang bahunya. Jungkook terlihat kesakitan bahkan ia memukul kepalanya sendiri berkali-kali sampai Taehyung ingin memanggilkannya perawat namun Jungkook menolak.

"A—ada yang ha—harus ak— ah!"

Jungkook mengerang, ia turun dari kursi dan memilih berjongkok di lantai sembari terus memukul kepalanya.

"An—anak manja! hey! Jungkook-ah!!"

Taehyung tidak kalah panik apalagi saat melihat tetesan darah di lantai. Taehyung tau, Jungkook sepertinya memaksakan untuk berfikir sesuatu. Tangan Taehyung refleks mengambil ponsel diatas meja. Ia mencari nomor Jiseo kemudian menghubunginya.

"K—kau—"

"Maaf, jika kau tidak mau ku panggilkan perawat—"

"Akh! kenapa harus noona!!" kata Jungkook.

Jungkook berusaha berdiri dengan sisa tenaganya.

"Kau yakin baik-baik saja?" Taehyung nampak memeriksa keadaan Jungkook.

"Mmm! ta—tapi kau—terlanjur mengh—menghubungi Jiseo noona!" kata Jungkook.

"Dia akan kemari," kata Taehyung.

"Bodoh!" balas Jungkook.

Taehyung hampir saja memukul Jungkook jika anak itu tidak mengeluarkan sebuah surat dari dalam sakunya kemudian ia berikan padanya.

"Benda ini menyiksa noonaku," lirih Jungkook.

"Apa—ini?"

"Ak—aku harap k—au baik—baik sa—saja sete—setelah mem—membacanya," jawab Jungkook.

Perlahan, Taehyung membuka surat tersebut. Ia membaca kalimat per kalimat yang tertulis di lembaran besar berwarna putih di depan matanya. Taehyung diam, reaksinya beda dengan Jungkook yang langsung menangis kala itu. Hingga—

Taetae, aku harap kau mengizinkanku terus berdetak dalam dirimu. Ajak aku bermain bersama Jungkook, Seunghan dan yang lain. Terakhir, terima kasih banyak … kau sudah sangat baik padaku walaupun kita hanya bertemu beberapa kali,

"Kita juga bertemu dalam game yang sama, Jiminie, apa kau lupa?"

'tes!'

Jangan lupakan aku, aku akan sedih jika kau melakukannya. Sampaikan salamku juga untuk Jieun Noona. Dia sangat baik karena waktu itu dia membiarkanku menjagamu dan berbicara banyak padamu. Taetae juga harus menyayangi Jieun Noona seperti aku menyayangi Hani Noona dan Jungkook menyayangi Jiseo Noona. Ketahuilah, dia yang paling menderita saat kau koma. Dia menangis saat kau tidak kunjung membuka matamu. Aku mengawasimu, Tae … jangan bertindak bodoh lagi … masalahmu bisa kau selesaikan dengan kepalamu yang dingin.

Taehyung tidak sanggup, ia meremas suratnya kemudian membuangnya begitu saja ke lantai. Kedua tangannya menutup wajahnya. Ia takut, sedih, bahkan ia merasa bersalah pada Jimin.

 전 형제 [JEON SIBLING] × Jungkook [√] [DICETAK]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt