39%

2.7K 432 214
                                        

"Iya, tapi —"

"Jiseo-ya, kami mengandalkanmu … kau ketua di regu kami, jangan meninggalkan tanggung jawab karena urusan pribadimu,"

"Adikku sedang sakit, aku tidak bisa meninggalkannya," ujar Jiseo.

"Jangan jadikan adikmu sebagai alasan, kami sudah sering mendengarnya,"

"Yeoni-ya —"

"Jiseo-ya, kau harus datang … bakti sosial ini sangat penting," kata Yeoni.

Jiseo memijat pertemuan alisnya.

"Kau yang memberi gagasan dan kau sendiri yang tidak bertanggung jawab dengan gagasanmu," ujar Yeoni lagi.

"Baiklah baiklah … aku akan datang," kata Jiseo.

"Kami tunggu di kampus jam 4 sore," kata Yeoni.

"Hmm …"

Telepon segera mereka putus. Tanpa sadar, Jungkook sudah memperhatikan Jiseo sedari tadi sambil memeluk sebuah buku diatas kursi roda.

"Noona?"

"Kookie," Jiseo berbalik dan kaget saat Jungkook berada di belakangnya.

"Apakah kau akan pergi?" tanya Jungkook polos.

Jiseo tidak berani menjawab, ia hanya memandang adiknya yang masih senantiasa menatapnya menunggu jawaban keluar dari mulutnya.

"Pergilah, aku tidak apa-apa dirumah," ujar Jungkook.

Jiseo menunduk, sejujurnya ia tidak bisa meninggalkan Jungkook dalam keadaan seperti ini. Siang tadi, ia harus terpaksa izin pulang karena tiba-tiba pingsan saat pelajaran. Jungkook mengaku pusing dan kepalanya sangat sakit saat mengikuti pelajaran bahasa inggris. Alhasil, pihak sekolah menghubungi Jiseo agar menjemput Jungkook dan memeriksakan keadaannya.

"Aku akan menghubungi Seokjin-ah agar menemanimu," kata Jiseo.

Gadis itu lantas mengambil kembali ponselnya kemudian menghubungi kekasihnya. Saat telepon telah tersambung, Seokjin mengatakan bahwa ia masih harus mengurus beberapa hal dan kemungkinan jam 7 malam baru akan selesai. Jiseo mendengus, ia tidak mau meninggalkan Jungkook, terlebih lagi Jungkook harus kembali menggunakan selangnya untuk membantunya bernafas.

"Aku tidak bisa," kata Jiseo.

"Noona, aku sudah lebih baik daripada tadi siang," ujar Jungkook.

"Terakhir kau mengatakan itu dan kau harus melakukan operasi mendadak, huh?" kata Jiseo.

"Maafkan aku," Jungkook nampak menunduk, ia meletakkan buku di pangkuannya.

Jiseo lagi-lagi bingung dengan keadaan antara ia sudah terlanjur berjanji dengan teman kampusnya atau menjaga Jungkook di rumah dan berakhir dengan namanya sebagai ketua Tim harus dicoret juga resiko tidak mendapat riset untuk laporannya.

"Kemarilah Kookie, aku ingin memelukmu," ujar Jiseo.

Tanpa ada sepatah katapun, Jungkook memeluk kakaknya yang nampak lelah. Ia tau, kakaknya sangat menyayanginya lebih dari apapun, bahkan jika ia melarang kakaknya pergi, pasti Jiseo akan menurutinya. Tapi untuk sekarang, Jungkook harus membuang sifat manja dan egoisnya, ia harus membiarkan kakaknya melakukan apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya.

"Noona, pergilah … aku akan menunggumu di depan pintu dan memastikan bahwa kau masih melihatku baik-baik saja," lirih Jungkook.

"Tidak, Kookie … aku tidak akan tenang," balas Jiseo.

Jungkook ikut bingung, ia sendiri sebenarnya tidak yakin jika harus sendiri di rumah. Mungkin jika ada Seokjin, ia masih bisa ditinggal tapi sekarang …

 전 형제 [JEON SIBLING] × Jungkook [√] [DICETAK]Where stories live. Discover now