30 : Trust Me, Please! (2)

149K 10.1K 673
                                    

Gerry tidak bisa berhenti memikirkan sosok manis dan cantik, yang tak lain adalah Sarah. Sejak Shaila tinggal bersama orang tua kandungnya, Leo dan Jessica akhirnya mengambil dan mengadopsinya saat masih berumur 10 tahun di salah satu panti asuhan yang berada di sudut kecil Kota Shire. Mereka membesarkannya dengan begitu baik dan Gerry cukup berutang budi hingga menjadi seorang pengacara hebat seperti sekarang ini.

"Kau tersesat, Manis?" Gerry melihat seorang gadis kecil menangis di taman. Kedua tangan pendek itu setia memeluk boneka di dada. Gerry melihat gadis kecil itu ketakutan karena kehadirannya yang tiba-tiba. "Tidak apa-apa, Manis. Aku bukan orang jahat."

Gadis itu mengusap mata yang berair. Matanya yang jernih terlihat begitu indah di bawah cahaya temaram dan Gerry sempat terpesona dengan keindahan mata gadis kecil itu.

"Aku main petak umpet bersama dengan ehm aku tidak tahu nama anak laki-laki itu. Tapi aku kemudian tertidur, dan sekarang aku tidak tahu di mana anak itu." Gadis itu kembali menangis saat dia bercerita. Pipinya memerah dan indah.

Gerry tersenyum, "Apa kau ingin aku mengantarmu pulang?"

Sarah kecil menatap Gerry dengan polos, "Tapi anak laki-laki itu ...."

"Dia pasti sudah pulang. Lihat, sebentar lagi malam. Tidak baik gadis kecil bermain sampai malam seperti ini." Sarah kecil melihat ke belakang seolah-olah mencari seseorang, tetapi yang keluar hanya desah kesedihan yang lolos di bibir mungil. Sarah kecil akhirnya mengangguk. "Di mana rumahmu, Manis?"

"Mansion Alterio."

Entah takdir atau kebetulan belaka karena sejak saat itulah Gerry mulai mengenal Sarah, termasuk Shaila yang dulu sempat menjadi anak angkat ayah dan ibunya. Walaupun Sarah tidak mengingatnya, tetapi Gerry selalu ingat. Bahkan saat Gerry tanpa sengaja mendengar percakapan Sarah dengan salah satu pengasuhnya. Gerry tahu bahwa Sarah telah memiliki cinta pertama.

"Bibi, ayo ceritakan tentang Ibu. Aku ingin mendengar cerita tentang Ibu." Sarah kecil merajuk kepada sang pengasuh yang sibuk melipat pakaian di ruang khusus.

"Nyonya Shaila sangat cantik, baik, dan lembut, seperti Nona saat ini." Marta mencubit pipi Sarah yang menggoda.

"Lanjutkan!"

"Kebaikan dan kesabaran Nyonya membuat seorang pria yang terkenal dingin dan kejam akhirnya bertekuk lutut dan merendahkan diri untuk ...." Suara Marta sedikit tersendat, tetapi akhirnya kembali normal, " ... untuk Nyonya Shaila seorang."

"Siapa pria itu?" tanya Sarah polos.

"Tentu saja ayah Nona Sarah. Tuan Erick." Sekali lagi Marta mencubit pipi Sarah yang menggemaskan.

"Aduh sakit, Bi. Lalu?" Sarah mengaduh dan bertanya kembali seraya mengusap pipinya.

"Nyonya akhirnya dilamar Tuan Erick, yang tidak lain adalah cinta pertama Nyonya Shaila sendiri. Mereka akhirnya menikah dan buah cinta mereka ditandai dengan lahirnya gadis kecil nan cantik yang saat ini duduk di samping Bibi." ucap Marta.

Sarah tersenyum bahagia. "Apa itu cinta pertama?" Sarah kecil bertanya lagi.

"Cinta pertama adalah cinta yang sama sekali tidak akan hilang dari kenangan setiap orang ketika dia pertama kali merasakan getaran kecil di hatinya terhadap lawan jenis."

Sarah kecil mengerutkan kening, lalu berubah tersenyum setelahnya. "Kalau begitu aku juga akan menikah dengan cinta pertamaku!"

"Nona masih kecil."

"Aku juga memiliki cinta pertama. Dia laki-laki yang selama ini menolongku dan bermain denganku, dan dia sangat baik."

"Siapa nama anak itu, Nona?"

Tears of Sarah [21+] / Repost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang