24 : Percintaan (19+)

175K 9.4K 411
                                    

"Di mana Sarah?!" Wajah Karin menegang, menelan ludah susah payah, tidak percaya Steve membentak dan berbuat kasar seperti itu kepadanya, dan itu semua hanya karena Sarah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Di mana Sarah?!" Wajah Karin menegang, menelan ludah susah payah, tidak percaya Steve membentak dan berbuat kasar seperti itu kepadanya, dan itu semua hanya karena Sarah. "Haruskah kupaksa mulutmu itu untuk bicara?" Steve mencengkeram kedua pipi Karin dan menariknya hingga gadis itu berdiri seraya merintih.

"Sa-Sarah ... ada di ruang bawah tanah." ucap Karin sedikit tergagap.

"Apa maksudmu?" Steve berkata keras kepada Karin tanpa melepaskan cengkeraman.

Karin menjilat bibirnya yang kering, "Nenek menguncinya."

Steve merasakan darahnya mendidih. Giginya saling menggeretak dan Steve benar-benar ingin melampiaskan amarahnya kepada Karin. "Seorang bitch memang selamanya akan menjadi bitch. Dan itulah kau, Karin." ucap Steve sinis lalu didorongnya tubuh Karin hingga gadis itu terjatuh.

Karin mengepalkan kedua tangan karena umpatan yang menyakitkan itu. Steve baru saja memanggilnya jalang?

Steve benar-benar marah. Nenek dan Karin ternyata membohonginya. Misi untuk membuat Sarah menderita dengan menjauhkan gadis itu dengan Ayahnya adalah misi yang selama ini Steve pegang kuat-kuat. Bukan seperti ini yang Steve harapkan. Kalaupun Sarah harus menderita, hanya dia yang boleh melakukannya. Bukan orang lain!
Steve melepas kancing baju atas dan pergi meninggalkan Karin yang mengejarnya di belakang.

"Steve!" Steve mengabaikan teriakan Karin terus melanjutkan langkah pergi. Steve berjalan ke tempat parkir dan saat dia menemukan mobilnya, Steve tidak memperlambatnya.

"Hei, sekolah belum selesai!" seorang petugas yang sedang berjaga-jaga langsung bangkit mendatangi Steve, tetapi Steve lebih dulu masuk ke dalam mobil.

"Hei! Kau tidak boleh pergi!"

Steve mengabaikannya dan langsung menginjak pedal gas. Raungan keras mobil Audi membuat pria paruh baya itu menyingkir untuk menghindari mobil yang melaju cepat.

Steve tidak tuli. Dia masih mendengar kemarahan guru keamanan itu di belakang. Tetapi saat ini hanya Sarah yang menjadi prioritas utamanya. Pikirannya berkecamuk memikirkan Sarah. Sarah menghilang sejak dia menyuruhnya mempersiapkan pakaian.

"Kenapa kau masih duduk seperti orang bodoh? Kau seharusnya menyiapkan baju untuk suamimu." Steve melarikan tangannya menyentuh rambut Sarah. Dia melihat mata Sarah bengkak. Steve tahu bahwa Sarah menangis semalaman hanya karena keinginan untuk berbicara dengan ayahnya, dan ponsel Sarah yang telah Steve sita.

"Kenapa aku tidak boleh sekolah?" Sarah tampak ragu sebelum berbicara. Dia menundukkan kepalanya untuk menghindari mata Steve. Bulu matanya yang panjang dan tebal menjadi alasan mengapa Sarah terlihat lembut dan rapuh.

Tears of Sarah [21+] / Repost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang