27. Cinta Sarah (17+)

151K 9K 542
                                    

Setelah beberapa menit diam tak bersuara, akhirnya mereka sampai di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah beberapa menit diam tak bersuara, akhirnya mereka sampai di rumah. Steve membuka pintu dan keluar mobil lebih dulu, meninggalkan Karin yang tertinggal di belakang.

"Steve, tunggu!" Steve mengabaikan panggilan Karin. Mata Steve hanya fokus mencari dan melihat ke setiap sudut ruang. Sarah tidak ada.

"Mencari Sarah?" Rossie datang dengan keanggunan alami dari pintu teras sambil membawa secangkir teh hangat.
"Istrimu sedang bersenang-senang di halaman bersama Gerry.

Mata Steve langsung menggelap. Steve melempar tas dan barang yang dia beli ke sofa. Steve berjalan melewati Rossie dan seperti ucapan Neneknya barusan dia melihat Sarah sedang bersenda gurau dengan Gerry.

"Lihat, ternyata ketika kau tidak ada, Sarah mulai menggoda tamu baru kita." Karin memanas-manasi Steve di sampingnya.

Karin tersenyum ketika dia melihat wajah Steve telah berubah menakutkan. Tangannya mengepal dan otot di sekitar tangannya terbentuk tegang. "Sarah jarang sekali tersenyum, tapi melihat senyumannya kali ini, itu berarti Gerry telah membuatnya nyaman."

"Tutup mulutmu." desis Steve dengan nada sarkastik tajam. Seketika itu juga Karin diam. Steve menanggalkan jaket dan membuangnya ke lantai. Steve berjalan menghampiri Sarah.

"Jika kau menyukai bunga lili, aku akan meminta orangku untuk membawakannya untukmu." Suara Gerry terdengar lembut.

"Benarkah? Terima kasih, Mr. Gerry." Senyum cantik Sarah mengembang dan Steve melihatnya dengan perasaan tidak suka. Begitupun saat Gerry menatap Sarah dengan tatapan yang begitu dalam, seolah-olah laki-laki itu terpesona dengan Sarah.

"Panggil aku Gerry saja."

"Ta-tapi ...."

"Apa yang kau lakukan di sini, Sarah? " Steve menggeram seraya menarik lengan Sarah agar segera bangkit.

"S-Steve? Kau sudah pulang?" tanya Sarah tergagap.

"Kenapa? Apa kau tidak suka aku pulang ke rumahku sendiri?" sinis Steve.

"Kenapa kau bicara seperti itu? Kau sepertinya lelah, aku akan membuatkan minum―"

Steve memotong kata-kata Sarah dingin. "Aku tidak memerlukan apa pun. Aku hanya menginginkanmu. Sekarang." Genggaman tangan Steve turun ke jemari lentik Sarah yang tiba-tiba berkeringat.

"Steve, jangan kasa―" Gerry yang semula diam mengawasi mulai ikut campur.

"Tutup mulutmu! Kau hanya tamu di sini!"

Suara tinggi Steve barusan membuat jantung Sarah seolah melompat takut. Padahal sejak semalam Steve begitu lembut kepadanya. Seharusnya dia mendengarkan Steve. Sarah tidak bisa menyembunyikan rasa takut di wajahnya saat Steve menyeret masuk ke dalam. Langkahnya sedikit goyah saat Steve benar-benar membawanya masuk ke dalam kamar mereka.

Tears of Sarah [21+] / Repost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang