"Astaga! Kookie!"
Jiseo berlari masuk ke dalam kamar Jungkook, menyingkirkan kursinya lalu membantu Jungkook untuk duduk.
"Istirahat saja dirumah, arrasseo?" pinta Jiseo.
Jungkook menolak. Ia berontak ingin berdiri dengan sisa kemampuannya. Jungkook takut, jika ia tidak datang ... ia tidak akan bertemu Jimin untuk selama-lamanya..
Ia menghapus air matanya kemudian bejalan tertatih keluar. Jungkook tidak menghiraukan Jiseo yang kini menatap khawatir pada adiknya.
"Dia bahkan lupa dengan nyawanya sendiri," ucap Jiseo kala melihat tabung oksigen kecil diatas meja.
Jiseo lantas berjalan mengikuti Jungkook keluar setelah memakai hells hitamnya. Gadis berbalut mini skirt dan blazer hitam dengan riasan sederhana itu memasuki mobil setelah mengunci pintu rumah.
"Kookie, seat belt mu," pinta Jiseo lembut.
Jungkook berusaha memasang seat beltnya dan entah kenapa itu susah sekali. Tangannya bergetar, nafasnya pun tidak beraturan.
"Kenapa tidak bisa!!" Jungkook geram.
"Kemarikan, biar aku mem—"
"Aku bisa sendiri, noona!!!"
Suara bentakan Jungkook membuat Jiseo tidak jadi membantu memasangkan seat belt. Ia mengalah dan menunggu Jungkook selesai dengan seat beltnya sebelum mereka berangkat.
Mobil melaju cepat ke arah pemakaman yang letaknya cukup jauh dari Seoul. Sepanjang perjalanan, Jungkook hanya diam. Ia tidak berceloteh seperti biasanya, bahkan ketika Jiseo mengajaknya bicara pun Jungkook tidak menjawab. Akhirnya, hanya keheningan yang kini menguasai mobil hitam tersebut. Jiseo mengerti, Jungkook begitu terpukul karena kehilangan sahabatnya. Maka dari itu, Jiseo membiarkan Jungkook dan tidak mengganggu adiknya.
Sesampainya di pemakaman, Jiseo turun setelah memarkirkan mobilnya. Ia membukakan pintu untuk Jungkook dan membantu adiknya keluar dari dalam mobil.
"Kookie,"
Jungkook diam, ia menatap sendu mata kakaknya seakan akan ada air mata yang kembali menetes dari manik hitamnya. Jiseo menyentuh kedua pipi Jungkook. Ia mendongak balas menatap mata adiknya yang terlihat begitu menyedihkan.
"Hey," ujar Jiseo lirih.
"Mengapa dia datang jika dia harus pergi, noona?" balas Jungkook.
"Kookie ..."
"Aku tidak ingin memiliki teman lagi," ujar Jungkook.
Jungkook menyentuh kedua tangan Jiseo lalu menurunkannya. Ia berjalan tertatih melewati setapak menuju keramaian tempat dimana Jimin akan dimakamkan. Jiseo hanya diam, ia menatap punggung adiknya yang seakan mencoba terus kuat walaupun sebenarnya sudah hancur.
Tiba-tiba, Jiseo merasa ada yang merengkuh pundaknya. Ia menoleh ke arah kiri dan ternyata Seokjinlah pelakunya.
"Dia akan kembali, percayalah," ujar Seokjin.
"Aku—aku tidak tahan melihatnya seperti itu," kata Jiseo.
Seketika, Seokjin mengeratkan rengkuhannya. Ia membiarkan Jiseo menagis dan merelakan kemeja hitamnya basah oleh air mata kekasihnya.
"Jungkookie!"
Mendengar namanya dipanggil, Jungkook berhenti. Ia hanya menatap Seokjin dan Jiseo tanpa mengatakan apapun.
"Jiseo-ya, berikan ini padanya," pinta Seokjin sambil menyodorkan bunga pada Jiseo.
Jiseo menerima bunga tersebut lalu menghampiri Jungkook.
YOU ARE READING
전 형제 [JEON SIBLING] × Jungkook [√] [DICETAK]
Fanfiction[COMPLETE] [HARD SIBLING STORY] 20170812-20180601 Final Ending 20180617 - True Ending 190205 OPEN PO Fisik 10 September - 20 September 2020 "Aku hanya bisa membantumu mempertahankan hidupmu, bukan membuatmu tetap hidup"-Jeon Jiseo. "Noona, aku masih...
48%: Don't Tell Me Bye!
Start from the beginning
![전 형제 [JEON SIBLING] × Jungkook [√] [DICETAK]](https://img.wattpad.com/cover/119207564-64-k934232.jpg)