"Hidup adalah serangkaian kebetulan. Kebetulan adalah takdir yang menyamar."-----------
Satu minggu telah berlalu, artinya masa-masa MID semesterpun telah usai. Pagi-pagi sekali Jasmine telah bangun pagi tanpa dibangunkan Bunda atau kakaknya. Kali ini ia menge-set alarm ponselnya. Entah mengapa Jasmine sangat excited menyambut hari minggu yang insyaallah cerah ini.
Setelah shalat subuh, mandi dan berganti baju, Jasmine langsung turun ke bawah dan melihat Bundanya sedang menyiapkan sarapan untuk pagi ini.
"Morning, sayang." Ucap Endah ketika Jasmine menghampirinya di dapur.
"Pagi juga, bunda." Jawab Jasmine.
Tak lama, Zero datang dari kamarnya yang kemudian menuju dapur untuk mengambil minum di kulkas. Kebiasaan Zero meminum air dingin. Lalu, matanya seperti langsung membelalak lebar ketika ia melihat adik perempuannya yang telah bangun pagi lebih dahulu dari dia dan juga terlihat adiknya itu seperti sudah mandi.
Zero mendekat dan kemudian menatap Jasmine dengan penuh selidik dari atas sampai bawah.
"Kayak ada yang aneh gitu yah," Zero mengendus bau Jasmine dan kemudian ia mencium helaian rambut Jasmine.
"Apaan sih, kak." Ucap Jasmine risih dengan kelakuan kakaknya baru saja.
Zero menarik kursi di makan dan duduk disana."Tumben banget lo udah bangun pagi di weekend kek gini? Udah mandi juga."
"Kesambet apaan lo?" Tanya Zero penasaran dengan ketidakbiasaan adiknya itu.
"Bagus dong, Ro. Jasmine kan perempuan. Kalo perempuan itu harus terbiasa bangun pagi." bela Endah mejawab rasa penasaran putra sulungnya itu.
"Tau nih, su'udzon mulu lo!" Ucap Jasmine yang kemudian duduk di samping kakaknya itu.
Zero mendekat ke telinga Jasmine ia berbisik "lo mau ngedate yah sama pacar lo itu?" bisik Zero tepat di telinga Jasmine.
"WHATT?"
" Enggak kok enggak," Jasmine menggeleng.
Lalu, ketika Ayahnya, Matthew duduk. Jasmine terdiam seribu bahasa. Berharap Zero tidak mengatakan hal apapun pada ayahnya.
"Lo jujur ke gue atau gue kasih tau ayah nih?" bisik Zero dengan suara sedikit seperti ancaman, ia masih penasaran mau kemana Jasmine hari ini sehingga pagi-pagi sekali ia telah rapi.
Jasmine menghela nafas lalu berbisik pada Zero "iya, iya lo bener."
Zero tersenyum penuh kemenangan lalu mengelus rambut halus milik Jasmine.
"Jasmine,"
"Eh, iya yah. Kenapa?" Tanya Jasmine ketika namanya di panggil oleh ayahnya, Matthew.
YOU ARE READING
Your Mine My Mine
Teen Fiction#Rank 10 di kisahcintaremaja (16-5-18) #Rank 166 in teen fiction (8-4-18) #Rank 263 in teen fiction (1-4-18) #Rank 269 in teen fiction (2-4-18) #Rank 277 in teen fiction (31-3-18) "Karena lo itu milik gue MINE!" -Your "Jangan panggil gue MINE Your!"...