07. One day with before gone

24.9K 1.5K 20
                                    

Ujian adalah hal yang paling membahagiakan karena hari ini mereka pulang pukul 10 pagi. Rencana nya hari ini (Namakamu) akan menghabiskan waktu bersama Iqbaal sebelum laki-laki itu kembali ke US besok malam.

Di depan gerbang sekolah, (Namakamu) masih menunggu Iqbaal yang katanya baru bisa keluar dari rumah. Namun, meskipun Iqbaal baru bisa on the way ketika (Namakamu) pulang sekolah, (Namakamu) menunggunya pun tidak sendirian. Di depan gerbang sering kali ada adik kelasnya yang meminta foto bersama sebelum pulang.

Di sekolah memang (Namakamu) sudah terkenal berkat kecerdasan dan paras nya, jadi, tidak banyak yang heran jika disekolah ada beberapa adik kelas yang meminta foto. Bahkan mereka juga sudah tau mengenai dirinya yang terkenal tiba-tiba karena Iqbaal, alhasil semakin banyak lah yang mengenalinya.

Menyadari kedatangan mobil Iqbaal setelah hampir 25 menit menunggu, (Namakamu) pun menyudahi kegiatan foto-fotonya, saat ia hendak pergi menghampiri mobil Iqbaal, ada satu adik kelas yang kalau tidak salah namanya Sandra yang sudah menebak pemilik mobil yang menjemput kakak kelasnya ini.

"Kak, boleh minta foto sama Kak Iqbaal gak?" tanya Sandra kepada (Namakamu).

"Aku gak tau deh, bentar aku tanyain dulu. Tapi, kalo misalnya boleh jangan bikin keributan," jawab (Namakamu) lembut.

Setelah membuat kesepakatan (Namakamu) pun berjalan memasuki mobil Iqbaal, dia sedikit berbincang  kepada laki-laki itu untuk keluar sejenak agar adik kelasnya bisa mengabadikan momentnya bersama Iqbaal sebelum laki-laki itu kembali ke US.

Dan ternyata, Iqbaal keluar dengan senyum manisnya disusul dengan (Namakamu) yang baru saja meletakan tas ranselnya di jok belakang mobil Iqbaal.  Beberapa adik kelas pun berdatangan begitu melihat Iqbaal, namun dengan cepat Sandra melerai keributan itu dengan mengungkapan kesepakatannya dengan (Namakamu) tadi.

Kegiatan itu tidak berlangsung lama karena mereka juga harus pergi. Namun, biar begitu beberapa gadis yang menjabat sebagai adik kelas (Namakamu) sudah cukup senang mendapati seorang Iqbaal datang tanpa pengawal dan bisa meminta foto tanpa harus berdesakan.

Semua itu berkat (Namakamu).

Setelah itu mereka pun masuk ke dalam mobil dan bergegas untuk meninggalkan pekarangan sekolah. Iqbaal menekan klakson sekali, membuat para penggemarnya melambaikan tangan sambil mengucap 'hati-hati' dan lain sebagainya. Entah kenapa, semenjak ada (Namakamu), penggemarnya tidak se-fanatik sebelumnya, mereka teratur dan menempati janji untuk tidak membuat onar.

(Namakamu) membuka ponselnya, lalu menggerakan bibirnya membaca tulisan yang ada di ponselnya, sesekali dia menatap jalanan tanpa menghentikan gerakan bibirnya seolah menunjukkan kalau ia sedang menghafal sesuatu.

Menyadari akan hal itu Iqbaal pun menoleh, "ngapain sih lo?" tanyanya.

"Hafalan, buat besok," jawab (Namakamu) singkat.

Iqbaal terkekeh sambil mengacak rambut (Namakamu) dengan gemas.

"Iqbaal! Rusuh lo!" ketusnya.

Iqbaal hanya tertawa geli, dia mengajak (Namakamu) untuk makan siang lebih dulu sebelum melanjutkan perjalanan mereka yang masih awam ini, alias tidak jelas mau kemana.

Setengah perjalanan mereka di isi dengan (Namakamu) yang sibuk menghafal, setelah itu barulah mereka berbincang seperti biasanya. Seakan menyadari (Namakamu) langsung menoleh menatap Iqbaal yang sedang fokus mengendarai mobilnya sebelum akhirnya mereka berhenti karena lampu merah.

Sadar diperhatikan, Iqbaal pun juga ikut menoleh menatap dua bola mata berwarna coklat terang yang mampu memikat hatinya. Pandangan (Namakamu) selalu saja mampu meneduhkannya, bahkan sekalipun ketika (Namakamu) sedang marah.

Iqbaal adalah Iqbaalku [COMPLETED]Where stories live. Discover now