18. Dibatalkan.

91 25 29
                                    

📝📝📝

Sea Pov

Ujian Fisika.

Jika ujian begini siswa yang ada di kelas gue dibagi menjadi 2 kelas. Nama gue yang berawalan 'S' sudah pasti berada di kelas tambahan. Sedangkan Icul berada di ruangan lain. Sangat disayangkan karena gue jadi gak bisa nanya ke dia.

Ujian dimulai.

Kertas soal sudah dibagikan kepada 15 peserta ujian.

Ok gue siap bergumul.

Dengan perlahan gue membalikan kertas soal. Berharap soal-soalnya mudah. Atau setidaknya gue masih ingat cara mengerjakannya.

Kadang gue bisa ngerjain soal-soalnya. Tapi masalahnya gue sering salah pake rumus. Semoga kali ini tidak. Semoga saja gue bisa menggunakan rumus yang tepat.

Semoga mudah.. semoga mudah...

Tadaaa...

Ok saolnya sulit.

Sulit. Sulit banget!

Baca soalnya aja gue udah pusing, apalagi mau ngerjainnya.

Hedeh..

Ganbate!

20 menit...

30 menit...

Cakar sana, cakar sini..

Hitung...

Mengingat..

Sedikit pake jurus ngasal..

Melamun sebentar...

Dan begitulah cara gue menikmati waktu. Hehe.

Tapi syukurlah ada soal yang bisa gue kerjain. Jadi kertas jawaban gue jadi gak kosong. Memang kalo belajar pasti ada untungnya.

Dan menitpun berlalu. Berlalu begitu cepat.

Dari 7 soal gue udah menjawab 4. Itupun gue gak tahu akan benar.

Gue melirik guru Fisika yang sedang duduk sambil membaca lembaran kertas. Aman. Baru deh gue melirik Sky yang duduk di belakang gue.

Sky yang melihat gue langsung mengangkat kening tebalnya. Dan gue cuman geleng kepala. Yang artinya gue kesulitan.

"Ingat baik-baik!" ucap Sky tanpa suara. Wajahnya datar. Tanpa ekspresi depresi kaya gue. Dia pasti bisa menjawab soalnya dengan mudah.

"Nomor 7. Gue gak tahu.." balas gue dengan muka masam.

"Pakai rumus yang gue ajarin.."

Gue mencoba mengingat lagi.

Masih sulit.

"Rumus yang mana?" gerak bibir gue dengan kecil.

Lihat ekspresinya. Kini telah berubah menjadi kesal. Kekekekk.. siapa suruh mau sekongkol sama gue. Huh..

Sky menulis sesuatu di lembar cakarannya, lalu menunjuk yang ia tulis itu tanpa mengatakan apa-apa.

Dengan gerankan tidak mencurigakan gue bersandar dan kepala gue miring sedikit ke samping, sedang bola mata gue mengarah tepat ke kertas cakaran itu.

Sky And SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang