16. Yes or No?

109 24 32
                                    


🍍🍍🍍

Sky keluar dari kelas dengan alasan akan ke toilet, padahal ia ingin menemui Chalista setelah ia menerima pesan dari Chalista. Katanya ada sesuatu yang ingin Chalista bicarakan.

"Mau ngomong apa?" tanya Sky setelah ia sudah bertemu dengan Chalist di samping kelas XII Bahasa 1. Yang notabene adalah kelas Chalist.

"Gue tau lo cuman pura-pura."

"Maksudnya?"

"Jangan bodohin gue. Gue tau lo sukanya cuman sama gue. Lo gak mungkin pacaran sama cewek itu. Lo cuman cemburu kan kalo gue sama Andro?"

"Lo yang cemburu Chalist!"

"Gue gak cemburu. Gue cuman gak mau aja lo tipu."

"Kenapa? Apa urusannya sama lo?"

"Sky!" Chalista memegang pundak Sky, "Lo gak mungkin bisa secepat itu lupain gue." lanjut Chalista dengan percaya dirinya.

"Lo beneran cemburu." Sky menyingkirkan tangan Chalista dari pundaknya, "tinggalin Andro sebelum terlambat." sambung Sky lebih percaya diri.

Keduanya memang sama-sama sudah kehilangan akal. Entah hubungan bagaimana yang mereka inginkan.

"Gue udah bilang gue gak cemburu, dan gak bakal."

"Ok." Sky mengangguk paham, "mulai sekarang jangan urusin urusan gue."

"Sky lo__"

"Jangan ganggu gue lagi. Gue udah punya pacar, gue gak mau pacar gue salah paham." kata Sky lalu pergi. Perkataan ini sama persis yang diucapkan Chalista beberapa hari yang lalu.

"Gue tau lo bohong." Chalista tidak ingin meninggalkan Andro pacarnya. Tapi ia juga tak rela kalau Sky pacaran dengan orang lain.

Egois bukan?

🍍🍍

Sea sibuk merapikan buku-bukunya dan menaruh ke dalam tasnya.

Hahhh... akhirnya pulang sekolah juga.

"Ayo kita pacaran." bisik Sky sambil menutup bukunya.

"Hah???? Gila lo..."

"Shhht.."

Sky menelan salivanya. Dia sudah memikirkan ini dengan matang.

"Cuman di depan Chalista." suara Sky masih pelan.

"Gila." Sea segera keluar kelas mengabaikan omongan Sky.

"Gak bakal ada masalah." Sky mengikuti langkah Sea.

"Gila."

"Lo cukup jadi pacar pura-pura gue kalo ada Chalista. Dan anak-anak sekolah gak bakal tahu. Tenang saja." Sky melirik sekitar, dan untunglah ini masih sunyi.

"Gila."

"Apa tak ada kata lain selain gila??"

"Tidak waras." Sea berhenti dari langkahnya dan menatap Sky sinis.

"Hey. Gue cuman terpaksa. Kalau boleh pilih orang lain gue bakal memilih orang lain. Setidaknya yang lebih tinggi. Terpaksa milih lo karena kemarin itu terlanjur gue bilang lo itu pacar gue." ungkap Sky dengan jujur dalam hati.

"Cuman karena Chalista lo jadi kayak gini?" Sea tersenyum menghina lalu pergi. Sky sudah tak mengejar, ini sudah ramai.

Dia sudah kehilangan akal sehat. Pacaran? Hahh... pikirannya sudah dicuci oleh kecemburuan. Seenaknya kalo ngomong.

Sky And SeaWhere stories live. Discover now