🍦🍦🍦
Sea terbaring di atas tempat tidurnya. Kakinya masih terasa keram akibat dihukum lari. Belum lagi malunya itu. Malu di lihat banyak orang, dan ditambah hanya dia yang tidak buat PR di kelas.
Haish..
Sea mendengus kesal ketika mendengar bel rumahnya berbunyi tak henti.
"Siapa sih?" Sea meraih hpnya dan mengabaikan bunyi bel itu.
Namun sepertinya tamu itu tidak tahu diri.
🍦
Sky tetap memencet bel, karena Sky tahu Sea ada di rumah. Hanya asal menebak sebenarnya.
Awalnya Sky tidak ingin datang, namun rasa bersalah terlalu mengganggunya. Dia jadi tak bisa istirahat jika mengingat tatapan Sea tadi siang. Bahkan ketika ia mencoba memejamkan mata, malah wajah Sea yang ada.
Tatapan Sea yang menakutkan.
Ketika Sky ingin memencet bel tak di sangka Sky, Sea ternyata membuka pintu.
"Mau apa lo?"
"Aaaa.." Sky berteriak kaget sambil menyapu dada bidangnya.
Sea menatap tajam tamu sialannya itu.
"Eeee.." Sky berbalik membelakangi Sea. Minta maaf dan tidak minta maaf ternyata sama menakutkannya. Sky dengan pelan memutar kepalanya, dengan niat ingin minta maaf. Dengan kerennya Sky menatap Sea.
"Hahh males.." Sea menutup pintu yang dengan cepat kaki kanan Sky menahan pintu agar pintu itu tidak tertutup.
Sea tak akan luluh pada pesona seorang Sky.
Mereka adu pandang. Sea tetap mencoba menutup pintu, dan kaki Sky tetap dengan kuatnya menahan pintu.
"Pulang sana. Lo gak tahu kalo gue benci banget sama lo?"
"Lebih baik kita bicara di dalam."
"Bicara? Heh, males banget gue bicara sama lo. Sana pergi!!!" Sea tak lagi dengan niat menutup pintu. Ia menaruh kedua tangannya di pinggang. "Sana bicara saja sama Chalista."
YOU ARE READING
Sky And Sea
Teen Fiction#4wettys2019 Cinta seperti berlian. Sesuatu yang berharga, yang tidak bisa dimiliki semua orang. -Sky Cinta itu seperti bumbu penyedap rasa. Tanpa bumbu itu, makanan gak bakal enak. Tapi kalau berlebihan atau kurang, mending gue ganti makanan ya...