4. is that you?

268 103 159
                                    

🍃🍃🍃

Author Pov

Ruangan kelas XII IPS 1 adalah satu-satunya kelas yang masih ada penghuninya. Padahal jam belajar mengajar telah usai dari beberapa menit yang lalu. Dan lihatlah muka depresi Lovi, dia sangat menyesal menjadi bagian dalam kelasnya ini.

Guru yang ada di dalan kelas mengacuhkan wajah-wajah kesal, memelas, dan depresi seperti yang Lovi perlihatkan.

"Tidak ada yang boleh pulang sebelum selesai mencatat!" itu yang ia katakan berulang-ulang, seakan menjawab semua pertanyaan lewat ekspresi itu.

Sementara Lovi bersikuku dengan pelajaran sejarah, kedua sahabatnya yang menunggunya di depan kelas malah asik bercanda yang selalu di barengi dengan tawa. Hal ini yang membuat Lovi semakin tak konsen mencatat karena darah keponya telah naik.

Lagi ngomongin apasih tuh dua anak?

🍃

Sea Pov

Barusan gue ditegur sama guru yang ada di dalam kelas Opi, dan itu berkat Icul. Katanya gue terlalu berisik. Etdah, lagian tuh Ibu udah pulang sekolah juga, masih aja nyuruh mereka mencatat. Tanpa tuh ibu sadar, dia sudah korupsi waktu. Iya gak?

Oh, lupain tuh ibu, kali ini gue lagi seneng banget. Tadi sih Sky enggak masuk kelas sampai kelas berakhir. Yuuu..

"Sumpah yah Cul, gue berharap pake banget, semoga sih Cloudy gak masuk-masuk kelas sampe gue lulus."

"Cluody?"

"Itu.. Sih bule songong?! Sky, siapa lagi!!!"

"Serius?" Icul memasang ekspresi yang tak mudah ditebak. Mana keliatan jelek lagi.

"Apaan sih Cul? Kok gue jadi takut sih?"

"Ya abisnya lo, udah jadi pelupa gini. Semuanya aja lo lupa. Semuanya aja lo gak kenal. Gak-papa Sey, lo lupa sama gue atau Ovi, tapi..."

"Tapi apa?" sumpah demi namaku, gue penasaran banget.

"Yaahh... Tapi masa lo lupa sama sahabat lo. Sahabat dari lo masih ompong Sey. Orang yang selalu bareng lo di mana pun and kapan pun waktu lo di sini."

"Maksud lo apa? Masih ada yang lain? Teman kecil? Deket banget emang? Siapa? Di kelas mana?" gue antusias banget kalo bicara tentang teman masa kecil. "Gue pernah lakuin kenakalan apa ke dia?" pertanyaan ini harus selalu ada ketika gue bertemu teman masa kecil, tau lah gue waktu kecil anaknya kayak apa.

"Ogeb.. Ogeb.." Icul menggelengkan kepala. "Ya kita lagi bahas siapa?" lanjutnya mengagetkan gue.

"Sky?" tanya gue ragu-ragu.

Kok Sky sih?

"Udah pelupa, bego lagi. Serakah lo."

Njirrr.. ucapannya tulus banget lagi.

Terlihat tak ada dusta di matanya.. Shyt..

"Sky... Lo kan deket banget sama dia dulu. Masa lo lupa? Malahan lo lebih deket sama dia ketimbang sama gue ato Ovi."

"Ngaco lo.." gue tertawa hambar.

Tapi memang sih, tadi pas pertama bertemu mukanya tuh familiar banget, tapi karena sikapnya yang kasar, jadi gue langsung ngebuang pikiran gue jauh-jauh kalo gue kenal sama dia.

Sky And SeaWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu