03. Langit Tidak Menurunkan Hujan Bersamaan

Start from the beginning
                                        

Vanessa pergi ke ruang osis sendiri dan dengan rasa terpaksa karena Irshal menyuruhnya pergi. Mau tidak mau, jadwal makan siang Vanessa ditunda karena si Irshal sialan.

Setelah sampai di ruang osis, Vanessa binggung harus menanyakan pada siapa, yang Vanessa tau anggota osis itu banyak dan yang ia kenali hanya satu, Irshal saja. Iya, hanya satu, tidak ada lagi. Vanessa tidak punya banyak teman di sekolah, dia memilih untuk hidup di lingkungan kecil.

Saat Vanessa bingung, celingak-celinguk sendiri di luar ruang osis lalu ada ketua osis yang langsung menegurnya. Vanessa tentu saja tau dia siapa, siapa yang tidak kenal Kak Raga.

"Eh, ngapain kamu celingak-celinguk di depan ruang osis?"

"Eh maaf Kak, ini mau ketemu sama Irshal. Soalnya tadi aku di suruh ke sini tapi bingung Irshal nya ada di mana."

"Oh yaudah masuk, ikutin saya. Saya tunjukin."

Vanessa mengikuti Kak Raga lalu berhenti di meja Irshal yang sedang sibuk membaca kertas yang entahlah apa yang dia baca.

"Shal, nih ada cewek nyariin," ucapnya lalu langsung beralih pada meja lain.

Mendengar suara Kak Raga, dengan cepat Irshal mendongak. "Oh iya, makasih ya Kak."

Mata Vanessa sibuk melirik setiap sudut ruangan, ia merasa asing sendirian di ruangan ini. "Shalll duh, kamu ngapain nyuruh aku ke sini sih?" tanya Vanessa pada Irshal.

"Oh ini Sa, gue mau minta tolong..."

"Minta tolong apa?"

"Ini bawain buku tugas sama buku catatan kelas kita. Gue gak bisa soalnya ada proposal buat event nanti dan harus selesai hari ini juga," kata Irshal sambil memberikan dua tumpuk buku.

"Kamu gila? Ini tuh banyak bangettt, aku mana mungkin kuat bawa semua ini sendiri shalll..."

"Ya abis gimana, gue kalo gak lagi banyak tugas sama gue dibawanya."

"Kenapa harus aku?"

"Karena gue ingetnya lo bukan yang lain. Lo kan temen sebangku gue yang paling baik, cantik, rendah hati, rajin menabung, tidak sombong."

"Tap-" ucapan Vanessa terpotong oleh Salman, ketua tim basket sekolah yang sejak tadi duduk tak jauh dari mereka.

Vanessa bengong, ada Salman di depan wajahnya. Crush Vanessa ada di depan matanya. Sebetulnya bukan Derrel yang selama ini ia kagumi, tapi Salman. Membuat mendadak debaran jantung ini menari-nari.

"Ada apa berisik?" tanya Salman.

"Maaf Kak, ini temen saya mau bawa buku ini ke kelas jadi harus agak berisik dulu," jawab Irshal.

Salman melihat ke arah buku, lalu melirik ke arah Vanessa secara bergantian. "Dia? Cewek ini? Bakalan kuat gitu? Ini banyak loh bukunya"

"Nah, itu masalahnya Kak, temen saya gak kuat bawa bukunya, tapi saya lagi nyelesein proposal jadi barusan agak ribut dikit."

"Yaudah kalo gitu, saya bantuin aja yah."

"Eh ini beneran kak? Gapapa?" tanya Irshal memastikan.

"Iyah gapapa santai aja, kebetulan mau ke bawah juga, sekalian," ucapnya sambil membawa satu tumpuk buku.

With or Without YOU 🍒 (END)Where stories live. Discover now