35| Kumohon Jangan membuatku khawatir

855 128 1
                                    

Budayakan vote sebelum membaca dan budayakan comment setelah membacanya!!!

Selamat membaca ^_^


Semua orang yang sedang berada di kolam renang berkumpul di satu titik termasuk guru olahraga mereka juga. Mereka berkumpul di tempat setelah mendengarkan teriakan dari teman mereka.

Rio yang mendengarkan jeritan Rahma langsung berlari kearahnya begitu juga dengan Gabriel.

"To-tolong Naira.. Siapapun tolong, Naira itu gak bisa renang," ucap Rahma. Jika saja Rahma bisa berenang, ia lebih baik terjun langsung menolong sahabatnya.

Rio tanpa pikir panjang langsung menyeburkan dirinya ke kolam renang itu. menolong Naira. Ia menggapai tangan Naira dan mengangkat tubuh Naira yang pingsan ke tepi kolam.

Rahma mengigil ketakutan melihat wajah sahabatnya pucat, ia menyalahkan dirinya jika saja ia berada dengan Naira terus pasti semua ini tidak akan terjadi. Gabriel yang melihat pacarnya berekspresi seperti itu, tahu akan yang pacarnya alami. Ia pun mengusap lembuk bahu Rahma, menenangkan dan membisikkan bawa Naira akan baik-baik saja.

Rio tidak tahu ini akan terjadi. Ia terus membangunkan Naira yang sudah pucat. Ia khawatir terjadi sesuatu yang tidak baik pada pujaan hatinya ini. Rio terus melakukan CPR pada Naira diikuti dengan intruksi dari Pak Agung. Ia terus menekan-nekan dada Naira, mengeluarkan air kolam berenang. Ia tak habis pikir, kenapa Naira bisa berada disini. Bukannya ia tahu jika dirinya tidak bisa berenang?

"Kasih nafas buatan saja, Rio." Intruksi dari Pak Agung membuyarkan pikirannya mengenai apa yang terjadi dengan Naira. Ia memikirkan ucapan Pak Agung. "Hah? Yang benar, pak?"

"Cepatlah! Supaya air yang ia telan keluar semua."

Dalam pikiran Rio, ia berpikir ulang untuk melakukannya atau tidak. Tapi jika ia tidak melakukannya, Naira tidak bisa selamat. Akhirnya ia pun mendekatkan wajahnya dan menjepit hidung Naira lalu memberinya nafas buatan. Sekali-dua kali ia melakukannya tapi tetap saja Naira tidak bereaksi apapun. Ketiga kalinya baru berhasil.

Sandra yang melihat itu menggeram tidak suka. Harusnya ia yang berada diposisi Naira tapi tetap saja ia tidak mau tenggelam. Sandra pun melotot tidak suka pada Vaniska dan membisikkan kata-kata padanya. "Lo gagal, Vaniska! Rencana lo ini malah ngebuat Rio ngelakuin itu dan gue gak suka!" geram Sandra pada Vaniska yang mengendikkan bahunya.

Vaniska tidak tahu jika rencananya akan seperti ini, ia berpikir Naira akan mati tenggelam tanpa ada satu orang pun yang menyelamatkannya. Tapi gara-gara orang yang disukai partnernya ini semuanya gagal dan Naira selamat sekarang. Vaniska mendecih dan lagi, ia sudah melakukan semuanya malah Sandra menggeram padanya.

"Lo gak ngelakuin apa-apa jadi diamlah Sandra. Lagian semua rencana gue gagal gara-gara orang yang lo suka! Kalau gak ada dia, mungkin Naira sudah mati sekarang," bisik balik Vaniska pada Sandra yang masih menatapnya tidak suka.

"Dan hentikan tatapan lo itu, gue gak suka ngeliatnya." Vaniska balik menatapnya tajam tapi tak membuat Sandra ciut. Ia malah santai menanggapi tatapan itu.

"Gue lebih gak suka rencana lo yang malah bikin Rio tambah dekat dengan Naira!" seru Sandra.

***

Air. Semuanya yang Naira tahu hanyalah air disekelilingnya. Ia tahu ia tenggelam dan mungkin saja akan mati menyusul kedua orangtuanya di akhirat saja tapi mengapa ia masih bisa merasakan seseorang menarik tangannya dan mengangkatnya walau samar-samar ia rasakan. Tubuhnya sudah lemas dan kakinya kram. Ia tak tahu lagi ke depannya ia bagaimana.

Mr. Rain [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang