10| Canggung

1.7K 178 0
                                    

« Selamat Membaca »

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

« Selamat Membaca »



Rio langsung menjalankan mobilnya. (daripada diteriakin sama yang di belakang).

Di perjalanan suasana amat canggung karena kejadian yang tadi. Mereka saling diam-diaman saja. Entah apa yang dipikiran mereka.

"Ekhem.." Dehem Rio menetralkan suasana yang ada di mobilnya tetapi Ira masih membuang mukanya ke jendela menghiraukan Rio.

"Ekhem ekhem.." Dehemnya lagi, Naira lalu menolehkan wajahnya.

"Kenapa?" Tanya Naira dengan suara yang pelan. "Lo sakit tenggorokan, ini gue ada permen kalo lo mau." Mengobrak-abrik tasnya lalu memberikan sebungkus permen pada Rio.

Rio melihat Naira lalu, "Gak usah Ra, gak sakit kok tenggorokan gue." Ucap nya lalu memandang kearah depan lagi.

Naira hanya membulatkan bibirnya saja 'O' lalu melihat kearah jendela lagi, pemandangan jalan.

Mereka berdiaman lagi

"Emm, Ra??" Ucap Rio memulai pembicaraan, kalau boleh jujur Rio tidak suka suasana saat ia harus berdiaman dengan sang pujaan hatinya, Naira.

Naira menolehkan wajahnya kembali "Ya?" Menelengkan kepalanya kearah samping dan berekspresi bingung tapi Rio yang melihat itu langsung buang muka lagi.

"Ah, jangan pasang ekspresi begitu, manis sekali!!" Inner Rio di dalam pikirannya.

Naira yang melihat Rio membuang mukanya, ia merasa heran. "Kenapa dengannya?" Ucap Naira dalam hati.

Merasa tidak ada tanggapan oleh Rio, Naira pun menghadap jendela kembali.

Setelah menetralkan perasaannya Rio menoleh kearah Naira yang menghadap jendela sembari ia melihat depan juga (nanti kalo gak lihat depan bahaya dong!!).

"Emm, Naira?" Panggil Rio kembali. Naira hanya bergumam saja karna keasikan melihat pemandangan jalan.

"Ehm, Ra.. Gue gak tau dimana rumah lo!" Ucap Rio dan Naira langsung menoleh kepadanya dengan ekspresi kaget.

Doeng

"Heh??"

Rio yang melihat ekspresi Naira hanya cengengesan saja. "Kenapa lo gak bilang dari tadi?!" Tanya Naira kepada Rio.

"Hehe.. Kan tadi suasananya gak mendukung banget buat bertanya," Ucap Rio yang masih cengengesan.

Naira mendengus sebal. "Nanti ada pertigaan terus belok kiri aja!" Tunjuknya. Rio pun mengangguk.

Dan saat sudah mencapai pertigaan belok kiri lalu "Nah rumah cat putih itu, berhenti disitu, io!" Tunjuk Naira kembali.

"Okay."

Sudah sampai didepan rumah yang sederhana tapi tampak nyaman bagi yang melihatnya maupun pemiliknya.

Naira menatap Rio. "Makasih ya udah nganterin gue!" Ucapnya lalu tersenyum.

"Sama-sama," Balas Rio.

Naira membuka sabuk pengamannya dan membuka pintu, saat ingin keluar tangannya digenggam oleh Rio tiba-tiba, Naira langsung menoleh. "Kenapa lagi?" Tanya Naira menatap Rio bingung.

"Em.. Minggu ini lo ada acara gak?" Tanya Rio menatap Naira.

"Kayaknya gak ada!" Jawab Naira seadanya.

Rio langsung tersenyum "Gue jemput ya hari minggu jam 8 pagi!" Ajak Rio.

Naira langsung pasang muka bingung. "Huh?"

"Gak pake penolakan!!" Ucap Rio kembali. Naira hanya bisa pasrah saja lalu keluar dari mobilnya Rio.

Setelah menutup pintu "Dah dah Ra, gue pamit duluan ya!!" Melambaikan tangannya lalu pergi melajukan mobilnya.











To be continue...

Part 10!

Aah, maaf ya kalau biasa aja, author lagi gak mood nih!! Selamat membaca ya, jangan lupa vote dan comment biar meningkatkan mood nya author.

Terimakasih bagi yang sudah membaca, menvote. Terimakasih atas dukungannya.

Mr. Rain [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang