6| Kenalan?!

2.1K 215 17
                                    

« Selamat Membaca »

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

« Selamat Membaca »



Mereka semua akhirnya berkumpul di ruang BK ini, membuat Pak Hendrawan memijat pelipisnya karena pusing melihat semua anak murid berkumpul di ruangannya.

"Kenapa kalian berdua tiba-tiba kemari?" Tanya pak Hendrawan.

"Kami ingin keadilan.." ucap Rio dan laki-laki satunya bersamaan. Rio langsung memandang tajam orang tersebut dan dihadiahi senyuman mengejek oleh laki-laki tersebut.

"Keadilan apa?" Tanya bapak itu kembali.

"Naira tidak bersalah pak, jadi jangan menghukumnya!" Jawab Rio tegas.

"Kamu punya buktinya?" Rio langsung bingung.

"Tapi saya yakin ia tidak bersalah pak," Kata Rio kembali.

"Saya tidak bisa mentolerir nak Rio, mereka jelas-jelas bersalah!" Ucap pak Hendrawan.

"Saya punya buktinya pak!" Ucap laki-laki yang seumuran dengan Rio itu. Rio langsung memandangnya tidak suka.

"Entah mengapa gue merasa lo kayak di rebutin oleh dua cowok Ra," Bisik Rahma ke Naira yang di balas pelototannya.

"Mana buktinya?"

"Cctv."

"Huh? Cctv!?" Ucap Rio tidak yakin.

"Rekaman Cctv itulah yang menjadi bukti bahwa mereka tidak bersalah, melainkan Sandra yang bersalah dan itu menyebabkan Rahma temannya Naira ini menamparnya," Jelasnya. Rahma dan Naira menyetujuinya.

"Iya pak, kita bisa lihat rekaman cctv itu! Dan membuktikan bahwa saya dan Naira tak bersalah. Tak mungkin kami melakukannya tanpa sebab, pak." Ucap Rahma menyetejui perkataan laki-laki tersebut.

"Baiklah, kita akan lihat rekaman cctv itu." Kata pak Hendrawan.

"Tapi pak, rekamannya hanya bisa di ambil besok sore!"

"Kenapa tidak bisa hari ini?" Tanya Rio.

"Meminta rekaman itu dengan pengurus sekolah tidaklah mudah Rio Bramastya!" Ucap laki-laki itu. Rio menggertakkan giginya. Ia terlihat seperti orang bodoh.

"Itu benar sekali, saya juga akan mengurus tentang masalah ini. Dan sebaiknya kalian kembali ke kelas masing-masing karena jam istirahat sebentar lagi habis," Ucap pak Hendrawan.

"Baik pak!" Ucap mereka. Mereka pun keluar dengan perasaan campur aduk.

"Naira, ayo kita kembali kekelas!" Ajak Rahma.

"Tunggu bentar." Naira langsung berlari pelan menghampiri laki-laki yang sudah menolongnya tadi.

"Ehm, terimakasih," Ucap Naira pada laki-laki tersebut. Dia membalasnya hanya tersenyum saja. Rio yang melihat itu mengepalkan tangannya erat.

"Kalau boleh tau, namamu siapa?" Tanya Naira.

"Kenapa tiba-tiba menanyakan namaku?"

"Hanya ingin tau saja, kalau gak mau ngasih tau ya sudah!" Ucap Naira. Dia ingin pergi tapi ada yang memegang tangannya.

Naira memandangi tangan yang di pegang laki-laki itu.

"Alvin Rafa Ardiano.." Menatap Naira begitu pula sebaliknya.

Mereka saling bertatapan menelisik manik mata satu sama lain hingga beberapa menit kemudian suara deheman mengalihkan pandangan mereka.

"Ekhem-ekhem," Dehem Rio menatap tak suka.

"Huh!?" Naira tersadar dari pandang-memandangi. Alvin juga berdehem.

"Panggil gue Alvin aja," Katanya.

"Ah iya.." Balas Naira menggaruk tengkuknya.

"Kita perlu berbicara, Alvin!" Seru Rio menekan setiap katanya.

"Baiklah, sampai jumpa nona manis," Alvin tersenyum melambaikan tangan lalu langkahnya pergi mengikuti Rio.

Naira melihat punggung Alvin sampai  pemilik tubuh itu menghilang di balik persimpangan sekolah meninggalkan Naira yang bingung sendiri dengan dirinya.

"Woy!"

"Eh iya." Kaget Naira.

"Jangan di liatin terus nanti baper!" Goda Rahma. Naira hanya membalasnya tersenyum saja.

















To be continue..

PART 6!!! Aah, akhirnya udah part 6, selamat membaca part ini. Maaf kalau dikit dan banyak typo. Jangan lupa vote and comment ya!!

Makasih atas dukungannya ya.

Mr. Rain [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang