29| Mimpi Buruk

1K 149 0
                                    

Tekan tombol bintang ya kawan-kawan ^_^

Terimakasih sudah membaca ceritaku!!

Awas typo bertebaran..


^Kring Kring^

Bel masuk menyelamatkan Naira dan dua cowok itu. Mungkin Naira harus berterimakasih pada guru yang bertugas piket hari ini, karena menyelamatkannya dari situasi yang mencengkam tadi.

"Awas aja lo!" desis kedua cewek itu pada Naira.

Naira tak ambil pusing, ia menyetakkan kedua tangan yang ada di bahunya lalu masuk ke kelasnya tanpa bicara apapun.

"Haish, bel sialan!" umpat dua cowok itu karena bel mereka tidak bisa mengajak Naira ke kantin dan karena dua cewek reseh itu juga sih.

Semua murid yang menonton kecewa mendengar bel berbunyi, mereka pada bubar. Hari ini semuanya berjalan dengan lancar di SMA Sendralaya 01 Jakarta Selatan. Naira juga menjalani sekolah seperti layaknya murid lainnya, walaupun di kelas ia tak nyaman mendapat tatapan tajam dari dua orang, Vaniska dan Sandra. Tapi ia mencoba mengabaikannya dan fokus ke pelajaran yang diterangkan guru di depan.

Setelah melewati semuanya dengan pelajaran yang menguras otak bagi semua siswa yang kurang pintar tapi tidak bagi yang pintar, bel pulang pun berbunyi membuat semua murid bersorak riang di dalam hatinya. Mereka mulai menyusun jadwal kegiatan apa saja yang akan mereka lakukan setelah pulang nanti. Termasuk dengan Naira, ia tersenyum tipis membayangkan ia bisa istirahat hari ini tapi sepertinya keadaan berkehendak lain. Setelah Rahma pamit pulang karena ia bareng Gabriel. Naira dicegat oleh dua cewek yang tidak menyukainya. Vaniska dan Sandra.

"Ikut kita sekarang!" hardik Vaniska lalu menarik pergelangan tangan Naira dengan kasar. Sandra mengikutinya dari belakang.

Sekarang ini mereka sedang berada di gudang sekolah yang jarang di pakai dan di kunjungi oleh murid maupun guru karena bangunan ini sudah tidak layak untuk di pakai. Sandra mengunci mereka dari dalam.

"Lepasin, Vaniska.. Sakit!!" menyentak tangan yang memegang kuat pergelangan tangannya. "Kalian ngapain sih bawa gue kesini?!" Naira menatap tajam mereka.

"Oo.. Lo takut Naira?" ini bukan pertanyaan tapi ejekan yang dilontarkan Sandra.

"Hahaha.. Liat niska! Tikus kecil kita ketakutan, ululuh..!!" ejek Sandra mencengkram dagu Naira.

"Gue bilang lepasin Sandra!" menyentak tangannya yang berada di dagunya.

"Gue gak takut ya! Gue gak takut sama kalian!" desis Naira menatap tajam mereka.

"Ooh, lo mulai berani ya?!" bentak Vaniska mendorong Naira sampai terjatuh.

"Sebenarnya apa sih mau kalian, gue mau pulang! Jadi please lepasin gue!" seru Naira.

"Uh, dia memohon, ka! Liat geh matanya yang kayak anak kucing! Menjijikan!!" cerca Sandra mendecih.

"Gue bilang gue mau pulang! Lepasin gue!" bentak Naira.

Plak

Sandra menamparnya dengan kasar. "Kenapa? Kaget karena gue nampar lo?" tanya Sandra tersenyum miring. "Itu balasan karena sahabat lo nampar gue waktu itu!" desis Sandra. Naira tidak percaya ia akan diperlakukan seperti ini.

Plak

"Itu karena udah bikin gue di skors!"

Saat ingin menamparnya lagi Vaniska memberhentikannya. "Stop, Sandra!!"

Mr. Rain [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang