11| Tak Disangka

1.7K 185 11
                                    

Selamat Membaca Semuanya!!

Naira terbengong di depan rumahnya karena ajakan Rio tadi. "Dia mengajakku?" gumamnya sembari menunjuk dirinya sendiri.

Naira pun menghela nafasnya. "Kenapa dia pemaksa sekali? Aku kan ingin santai di hari minggu!" gumamnya berjalan masuk ke rumahnya.

Krieet

Bunyi derik pintu terbuka, Rumah Naira bernuansa putih dengan funitur yang amat sederhana walaupun ia bisa saja membeli rumah yang lebih mewah dari warisan Ayah dan Ibunya dulu, tapi ia lebih memilih rumah yang sederhana dan nyaman untuk di tinggalinya bersama dengan Bundanya.

Ayah nya dulu sebelum meninggal merupakan Direktur dari sebuah perusahaan di bidang Magazine dan produk Organizer. Yang sekarang telah diambil alih oleh adik ayahnya atau pamannya sendiri. Sedangkan Ibu nya mempunyai toko bunga yang terkenal yaitu Soft Flower Wijaya. Yang sekarang diurus oleh Bibinya atau sekarang ia panggil Bunda.

Sebenarnya paman bisa saja menbiayai uang sekolah nya tapi Naira menolak dan memilih jalur beasiswa. Naira lebih nyaman dengan mengambil beasiswa atas prestasinya sendiri daripada mengumbar-umbar kekayaan yang buka jeri payahnya sendiri.

Naira masuk ke dalam dan melepas sepatu sekolahnya lalu menaruhnya di tempatnya. Ia hanya tinggal bersama Bundanya. Suami Bunda nya sudah meninggal 3 tahun yang lalu karena penyakit jantung yang di deritanya.

Setelah menaruh sepatu ia lalu melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

"Haah.. Melelahkan sekali hari ini!!" ucapnya merebahkan dirinya ke ranjangnya, tidak berniat mengganti bajunya.

Dring Dring

Bunyi Hp nya Naira. Ia bangun lalu melihat ponselnya.

Bundaa Calling

Ia lalu mengangkatnya.

"Halo Bunda.."

"Halo sayang, udah nyampe rumah ya??"

"Iya Bun, aku barusan saja nyampe rumah,"

"Oh baguslah, maaf ya sayang Bunda gak bisa jemput, di toko lagi banyak pelanggan.."

"Iya bunda, gapapa kok! Bunda udah makan?"

"Udah kok, kamu udah sayang?"

"Hehe.. Belum bun!"

Naira itu lebih terbuka kalau sama Bundanya. Ia bisa lebih terbuka jika sudah nyaman dengan orang tersebut.

"Lah, kok bisa, yaudah kamu kesini aja sayang! Bunda tadi masak lebih di toko!"

"Oke Bun, yaudah 15 menit lagi Ira nyampe sana!!"

"Iya sayang.. Hati-hati di jalan ya, bunda matiin dulu telponnya!"

Dimatikan telponnya.

Ia pun lalu bersiap-siap untuk ke toko bundanya, lalu keluar dan memastikan mengunci pintunya. Ia memesan ojek online untuk ke tempat Bundanya.

15 menit kemudian

"Nih kak duitnya," ucap Naira mengasih ongkosnya ke abang ojek nya. "Iya, makasih ya neng!"

Ia lalu masuk ke toko Bundanya.

"Halo sayang!" kata Bundanya langsung memeluk Naira. "Halo bun," membalas pelukan Bundanya lalu beberapa detik kemudian di lepaskan.

"Oh ya, kamu lapar kan? Bunda udah masakin tuh.. Makan gih sana!!" Naira mengangguk dan masuk ke dalam ruangan Bunda nya.

Setelah rasa laparnya sudah hilang ia keluar dan melihat Bunda nya sedang melayani pembeli. "Bun, aku bantuin ya," ucap Ira. Bundanya hanya tersenyum menanggapinya.

Tring

Bunyi lonceng menandakan bahwa ada pelanggan.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" ucap Naira tanpa melihat orangnya.

"Huh? Naira?!"

Merasa namanya dipanggil ia lalu melihat pelanggan itu, Naira melebarkan matanya. "Alvin??"

Alvin juga terkejut melihat Naira ada di toko bunga langganannya.
"Lo kerja disini?" tanya nya penasaran. Naira langsung bingung ingin menjawab apaan.

"Eh, ada nak Alvin.. Mau beli bunga mawar merah lagi?" ucap sang Bunda tersenyum.

"Bunda kenal sama dia?" tanya Naira menatap Bundanya.

"Ya kenal dong, nak Alvin ini pelanggan tetap kita selama 3 tahun belakangan ini!" Naira hanya membulatkan bibirnya saja.

"Ah, jadi Naira ini anaknya tante ya?" tanya Alvin setelah memdengarkan percakapan antara Naira dan bundanya.
Alvin juga sudah akrab dengan bunda dan memanggilnya dengan sebutan tante.

"Iya, kalian saling kenal?" tanya Bunda menatap mereka berdua.

Naira hanya mengangguk. "Iya tante, kami satu sekolah," kata Alvin dengan tersenyum.

"Oh, apa kalian pacaran?" tanya Bunda kembali.

Naira dan Alvin terkejut mendengar penuturan bunda. "Gak/bisa jadi!" ucap Naira dan Alvin bersamaan.

Naira melotot mendengar ucapan Alvin "Huh? apa maksudnya bisa jadi?" gumamnya dalam hati.

Bunda tersenyum melihat mereka. "Bunda restuin kok kalau kalian bener-bener pacaran," goda Bunda, Naira langsung geleng-geleng kepala dan Alvin tersenyum saja.

"Bunda jangan salah paham, kami gak pacaran kok!" jelas Naira.

"Iya-iya bunda tau!" goda bundanya.

"Iih, bunda aku serius!"

Alvin tertawa melihat kelakuan Naira. Mendengar tawa nya Alvin, Naira menatapnya tajam. "Berhenti tertawa, Alvin!"

Bundanya tersenyum geli melihat mereka. Naira sebel lalu memukuli Alvin "Hentikan tawamu itu!"

"Ahh, iya ampun Ra.." memohon ampun karena sudah di pukuli berkali-kali dengan Naira walaupun tidak sakit.

Naira mendengus sebal dan menghentikan pukulannya setelah tawa Alvin mereda. "Jadi lo mau beli bunga apa?" tanya Naira masih sebal ternyata.

Bunda nya hanya mengelengkan kepala melihat kelakuan putrinya. "Kamu layanin ya Ra, bunda mau hitung pemasukan dulu," pamit bundanya.

"Emm, mawar merah 1 bucket" kata Alvin. "Yang masih seger ya!!" kata nya kembali.

Naira hanya mengangguk lalu mengambil apa yang dipesan Alvin setelah merangkainya.

"Untuk siapa bunga nya, Vin?" tanya Ira dengan penasaran.

"Untuk pacar gue.." jawab Alvin. "Yang udah meninggal.." lanjutnya dalam hati.

Jleb

Kenapa hati Naira sakit sekali setelah mendengar jawaban dari Alvin seperti di tusuk ribuan jarum sakitnya. Nafasnya terasa sesak, ingin mengeluarkan air mata. Kenapa dengannya? Kenapa ia tiba-tiba merasakan seperti ini?

"Ouh.. Pacar ya," gumamnya pelan menahan air matanya untuk keluar.

Alvin hanya mengangguk. "Yaudah ya Ra, gue pamit duluan," ucap Alvin lalu keluar setelah membayar bunganya.

Naira memegang dadanya. Kenapa dengannya? Kenapa tiba-tiba ia merasa sesak begini? Tuhan ada apa denganku??


● T B C ●

PART 11!

Yah, maaf harus diakhiri dengan yang melow-melow.. ini udah paling mentok.

Bagaimana perasaan Naira yaa??

Maaf juga kalo banyak typo. Jangan lupa vote dan comment ya!!

Kasih saran dong kalian maunya Naira sama siapa? Rio kah? Atau Alvin kah??

Comment dong guys!! Aku akan balas kok walau gak di waktu itu juga. Hehe.. Lagi sibuk!!

Tetap di dukung ya kawan-kawan.

Terimakasih ^_^

Mr. Rain [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang