21| Kecewa

1.3K 165 2
                                    

Selamat Membaca Semuanya!!

Awas typo bertebaran..


Satu nama yang membuat jantung Naira langsung berpacu lebih cepat dari biasanya. Satu nama yang bisa membuat Naira kecewa dan bahagia dengan apapun yang berurusan dengannya. Satu nama yang tidak bisa Naira lupakan, walaupun ia ingin karena menyakitkan mendengarnya bersama gadis lain.

Alvin.

Langkah kaki terdengar pasti di telinga Naira. Jantung nya berpacu berdebar-debar saat mendengar namanya disebut.

"Ada apa Ma?" suara seseorang mendenging di telinganya, ia mendongakkan wajahnya untuk melihat sang pemilik suara itu. Naira melebarkan matanya.

"Naira/Alvin?!" sahut mereka berbarengan.

Mereka saling memandang satu sama lain. Naira memandang Alvin dari bawah hingga ke atas begitula sebaliknya. Alvin mengenakan jas berwarna abu-abu dengan kemeja putih didalamnya di padukan dengan celana senada. Di tambah dasi kupu-kupu yang menambah aksen tampannya.

"Huh?! kenapa Naira bisa disini?" gumamnya dalam hati menatap Naira dengan pandangan terpukau.

Ya, Naira sangat cantik sekali malam ini membuat jantung Alvin tidak bisa diam saat menatapnya.

"Huh? Kalian saling mengenal?" ucap Davin menyuarakan apa yang ingin disampaikan sang mama.

Tersadar, Alvin dan Naira tersadar dari lamunan saling memandangnya lalu menatap Kak Davin.

"Lo kenal dia?" tanya balik Alvin pelan menunjuk Naira.

"Ya kenal lah.. Dia kan calon tunangan gue!" ucap Davin tersenyum lebar merangkul bahu Naira.

Mendengar hal itu Alvin maupun Naira melebarkan matanya.

"Aish.. Apaan sih kak Davin," elak Naira melepaskan tangan Davin di bahunya. Alvin terdiam memikirkan ucapan kakaknya.

Mama Milla tersenyum melihat kedua putra dan putri angkatnya.

"Alvin anak mama juga?!" tanya Naira menggigit bibirnya.

"Iya sayang.. Anak bungsu mama," Milla tersenyum menjawab pertanyaan Naira.

"Mama??" gumam Alvin banyak tanda tanya besar di kepala Alvin sekarang.

"Ya, Vin?" ucap mama Milla mengira anak bungsunya memanggilnya.

Alvin menatap mamanya. "Kenapa Naira memanggil mama dengan sebutan mama juga?" tanya Alvin menyuarakan kebingungannya.

"Ouh itu karena--" ucap Mamanya nya tapi langsung di sambung dengan Davin.

"Karena Naira akan menjadi bagian dari keluarga kita, makanya dia manggil mama dengan sebutan mama juga," jelas Davin tersenyum kepada adiknya.

"Huh? Keluarga?!" pikir Alvin menundukkan kepalanya tersenyum kecut.

"Maksudnya dia calon tunangan lo jadi bakal jadi keluarga gitu," ucap Alvin menelan kekecewaannya.

Davin mengangguk menanggapi ucapan adiknya.

"Bukan seperti itu--" ucapan Naira langsung dipotong oleh Alvin

"Haah.. Selamat ya," mengulurkan tangan kanannya memberi ucapan kepada kakaknya. Dilihat dari raut wajahnya, Alvin merasa kecewa sangat.

Davin sedari tadi melihat adiknya menahan tawanya dan akhirnya pecah juga.

"Hahaha.. Dek-dek muka lo kontrol dulu napa.. Kecewa amat gue bilang tunangan nya Naira!!" kata Davin memegang perutnya sakit karena tertawa.

"Shit!! Kakak sialan," gumam Alvin pelan menundukan kepalanya malu.

Mr. Rain [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang