PART - 14

327 60 2
                                    

Hoeek! Sowon mengeluarkan isi perutnya di tempat sampah dekat pintu.

" Sowon!" Kata Jin menghampiri Sowon dan memegang rambutnya ke belekang agar tak terkena muntahan.
" Kenapa bisa bau seperti ini? Perasaan ku kemarin-kemarin tak berbau menyengat seperti ini." Kata Jin.

" Ukh! Makan siangku terbuang sia-sia." Sowon mengelap sudut bibirnya dengan sapu tangan yang diberikan Jin. " Aku akan membuka jendela didalam." Jin terlihat sedang menahan dirinya untuk tak muntah juga.

Apartemen itu sangatlah kecil. Saat masuk, langsung terlihat tempat tidur, dan sebuah wastafel dengan lemari dan laci di sebelah kanan.

Piring-piring kotor menumpuk di wastafel dengan noda-noda makanan yang kini bertumbuh jamur. Kaleng dan botol alkohol, serta cup ramen tergeletak dimana-mana, dan disetiap sudut ruangan terdapat banyak serangga-serangga kecil yang merayap.

Sowon mengenakan sarung tangan latexnya dan masuk kedalam setelah Jin membuka jendela.
" Baunya berasal dari kamar mandi." Kata Sowon yang melihat pintu kamar mandi terbuka sedikit di sebelah kirinya.

Saat masuk, terlihat bangkai-bangkai tikus yang lehernya terbuka tergeletak di lantai kamar mandi. Darahnya terlihat menutupi lantai kamari mandi, pemandangan yang sangatlah horor.

Sowon membeku ditempat, lalu Jin masuk untuk melihat. Jin merasa seolah jantungnya jatuh ke perut,
" Apa-apaan ini, " Jin memegang darah yang ada di lantai, " belum sepenuhnya mengering... Sepertinya ini baru beberapa jam yang lalu."

" Lihat berapa banyak yang ada disini, siapa yang melakukan ini." Kata Sowon,
" Kau yakin ini perbuatan manusia dan bukan seekor kucing atau hewan lainnya?" Kata Jin.

" Lihatlah luka dileher mereka, itu sebuah potongan bersih, bukan sebuah gigitan." Sowon menutup hidungnya, dan melihat satu-persatu bangkai tikus itu.
" Ini seperti sebuah...peringatan." kata Jin, " kita baru saja selesai bereksperimen dengan tikus-tikus lab. Mereka mengawasi kita."

" Kita harus segera menemukan bukti lain bahwa Montravy ada dibalik semua ini." Kata Sowon lalu keluar dari kamar mandi, dan mulai membuka lemari dan laci yang ada diluar.

" Kita sedang mencari apa sebenarnya?" Kata Jin yang mulai membantu. "Apa pun, jika ada surat dari Montravy lagi... Kita harus melaksanakan investigasi ke sana." Kata Sowon.

Beberapa saat kemudian, Sowon dan Jin tak menemukan apa-apa. Semua isi lemari dan laci sudah mereka keluarkan, barang-barang yang ada di bawah kasur hingga kamar mandi pun mereka keluarkan semua.

" Ah, tidak ada apapun... Jika Han Min menerima sebuah surat pekerjaan, pasti dia akan menerimanya." Sowon menaruh satu tangan di dagu. " Tapi, yang membuat Han Min pergi ke tempat itu adalah sebuah iklan. Alamat yang kita tuju pun mempertemukan kita dengan Jae Hwa."

" Bagaimana Han Min bisa mempercayai sebuah iklan seperti itu?"

" keaadan apartemen Han Min seperti ditinggalkan untuk waktu yang cukup lama." Kata Jin, " Orang tuanya melaporkan dia hilang saat tiga Minggu yang lalu, jadi mungkin Han Min sudah menghilang selama satu bulan lebih." Jin melanjutkan.

Sowon menatap dinding, entah mengapa disana banyak keluar serangga-serangga. Penasaran, Sowon mencoba memindahkan sebuah nakas.

Terlihat sebuah lubang dibalik nakas, didalamnya terlihat sebuah kertas-kertas yang menumpuk.
" Detektif Kim! Montravy!" Kata Sowon saat mengeluarkan kertas-kertas itu.

Jin membulatkan mata, " Mulai besok, kita pergi ke sana." Dengan raut wajah serius Jin langsung pergi keluar.
" Kita sudah selesai dengan tempat ini, aku akan panggil tim pembersih."

Sowon mengikuti Jin dari belakang, akankah mereka menemukan jawaban? Atau ceritanya akan jadi lebih rumit?

-~~~-

Sudah jam pulang, Yerin sedang berjalan ke rumahnya.

Dalam perjalanan, ia melihat seorang pria yang sedang berkelahi dengan sekelompok pria yang memakai masker sehingga wajahnya tertutup.

'3 lawan 1?' kata Yerin dalam benaknya, Akhirnya Yerin memutuskan untuk membantu pria yang sudah babak belur itu karena hanya sendirian.

"Hey!" Kata Yerin mendekat ke arah mereka, salah satu pria yang sedang memakai masker dan hendak memukul pria babak belur itu tertahan.

"Kau sedang apa nona?, Kau tidak mau berurusan dengan kami kan?" Kata pria itu,
"Kalian bodoh!, Apa salahnya dia sehingga dia pantas mendapatkan pukulan dari kalian?!" Yerin marah, walaupun dia tidak tahu akar permasalahannya.

Dia tahu semua orang tidak pantas di perlakukan seperti itu, mengapa tidak mengambil jalan yang tidak memakai otot saja.

"Pergilah jangan ikut campur atau kau ku jadikan seperti dia." Kata pria yang memakai masker itu dengan entengnya,
"Hah... Kau kira aku takut dengan kalian?" Yerin mengepalkan tangannya "hanya orang yang bodoh dan lemah yang hanya memikirkan berkelahi untuk menyelesaikan masalah".

"Ah... Kau cukup tangguh juga ya?" Pria yang memakai masker itu memberi isyarat pada temannya yang lain untuk mengurus Yerin sementara dia memukuli pria yang ada di tangannya.

"Kau membuat keputusan yang salah" kata Yerin bersiap dan dia langsung beraksi mendaratkan pukulan-pukulan di wajah mereka,
Mereka tidak tahu kalau Yerin itu sudah bersabuk hitam dalam seni beladiri taekwondo.

Setelah beberapa saat berkelahi, pria-pria itu jatuh ke tanah sambil meringis kesakitan, "hanya itu yang kau punya?" Yerin membersihkan tangannya.

"Beraninya kau!" Akhirnya pria terakhir berlari ke arah Yerin, tetapi Yerin berhasil membuatnya terjatuh di hadapan nya.

Dia terus mencoba untuk memukul kepala Yerin, tetapi dia menghindar dengan mudah,
"Percuma kau mencoba...kau akan lelah pada akhirnya" kata Yerin mengejek.

"Hey!" Pria babak belur yang tadinya ada di tanah mencoba bangkit untuk membatu Yerin, "Berhenti mencoba menyakitinya" dia mengelap darah dari sudut bibirnya.

"Diam kau! Urusan mu denganku belum selesai!" Saat pria itu menoleh untuk menjawab,
Yerin lalu memukul wajah pria bermasker itu sangat keras sehingga dia langsung tergeletak di tanah.

"Ah.. Akhirnya, kau tidak apa-apa?" Kata Yerin tersenyum pada pria yang menjadi korban yang kini berdiri.
" Aku tak apa-apa, seharusnya kau tidak perlu membantu... Aku bisa menjaga diriku sendiri." Ketus pria itu.

"Hah?! Kau tidak diri ya?!, Kau seharusnya bersyukur aku sudah membantumu, malam sudah agak larut dan disini adalah daerah yang sepi kau tahu?!" Yerin menggeram.
"Ya, ya, aku tahu" pria itu langsung meninggalkan Yerin dengan santainya lalu bersiul seakan-akan tidak ada yang terjadi.

"Hei!, Bodoh!" Kata Yerin berteriak pada lelaki yang mulai menjauh, Yerin langsung berlari mengejar nya dan langsung menendang bokong si pria itu, dia jatuh ke tanah dan meringis kesakitan.

"Eh..dasar wanita gila!" Kata pria itu, Yerin mengulurkan lidah nya dan langsung berlari.

***
Thanks for reading!❤️
S

edikit side story dari Yerin:)
See you soon!

Detective in LoveWhere stories live. Discover now