PART - 13

349 55 3
                                    

" Montravy..." Kening Sowon mengerut, dia menaruh satu tangan di dagu dan melihat ke atas. " Aku tak boleh percaya  rumor...tapi.."

" Kau sudah selesai? Mengapa terdiam begitu?" Jin tiba-tiba datang dan masuk ke kamar Jae Hwa. Terkaget, Sowon langsung meluruskan badannya,
" Jae Hwa... Harus cepat sadar, dia adalah salah satu kunci untuk kasus ini."

" Kau pernah dengar rumor tentang perushaan farmasi bernama Montravy?" Sowon memperhatikan surat tersebut kepada Jin,
" Montravy... Montravy... Ah! Aku dengar CEO nya dekat dengan
walikota, " Jin mencoba mengingat yang lain.

" Hanya itu?" Tanya Sowon menaikkan salah satu alisnya.

Dengan sesaat untuk berpikir, Jin mengangguk.
" Detektif Kim, dalam kasus ini kau bilang semua korban mati dengan cara yang sama. Dan semuanya mempunyai bekas racun itu dalam darah mereka, iya kan?"

" Iya." Jin mengangguk lagi,
" Jika racun yang dibuat itu mengendalikan pikiran... Bisa saja mereka menjadi korban eksperimen gagal, tapi, sepertinya racun itu sudah bekerja dengan baik sejak lama. Karena kita mengambil sampel dari Han Min dan korban-korban sebelumnya" Jelas Sowon.

Jin membulatkan matanya,
" jadi, mengapa mereka bisa mati?" Tanya Jin, lalu menghela nafas.

" Mungkin mereka terlalu banyak bekerja." Kata Sowon, " mereka bekerja terus-menerus hingga mereka mati." Sowon sangat yakin akan kesimpulannya.

" Jadi, kau bilang Montravy ada dibalik semua ini? " Jin menyilangkan tangannya di depan dada,
" Tidak...mmm, mungkin iya. Kita harus melihat juga rumah-rumah korban sebelumnya. Lihat jika kita menemukan jejak Montravy di sana."
Sowon menaruh surat itu di atas lemari dan melanjutkan pembedahan ruangannya.

' Benar juga... bagaimana aku bisa tak sadar, apa selama ini aku terlalu yakin dengan kesimpulanku sendiri' Jin menata secarik kertas yang ada di atas lemari itu, ' Bodohnya kau Jin.' Jin menghela nafas lalu ikut membuat Sowon membedah kamar Jae Hwa.

" Setelah di sini, kita akan pergi ke tempat tinggal Han Min." Kata Jin yang di balas anggukkan Sowon.

Sowon membuka laci-laci lain, ditemukan beberapa kartu identitas dengan nama berbeda. Tetapi, terpampang jelas di setiap kartu adalah foto Jae Hwa.

" Detektif Kim, lihat ini." Jin langsung menghampiri Sowon dan melihat apa yang ada di tangan Sowon.

" Dia mempunyai beberapa identitas, kenapa ya? Apa dia jadi buronan?" Sowon bertanya sambil menatap Jin,
" Ada hubungannya dengan kejadian tadi pagi, dia tahu dia sedang di awasi. Entah itu Montravy atau bukan, mereka tak mau rahasia mereka terbongkar."

Hari sudah menjelang sore, setelah menemukan beberapa barang yang mungkin berkaitan dengan kasus, Sowon dan Jin pergi untuk melihat kediaman Han Min.

Keduanya sedang dalam perjalan dengan Jimin yang menyetir. Jin duduk didepan dan Sowon dibelakang, keduanya terlihat fokus pada pikirannya masing-masing.

" Oh ya, kau tak pernah mengatakan alasan mengapa kau mencurigai Montravy." Kata Jin memecah keheningan dalam mobil.

" Aku dengar beberapa rumor saat makan siang tadi... Katanya pekerja disana seperti Zombie dan tak ingat apapun akan apa yang mereka kerjakan." Jelas Sowon,
" Aku tahu, ini hanya rumor. Lagi pula sebuah perusahaan farmasi mengerjakan mereka apa sampai mereka bisa tewas..." Lanjut Sowon lalu memandang keluar jendela.

" Hati-hati, kau baru saja meremehkan orang-orang yang bekerja di farmasi." Kata Jin dengan nada bercanda, Sowon hanya memutarkan kedua bola matanya.
" Kau pernah ke tempat tinggal Han Min?" Tanya Sowon.

" Ya. Setelah menemukan mayatnya, kita langsung mencari tahu tempat tinggalnya, tempat tinggalnya begitu berantakan dan dalam keadaan buruk. Lingkungan sekitarnya pun sangatlah kelam dan kotor." Kata Jin,
" Aku merasa iba pada orang yang terpaksa tinggal dalam keadaan seperti itu."

~~~

Akhirnya mereka sampai di tujuan, terlihat gedung apartemen tua. Sangat tua, hingga hampir terlihat akan rubuh.

Sowon dan Jin langsung memasuki gedung, mereka menyusuri lorong dan menemukan sebuah pintu di ujung.
Jin langsung mengetuk pintu itu,
" Untuk apa mengetuk-" Perkataan Sowon di potong saat ada seseorang membuka pintu.

" Selamat sore Tuan, saya kembali." Kata Jin kepada seorang lelaki paruh baya, yang memakai kaos dalam, celana pendek, dengan rokok di mulutnya, dan terlihat seperti belum mandi beberapa hari.

Sowon mencoba menahan ekspresinya, dan tersenyum padanya.
" Hoho, ada perlu apa kau kesini lagi?" Katanya sambil menggaruk ketiaknya, lalu mencium tangannya sendiri.

" Menjijikan " Sowon ingin cepat-cepat pergi menjauhinya. Tiba-tiba dia menatap Sowon dari atas kebawah,
" Wah ada nona cantik disini, kau ingin membeli apartemen di sini? " Katanya sambil menyeringai dan menggoyangkan sebelah alisnya.

" Huek." Sowon yang tadinya berdiri di sebelah Jin mundur dan berdiri di  belakang Jin. " Kami ingin kunci apartemen Han Min." Kata Jin lalu tersenyum. " Ah oke-oke" katanya masuk sebentar dan kembali lagi membawa kunci yang di serahkan pada Jin.

" Terimakasih Tuan, kami akan mengembalikannya nanti." Kata Jin membungkuk yang diikuti Sowon,
" Ya, ya terserah. Jangan buat keributan." Katanya sambil mengorek kuping dan menutup pintu.

" Hih... Aku tak percaya seorang manusia bisa hidup seperti itu." Kata Sowon mengerutkan keningnya dan langsung pergi.

Beberapa anak tangga kemudian, mereka sampai di lantai enam. Pas sekali saat mereka kesana, lift sedang rusak.

" Ah! Akhirnya sampai" kata Sowon terengah-engah.

Jin membuka pintu apartemen Han Min, dan timbul bau menyengat dari dalam. Dan- Hoeek! Sowon tak bisa menahan isi perutnya karena kelelahan naik tangga.

" Sowon!"

~~~

Taraa~
Author kembali, akhirnya pekan ulangan cepat terlewati😭
Thanks for reading! ❤️
See you!


Detective in LoveWhere stories live. Discover now