PART - 39

196 31 4
                                    

''Sepertinya ini adalah waktu yang tepat untuk menceritakan alasanku menjadi seorang detektif..."

Sowon bercerita tentang kejadian 20 tahun lalu. Dan karena ingatannya mulai bermunculan kembali dia bisa menceritakannya dengan lebih detail.

"Dan akhirnya aku pergi bersama polisi-polisi itu keluar dari rumah. Aku tak tahu apa yang terjadi setelahnya... Bagaimana pria itu bisa kabur, dan bagaimana polisi bisa datang tepat waktu. Andaikan aku bisa mengingatnya dengan lebih jelas."

"Jadi semua ingatan sebelum kau diadopsi menghilang?"

"Tidak hilang... Tapi, buram." Sowon menatap sapu tangan yang diberikan Jin tadi, "Begitulah... Sekarang kau tahu. Dan Jin, aku ingin kau berjanji padaku." sowon menatap Jin dalam-dalam.

"Janji apa itu?"

"Berjanji jika aku tiba-tiba hilang atau mati saat sedang mengerjakan kasus ini, dan aku tidak sempat memenuhi tujuanku... Kaulah yang akan menyelesaikannya."

Jin melebarkan matanya, "Sowon kau--"

"Aku tahu konsekuensi dari pekerjaan ini. Dan kau juga pasti tahu, kumohon berjanjilah padaku." Dengan wajah memelas Sowon, Jin tidak bisa menolak.

"Baiklah, aku berjanji." Kata Jin sambil menghela nafas.

"Hore! Terimakasih detektif Kim!" Sowon mengangkat tangannya karena kegirangan, "Ah... Aku bisa mati dengan tenang." Kemudian, dia berbaring di atas rumput-rumput dan lanjut menatap bintang-bintang yang saat itu terlihat lebih terang daripada biasanya.

"Tapi, tentu saja aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Aku akan melindungimu dengan baik." Jin meyakinkan Sowon, dia mengepalkan tangannya dengan tatapan mata yang penuh determinasi.

Ada jeda sesaat diantara mereka, lalu tiba-tiba, "Puahahahah!" Sowon tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.

"Hei, aku bicara dengan serius."

Sowon menyeka setetes air mata dengan sapu tangannya. "Maaf, entah mengapa cara kau mengatakannya sungguh lucu." Sempat berhenti sejenak, ia pun tertawa kembali. Jin dengan wajah lelahnya hanya bisa terdiam dan menerima nasib.

Beberapa menit berlalu, akhirnya Sowon benar-benar berhenti. "Kau sudah puas tertawa?"

Sowon membalas dengan anggukan sambil terengah-engah. "Maaf. Kumohon jangan marahi aku ketika di kantor."

"Aku tak bisa berjanji soal itu..."

"Detektif Kim memang kejam. Ah iya, aku juga ingin tahu alasanmu menjadi seorang detektif." Sowon mengangkat kepalanya dan dengan cepat menurunkannya lagi.

"Bersiaplah, ini bukan cerita yang penuh dengan kesenangan."

Sowon mengubah posisinya menjadi duduk, dia siap untuk mendengarkan cerita itu dengan seksama. "Silahkan dimulai."

FLASHBACK
#Jin's POV

Saat usiaku 12 tahun, aku dan keluarga pergi mengunjungi nenek. Rumahnya dekat dengan pedesaan yang terlihat tradisional. Tempat yang cocok untuk beristirahat dari kebisingan kota.

Kakakku selalu sibuk dengan hal lain, jadi aku selalu bermain sendiri. Saat sedang berjalan-jalan, aku melihat seorang gadis yang sedang berjongkok di bawah pohon yang tertanam di tengah-tengah taman.

Terdapat tanah yang mengotori baju dan wajahnya, entah apa yang terjadi padanya, terlihat ada beberapa luka di tangan dan lututnya yang berdarah. Saat melihatku, dia langsung berlari menghampiri, "Kakak mau bermain denganku?" Gadis itu menyengir dan aku bisa melihat gigi ompongnya.

Detective in LoveWhere stories live. Discover now