PART - 25

173 37 5
                                    

"Kau yakin hanya itu yang kau butuhkan?" Tanya Jun.

Sowon yang sudah membicarakan sesuatu dengan Jun, bangun dari duduknya dan mulai berjalan ke arah pintu.

"Hmmm, iya. Terimakasih lagi Jun, kau sangat membantu." Sowon tersenyum dan membuka pintu. Jun terlihat ingin mengakatan sesuatu, tapi dia terlihat sangat ragu. Dia ingin membuat Sowon tinggal lebih lama diruangannya.

Dia tahu Sowon adalah orang yang sibuk, dan tak banyak waktu yang bisa mereka nikmati bersama. Kadang janji makan siang bersama pun harus dibatalkan, dan pada akhirnya Sowon selalu bersama Jin. "Sowon-" Panggil Jun saat Sowon hendak menutup pintu.

"Ya?"

"Kau terlihat cantik hari ini... Aku senang bisa melihatmu." Jun tersenyum lebar, suaranya terdengar hangat.

Sowon bingung harus bereaksi seperti apa, dia mempertanyakan wajah apa yang harus dia pasang. "A-ah... Terimakasih. Sampai nanti Jun." Dia langsung menutup pintu dan berjalan menjauh dari ruangan Jun.
"Serangan macam apa itu." Pipi Sowon mulai terasa hangat.

"Detektif Kim Sowon." Ada suara yang familiar memanggil Sowon. Sowon menoleh ke arah suara itu dan melihat petugas Choi sedang berjalan ke arahnya dibarengi dengan dua temannya yang berjalan dibelakang.

"Petugas Choi."

Terlihat ada sebuah perban yang terpasang di batang hidung petugas Choi. Sepertinya Sowon memukulnya terlalu keras saat itu,"Jangan bilang dia ingin balas dendam karena sudah mematahkan hidungnya." Sowon tiba-tiba menjadi gugup.

"Detektif..." Petugas Choi mengangkat tangannya.

"Sial!" Sowon menutup mata, bersiap untuk apa yang akan datang.
Plak!

"Maafkan aku!" Petugas Choi berlutut dihadapan Sowon bersama dengan kedua temannya, "eh? Petugas Choi-"

"Aku tersadar, aku bertindak seperti pecundang. Tolong! Tolong maafkan aku detektif Sowon."

"Petugas Choi--" Sowon mencoba menenangkan ketiganya, tetapi, perkataan Sowon dipotong terus menerus.

"Kau boleh melakukan apapun padaku! 
Seharusnya aku tak pernah meremehkan orang, kau membuatku tersadar akan hal itu." Suaranya semakin keras dan tentunya mulai menarik perhatian orang-orang, Sowon sangat benci menjadi pusat perhatian seperti ini.

"Petugas Choi Seungcheol!" Akhirnya Sowon harus berteriak. Suaranya sangatlah tegas dan menggema yang membuat mereka langsung terdiam.
Sowon mengambil kerah baju petugas Choi, lalu menariknya sehingga dia berdiri.

"Kau adalah seniorku! Tunjukkan martabat seorang senior!" Suara Sowon masih tegas, raut wajahnya sangat seram. "Aku sudah memaafkanmu, bahkan jika kau tak berlutut sekali pun!"

"Jadi berhentilah merengek seperti itu. Kau adalah seorang lelaki dewasa." Sowon melepas kerahnya, dan dia muali menenangkan diri. Petugas Choi terlihat tercengang atas kata-kata Sowon dan terdiam sebentar.

"Hu..huhu.." Petugas Choi menangis, sepertinya Sowon tak hanya mematahkan hidungnya, tetapi juga egonya. "Detektif Sowon... Kau orang yang sangat baik." Suaranya bergetar, kedua temannya yang berdiri dibelakang bingung harus berbuat apa.

"Kau pasti menganggapku lebih rendah daripada pecundang sekarang." Dia mengusap air mata dengan tangannya.
"Berhentilah, tentu saja aku tak menganggapmu seperti itu, semua orang berhak menangis.

Terkadang orang tahu saat yang tidak tepat dan memilih untuk menahannya. Tetapi, saat seorang sudah terlalu lama menahannya, tak apa untuk berhenti ditengah jalan dan mengeluarkan semuanya. Lagi pula, kita hanya manusia yang lemah." Sowon menyerahkan sebuah sapu tangan, yang lalu diambil petugas Choi dan meniupkan hidungnya untuk membersihkan ingus.

Detective in LoveWhere stories live. Discover now