PART - 9

401 59 5
                                    

Sowon pergi keluar sambil terengah-engah, " ah hampir saja pingsan," Sowon duduk di bawah dekat dengan pintu masuk. Sowon mengingat kembali wajah yang ia tatap, sungguh aneh matanya bisa menyala seperti itu, Sowon sempat berpikir itu adalah efek dari cahaya senter, tapi, tak mungkin seperti itu.

" Sowon, kau baik-baik saja?" Sowon kaget karena terlalu lama melamun dan melihat Jin berlutut di sebelahnya, " ya, aku tak apa... Hanya kurang tidur." Kata Sowon sambil tersenyum.
" Bisa ceritakan apa yang terjadi?" Kata Jin lalu duduk.

Sowon mengangguk dan mulai menceritakan apa yang terjadi sedetail mungkin. " Lalu, setelah itu dia menghilang." Kata Sowon di akhir penjelasannya.
" Kau punya memori yang kuat, pagi ini kau akan menceritakan kriteria orang itu pada artis komposit* sekarang kau boleh pulang, biar aku yang mengurus ini." Kata Jin bangkit lalu meninggalkan Sowon sendiri.

" Hih, dingin sekali... Aku juga mau membantu." Kata Sowon kesal.

~~~

Akhirnya mata hari pun terbit, Jun baru sampai kantor dan melihat Sowon sudah ada di mejanya. Jun pun pergi untuk menyapa Sowon.

" Selamat pagi So-WON?!" Kata Jun kaget melihat keadaan Sowon dengan mata merah, kantung mata, dan rambut acak-acakan nya. Sowon melihat keatas dengan perlahan dan tersenyum lemas. " Ah.. pagi Jun"

" Sudah berapa banyak kopi yang kamu minum?" Kata Jun khawatir, " umm.. entahlah..aku hilang hitungan saat... Saat apa ya.. tunggu biar aku pikirkan." Kata Sowon menutup matanya lalu perlahan tertidur.

" Sowon, Sowon bangun!" Kata Jun menggoyangkan Sowon, " akan ku ambilkan air." Jun lalu berlari meninggalkan Sowon yang tengah terlelap.

Jin akhirnya sampai di kantor, ia menunggu Sowon untuk datang ke ruangannya seperti yang dia minta sebelumnya. Terheran mengapa Sowon tak mengangkat telepon, akhirnya Jin memutuskan untuk mendatangi Sowon.

Jin pun mencoba untuk menelepon Sowon lagi sembari berjalan, lalu setelah tiba, ia mendengar nada dering dari meja Sowon. " Detektif Kim Sowon! Kau tak punya telinga ya?!" Kata Jin dengan tegas sambil berjalan mendekati meja Sowon. " Aku bilang-" kata-kata Jin terpotong saat ia melihat Sowon yang tertidur pulas di mejanya, dengan mulut terbuka... Ya kau tahulah apa yang terjadi.

" Menjijikan..." Kata Jin dengan nada rendah, " ah Letnan Kim.. saya membawakan air untuk Sowon." Kata Jun dengan sebotol air putih. " Waktu yang tepat, berikan padaku." Kata Jin lalu mengambil botol air tersebut dari tangan Jun.

Jin lalu membuka tutupnya dan menyiram Sowon, "Let-letnan" Jun kaget dan tak tahu harus berbuat apa.  " Saatnya bangun taun putri." Kata Jin, Sowon secara spontan langsung tersadar dan kaget karena airnya dingin. Sowon mengelap wajahnya dengan tangan dan berniat ingin marah, tapi ketika ia membuka matanya dan tersadar itu adalah Jin dia langsung tersenyum dengan terpaksa , " ah.. detektif Kim, selamat pagi." Kata Sowon.

' pagi-pagi aku sudah dipermalukan, sial kau Jin.'  kata batin Sowon yang sangat kesal. " Pergilah mandi, dan ganti bajumu. Sudah kubilang untuk pulang, kau malah bermalam di kantor." Kata Jin menutup botol air dan pergi, " langsung temui aku setelah selesai" kata Jin lalu lanjut berjalan.

" Baik Pak..." Kata Sowon menatap punggung Jin yang terus menjauh, " aghh.. sungguh mengesalkan" kata Sowon. " Ini handuk." Kata Jun memberikan handuk pada Sowon,
" Terimakasih, aku pergi dulu." Kata Sowon, " baiklah, biar aku yang bersihkan ini." Kata Jin.

~~~

" Huh.. untung Jun baik sekali, tak seperti pria sial itu!" Kata Sowon di ruang loker sambil memakai bajunya,
" Awas saja, aku akan balas dendam...suatu saat nanti." Kata Sowon.

Setelah selesai berdandan, Sowon langsung pergi ke ruangan Jin, 
" Akhirnya selesai, Sowon, ini Jung Hoseok. Ia adalah seorang Artis komposit kita, silahkan ceritakan kriteria pelaku." Kata Jin. ' huh... Sok ramah seperti itu, padahal aslinya seperti menaruh dendam padaku.' kata Sowon dalam hati.

Beberapa menit kemudian..

" Terimakasih atas kerja samanya Tuan Jung, " Sowon membungkuk pada Hoseok, " ah tolong aku panggil aku J-Hope saja, agar kita bisa lebih akrab." Kata Hoseok.

" Ah baiklah..Tuan- maksudku J-Hope. Nama panggilan yang keren." Kata Sowon menjabat tangan J-Hope sambil tertawa. " Kalian sudah selesai mengobrol? " Kata Jin yang ada di belakang mereka dengan nada dinginnya. Sowon langsung menghilangkan senyumnya dan melihat hasil sketsa yang di buat J-Hope.

" Tak pernah melihat orang ini dimanapun, kerja bagus Hoseok." Kata Jin, J-Hope tersenyum. " Kalau begitu aku akan pergi sekarang." Kata J-Hope lalu pergi meninggalkan ruangan Jin.

" Ini mirip dengan yang kau lihat?" Tanya Jin, " iya..." Kata Sowon. " Kau terlihat kesal, ada apa?" Kata Jin dengan nada tanpa dosa. ' sungguh tak berperasaan'  Sowon tersenyum dengan setetes air mata yang mengalir.

" Mengapa kau bermalam disini?" Kata Jin, " aku tak mau pulang, jika aku pulang aku takut bangun kesiangan dan terlambat lagi. Ya sudah aku pergi ke sini dan mencoba membuat kesimpulan." Kata Sowon.

" Apa yang kau dapatkan?" Kata Jin,
" Benar ini adalah sebuah eksperimen, seseorang membuat sebuah mesin pembunuh dari manusia..tapi tujuannya masih tak tahu untuk apa, dan Jae Hwa- Tunggu, bagaimana keadaannya?" Kata Sowon baru teringat.

" Dia sedang kritis, belum sadarkan diri." Kata Jin, Sowon sedikit lega mendengar itu, setidaknya dia tak mati,  dia adalah salah satu kunci kasus ini.

" Aku heran... Setelah lima bulan aku bekerja dalam kasus ini, dan tak pernah ada kemajuan... Saat kau datang, semua tiba-tiba mulai terbuka. Aku yang mendapatkan gelar Letnan dengan cepat ini pun dikalahkan oleh seorang anak baru." Kata Jin menatap tajam Sowon, tatapannya sungguh skeptis. " Aku mulai berpikir kau ada kaitannya dengan kasus ini..." Kata Jin mendekatkan wajahnya, tatapannya begitu dalam, seperti menusuk.

~~~
* Artis yang terlatih dalam mewawancarai korban dan saksi menggunakan informasi yang diberikan untuk menggambar apa yang dijelaskan untuk membantu dalam kasus.

Thanks for reading ❤️
Sowon mulai aktif lagi gaiss><
Seneng liat dia baik-baik aja.
See you!




Detective in LoveWhere stories live. Discover now