PART - 30

153 35 0
                                    

"Akh! Lepaskan kerahku!" Jin dengan berusaha menjaga dirinya agar tidak jatuh kebelakang, sambil mencoba melepas tangan Sowon dari tangannya.

"Bagaimana kau bisa tahu dia?" Sowon berhenti dan menyilangkan tangannya didepan dada, sambil menatap tajam Jin.

"Aku sudah bilang, aku berbicara pada teman-temanmu mengenai latar belakangmu. Aku tak bertanya hal-hal yang aneh, atau ingin mengungkit kehidupan pribadimu. Secara tiba-tiba saja mereka berbicara masalah percintaan." Kata Jin sambil merapikan kembali bajunya.

"Dasar kalian memang menyebalkan!" Sowon mengepalkan tangannya sambil membayangkan wajah teman-teman perkuliahannya. "Sangat aneh kau bisa mengetahui tentang dia, tapi tidak tahu letak apartemenku."

"Aku tak tahu letak spesifiknya. Aku tahu apartemennya, tapi tak tahu lantai atau nomor pintumu."

Sowon memutar bola matanya,
"Jangan percaya dengan apa yang mereka katakan. Aku tak pernah mencintainya, oke?"

"Hmmm... Dari cerita yang kudengar, kau menangis saat pesta graduasi setelah melihat dirinya dengan wanita lain. Yakin kau tak punya perasaan terhadap dia?"

"Ah! Sudah jangan mengungkit itu! Aku tak menangis karena itu." Sowon yang  marah langsung berbalik dan mendorong troli dengan cepat.

"Terserah~" Kata Jin dengan nada mengejek.

-~~~-

Memang saat Sowon masih kuliah, dia menaruh perasaan pada Jeonghan. Begitupun dengan Jeonghan, tapi saat dia menyatakan perasaannya pada Sowon, Sowon belum siap untuk menjawab. Dia masih belum yakin dengan dirinya sendiri, Jeonghan mengerti dan memberinya waktu untuk berpikir dan berkata dia akan bersabar menunggu Sowon.

Ini terjadi saat tiga hari sebelum graduasinya.

Andai saja Sowon mengatakan perasaannya lebih awal, pasti mereka akan menjadi pasangan yang bahagia hingga saat ini.

Mengenai kejadian yang membuat Sowon menangis tersedu-sedu, setelah kelulusan ia berjanji pada dirinya akan menjawab pertanyaan Jeonghan sebelum benar-benar berpisah dan sibuk menjalani pekerjaan masing-masing. Tak apa, dia berpikir hubungan jarak jauh akan bekerja untuk mereka. Akhirnya dia merasa akan mengeluarkan semua beban yang ada dalam hatinya.

Tempat kuliah Sowon dan Jeonghan berbeda, tetapi kampus mereka bersebelahan satu sama lain.
Salah satu teman Sowon yang kaya mengadakan pesta saat malam setelah graduasi dirumahnya yang besar, dan tentunya mengundang anak-anak kampus sebelah.

Sowon mengenal Jeonghan dari temannya itu, dan seiring berjalannya waktu menjadi akrab dan sering melakukan banyak kegiatan bersama. Mereka mempunyai banyak kesamaan, walau sering bertengkar mengenai hal-hal bodoh, tapi itu yang membuat mereka semakin dekat.

Ketika suasana pesta mulai mereda dan waktu sudah mulai larut, Sowon mencari Jeonghan sambil mencoba menenangkan jantungnya yang berdegup kencang.
Setelah berkeliling dan bertanya-tanya, ada yang memberitahu bahwa Jeonghan sedang berada ditaman belakang.

Tempat yang pas untuk menyatakan perasaannya. Suasana taman yang damai, langit yang terang dengan cahaya bulan dan bintang, dan nyanyian merdu dari jangkrik.

Karena taman itu sangat luas, Sowon harus berkeliling sebentar untuk mencari Jeonghan. Sowon melihat figur yang familiar dibawah pohon dekat rumah kaca, dia duduk membelakangi Sowon sehingga hanya terlihat punggungnya yang lebar.

Sowon berlari, "Jeong--" tapi dia terhenti ketika mendengar suara  isakan seorang perempuan. Setelah melihat lebih dekat, Jeonghan sedang memeluk erat seorang gadis. Gadis itu menangis dengan kencang dalam pelukannya, mungkin karena itu Jeonghan tak mendengar panggilan Sowon tadi.

Detective in LoveWo Geschichten leben. Entdecke jetzt