Part 17 - Promise of the past

Start from the beginning
                                    

JInhee terpaku. Jadi, intinya memang tetap salah Taehyung atas insiden itu.

Taehyung kemudian tiba-tiba tertawa. "Eomma tahu yang lebih lucunya lagi? Aku sudah bicarakan soal ini dengan Jungtae ahjussi, dan eomma tahu apa yang dikatakannya? dia memaafkanku eomma. Astaga eomma, bukankah kita beruntung berbesan dengan keluarga yang benar-benar polos seperti mereka, eomma? Ahjussi menganggap semua itu sudah menjadi takdirku dan Soeun, dia tidak mau usik masa lalu lagi karena dia sudah menitipkan Soeun padaku. Dia menyerahkan Soeun pada anak eomma yang pemabuk ini untuk bertanggung jawab penuh atas hidup Soeun. Eomma juga bisa katakan soal ini pada Soeun agar dia menyadari kalau aku seharusnya tidak mabuk waktu itu, dan setelah itu aku akan mati didepan eomma,"

"Kau tidak akan melakukan itu?" Jinhee meremehkan.

"Waeyo?"

"Waktu itu kau sudah membohongi kami seolah kau bakal bunuh diri padahal tidak, kau takut mati Taehyung, kau tidak mungkin mau mati meninggalkannya,"

"Eomma bisa menjawabnya sendiri ternyata," Taehyung menatap dingin.

Jinhee terkejut lagi. Ucapannya tadi telah membuktikan kalau sekali lagi Soeun meninggalkan Taehyung, jiwa hancurnya Taehyung tidak akan tertolong lagi. Melihat tatapan dingin putra tersayangnya itu membuatnya mengerti Taehyung tidak sekedar mengertak saja sekarang.

Taehyung melanjutkan. "Eomma? yang jahat disini adalah putramu sendiri, tersangkanya adalah aku eomma, kenapa kau malah memperlakukanku seperti malaikat tanpa dosa dan berpikir yang jahat itu Soeun?"

Taehyung kemudian memberikan senyum hambarnya. "Eomma, mau tahu seberapa jahatnya aku? aku menyetir sambil mabuk, aku menabrak appa-nya yang memang niat bunuh diri, aku jatuh cinta padanya, ingin memilikinya sampai ada anakku dalam kandungannya, aku ingin dia selalu hidup bersamaku, bahkan membatasi ruang geraknya agar dia tidak dekat dengan namja lain. Coba eomma hitung berapa banyak kejahatanku pada yeoja polos sepertinya?"

Jinhee tertunduk, tak mampu berkata apapun lagi.

"Waeyo?, kenapa eomma diam?"

"Taehyung-ah, mianhae," Jinhee segera memeluk erat Taehyung. "Eomma minta maaf, jangan tinggalkan eomma, nee? eomma akan menerima Soeun, tapi jangan tinggalkan eomma, nee? eomma menyayangimu," Jinhee mengusapi wajah Taehyung, mengecup pipinya.

"Eomma, mianhae, aku tetap tidak menerima perlakuanmu pada Soeun," ujar Taehyung dingin. Melepaskan pelukan wanita itu.

"Taehyung-ah," Jinhee memelas.

"Aku sudah dicoret dari daftar waris keluarga ini. Eomma dan Appa bisa melupakanku pernah terlahir di rumah ini,"

"Taehyung-ah, jangan bicara seperti itu, apa kau tidak memaafkan eomma?"

"Mianhe eomma, tapi aku bukan bonekamu lagi. Aku bertindak tegas agar eomma tidak mengulanginya lagi,"

"Eomma tidak akan mengulanginya lagi Taehyung-ah,"

Taehyung melepaskan tangan yang menggenggamnya. "Aniya, Eomma pernah berkata seperti itu sebelumnya, waktu Eomma menelepon Soeun yang membuat aku bertengkar hebat dengannya, tapi eomma ternyata masih melakukannya,"

Jinhee terduduk diranjangnya dan menangis. Suaminya benar kalau masalah timpukannya pada Soeun kemarin bakal membuat Taehyung ambil tindakan tegas.

Taehyung meninggalkan kamar eommanya itu sambil menyeka air matanya yang sejak tadi ditahannya agar tidak keluar di depan wanita yang pernah melahirkannya itu. Tapi Taehyung tidak bisa lagi diajak berdamai, dengan menganggap semua yang terjadi bisa dilupakan begitu saja. Ia tahu eommanya berjiwa labil dan sewaktu-waktu bisa melakukan hal yang sama lagi pada Soeun. Ia takut jika selanjutnya terjadi lagi, benar-benar tidak bisa memaafkannya.

LOVE ME RIGHT [KTH ❤ KSE ❤ JJK]Where stories live. Discover now