BAB : 11

248 15 2
                                    

Keesokan harinya In Sook mengantarkan Ryung Hee menuju makam Choi Sung Tak, sesampainya disana Ryung Hee melihat makam itu telah dipenuhi tanaman dan rumput.

"Mengapa tidak ada yang membersihkan makam Sung Tak?" tanya Ryung Hee, In Sook menggeleng.

"Untuk apa Agasshi? Sung Tak orang jahat, sudah berapa orang tewas ditangannya, penduduk Ganghwa bahkan tidak ada yang mau melihat makam ini," kata In Sook.

Ryung Hee pun meletakkan jangot dan tas yang dibawanya lalu mulai mencabut rumput yang menutupi makam itu, In Sook sempat melarang Ryung Hee melakukan itu karena menurutnya Sung Tak pantas mendapatkannya. Namun Ryung Hee berpaling padanya dan tersenyum.

"Tapi sekarang ia sudah tiada, mengapa dendam itu masih tumbuh di hatimu? Ingatlah jasanya, karena Sung Tak Pulau Ganghwa yang indah dan berlimpah hasil pertaniannya ini tidak jatuh ke tangan kerajaan manapun, bahkan Joseon pun harus berusaha keras untuk mengalahkan Sung Tak agar bisa menguasai pulau ini, karena itu meskipun Sung Tak berhati dingin setidaknya dia layak mendapat penghormatan terakhir karena jasanya," kata Ryung Hee lalu membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa buah-buahan dan makanan, ia meletakkannya di depan makam Sung Tak. Ryung Hee pun meminta In Sook meninggalkannya sendirian, In Sook yang masih terperangah dengan jawaban Ryung Hee lalu menunduk padanya dan melangkah pergi.

Ryung Hee duduk di depan makam Sung Tak, namun ia justru teringat dengan permasalahan yang dihadapinya di Hanyang, ia pun mulai menangis.

            Ryung Hee duduk di depan makam Sung Tak, namun ia justru teringat dengan permasalahan yang dihadapinya di Hanyang, ia pun mulai menangis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Choi Sung Tak... mungkin aku harus memanggilmu Daegun juga... Mengapa kau lakukan ini padaku? Mengapa saat itu kau harus mengatakan masa lalumu padaku? Apa kau senang sekarang melihat aku mendapat masalah sebesar ini? Karena aku Jeonha jatuh sakit, Omamama membenciku, dan sekarang... Aku harus menjauh dari Putra Mahkota!" kata Ryung Hee sambil menangis.

Ryung Hee duduk di teras rumahnya sambil melihat ke kolam, In Sook menghampirinya dan menanyakan apa maksud jawaban Ryung Hee pagi tadi. Ryung Hee hanya tersenyum, ia telah berjanji pada dirinya sendiri tidak pernah lagi menceritakan tentang Selir Cho dan putranya kepada siapapun, ia merasa jika ada lagi orang lain yang tahu maka Ratu Dong Ae bisa saja mencelakai orang itu.

Malam itu, Ratu mengeluarkan perintah secara rahasia kepada beberapa orang kepercayaannya untuk menangkap dan menghukum semua orang yang berkaitan dengan Selir Cho, orang yang mengetahui informasi dan menyebarkan informasi tentang Selir Cho harus ditangkap bahkan dieksekusi, tidak terkecuali Ryung Hee. Maka berangkatlah orang-orang itu untuk melaksanakan perintah Ratu.

Ryung Hee hendak tidur malam itu ketika beberapa orang menerobos masuk ke dalam rumahnya dan menangkap dirinya, Sooki, serta In Sook. Mereka dikumpulkan di halaman depan, orang-orang itu sangat terlatih, In Sook sampai tidak bisa melawannya.

"Apa yang kalian lakukan? Beraninya kalian masuk kedalam rumahku!" seru Ryung Hee.

Orang bercadar itu menunjukkan lencana Ratu dan mengatakan bahwa dirinya mendapat perintah untuk menangkap siapapun yang mengetahui informasi tentang Selir Cho dan putranya, Ryung Hee terbelalak, ia tidak menyangka Ratu melangkah begitu jauh.

NORIGAEWhere stories live. Discover now