BAB : 10

263 13 0
                                    

Berita bahwa kondisi Raja Kwan Jin Soo menurun telah menyebar ke rakyat di Hanyang, mereka terheran-heran bagaimana bisa Raja yang selalu terlihat sehat dan kuat itu tiba-tiba jatuh sakit. Sooki pun menceritakan hal itu pada Ryung Hee, orang-orang di jalan banyak yang membicarakan kondisi Raja, bahkan mereka ada yang berani mengatakan bahwa Putra Mahkota akan segera naik tahta, mereka juga mengatakan bahwa Perdana Menteri sangat pandai melihat situasi dengan menikahkan putrinya untuk tujuan politik.

Ryung Hee meletakkan mangkuknya dan bergegas pergi mencari orang tuanya, namun seperti biasa Tuan dan Nyonya Kim tidak ada di rumah pada jam itu. Dalam hati Ryung Hee sangat merasa bersalah, ia berharap seandainya ia tidak tahu tentang masa lalu Sung Tak dan tidak berusaha menggali informasi yang sebenarnya bukan urusannya, hal ini tidak akan terjadi.

Di dalam tandu di sepanjang perjalanan ke Istana hati Ryung Hee tidak tenang, ia selalu menggumamkan nama Tae Sang, ia ingin bertemu dengan tunangannya itu dan memastikan semua baik-baik saja, ia mencengkeram jangot di pangkuannya, beberapa kali ia meminta pembawa tandu untuk berjalan lebih cepat.

Sesampainya di Istana, Ryung Hee melihat Tae Sang berjalan dengan terburu-buru menuju aula besar diikuti beberapa pengawal dan pelayan.

"Daegun Mama!" Ryung Hee berusaha memanggil namun percuma, jarak mereka terlalu jauh.

"Ryung Hee-ssi..." tiba-tiba Hana muncul di dekat Ryung Hee," Sepertinya anda ingin bertemu dengan Daegun Mama, tapi mungkin sebaiknya anda kembali lain waktu saja, keadaan di Istana sedang tidak baik, Daegun Mama sibuk menggantikan Raja memegang beberapa tanggung jawab."

Sooki melirik Hana, ia tidak suka dengan gadis itu sejak pertama mereka bertemu di Ganghwa, ia menilai Hana adalah gadis yang angkuh, mungkin karena dulu ia hidup dikalangan keluarga yang kaya, dan yang paling dibenci oleh Sooki karena Hana selalu berada diantara Ryung Hee dan Tae Sang, terlihat sekali ia ingin menjauhkan Tae Sang dari Ryung Hee, namun sekarang Hana adalah Dayang Istana, Sooki tidak bisa melakukan apa-apa meskipun ia ingin sekali menarik rambut gadis itu dengan tangannya.

"Apa Daegun Mama baik-baik saja? Bagaimana dengan Jeonha?" tanya Ryung Hee khawatir, ia melihat Tae Sang sudah memasuki aula besar diikuti para pejabat Istana.

"Apa yang kau lakukan disini?" hardik Ratu Dong Ae dari belakang Ryung Hee.

Ryung Hee pun memberikan penghormatan pada Ratu, namun baru saja ia hendak membuka mulutnya tiba-tiba Ratu memukulnya. Sooki terkejut dengan kejadian itu, beberapa pelayan menundukkan kepala dan tidak ada yang berani mengangkat wajahnya, Hana mundur beberapa langkah.

"Omamama..." Ryung Hee menundukkan kepalanya, ia tahu pasti Ratu marah karena dirinya awal mula nama Selir Cho kembali disebut di Kerajaan Joseon.

"Nona Kim yang cerdas, kau tahu karena rasa penasaran dan sikapmu yang suka mencampuri urusan orang lain itulah yang menyebabkan Raja jatuh sakit, apa ini rencanamu? Kau ingin segera menjadi Ratu Joseon? Kau sengaja mengacaukan keadaan di Istana ini, lalu membuat Raja jatuh sakit dan Putra Mahkota naik tahta sehingga kau bisa menjadi Putri Mahkota?" tanya Ratu Dong Ae dengan nada tinggi.

"Saya bahkan tidak berani memikirkan hal itu Omamama..." kata Ryung Hee," Saya tahu memang seharusnya saya tidak pernah menceritakan hal ini pada Putra Mahkota."

" Ya, kau harus belajar menutup mulutmu, sebaiknya kau pura-pura tidak tahu apapun dan membiarkan keadaan ini berjalan sebagaimana mestinya," kata Ratu Dong Ae lalu pergi menuju kediamannya diikuti Hana dan pelayan yang lain.

Ryung Hee mencoba menahan diri agar tidak menangis tapi percuma, air matanya tumpah membasahi wajahnya, ia merasa bersalah dan malu pada keluarga Kerajaan.

NORIGAEWhere stories live. Discover now