BAB : 6

303 16 0
                                    

Raja Kwan Jin Soo dan Ratu Dong Ae mengundang Perdana Menteri Kim In Su dan istrinya, Istana gempar setelah mendapatkan surat yang berasal dari Pulau Ganghwa. Nyonya Kim terkejut melihat norigae milik Ryung Hee berada dalam amplop surat itu. Perdana Menteri mengatakan bahwa ini adalah taktik dari Putra Mahkota untuk memalsukan kematiannya, dengan begitu Sung Tak mengira bahwa Pangeran telah meninggal. Ratu Dong Ae menangis, ia lega mendengar putranya masih hidup. Tae Sang meminta Raja mengirimkan bantuan untuk berperang dengan Sung Tak dan pasukannya, Raja pun segera menyiapkan rencana untuk mengirimkan pasukan ke Pulau Ganghwa tanpa menarik perhatian Sung Tak.

Ryung Hee duduk dihadapan Sung Tak, ia menurunkan pandangannya ke lantai, ia tidak mau melihat wajah Sung Tak, Hana berdiri di sudut ruangan sambil melihat kearah Ryung Hee, dalam hatinya ia kagum pada gadis itu karena keberaniannya. Sung Tak menyuruh pelayan membantu Ryung Hee berganti pakaian karena Ryung Hee masih mengenakan pakaian pelayan, lalu ia berjalan keluar. Hana bermaksud menghampiri Ryung Hee.

"Pergilah Hana-ssi... Daegun Mama membutuhkanmu, kau tidak ingin perbuatanmu ini ketahuan olehnya dan In Sook bukan?" kata Ryung Hee tanpa bergerak dari tempat duduknya, kata-kata Ryung Hee bagaikan petir di telinga Hana, ia merasa tertampar, secara tidak langsung Ryung Hee mengatakan padanya kalau jalan yang dipilihnya ini salah dan pasti akan menimbulkan amarah kedua temannya itu.

Hana tiba di tempat persembunyian Tae Sang, tampak In Sook masih terjaga sedangkan malam telah larut. Hana berjalan perlahan menuju ruang tengah, disana terlihat Tae Sang tampak mengamati peta Pulau Ganghwa.

"Sunbaenim..." Hana mencoba menyapa Tae Sang, pria itu mengangkat wajahnya lalu tersenyum dan kembali mengamati peta di hadapannya," Ada yang ingin kukatakan padamu."

"Katakan saja, jangan sungkan seperti itu," jawab Tae Sang tanpa mengalihkan pandangannya dari peta didepannya.

"Ini... tentang Ryung Hee," kata Hana, mendengar nama Ryung Hee raut wajah Tae Sang berubah serius, ia menatap Hana dalam-dalam, Hana menggenggam tangannya agar tidak gemetar, ia tahu bahwa Tae Sang pasti akan marah besar mendengar ini.

"Ada apa dengan Ryung Hee?" tanya Tae Sang.

"Lihatlah ekspresimu Sunbaenim... Begitu aku menyebut namanya kau langsung terlihat khawatir, aku belum pernah melihatmu khawatir seperti itu padaku," kata Hana, Tae Sang menghela napas, Hana memang penyelamatnya, ia berhutang nyawa padanya," Aku tahu dia adalah orang yang kau cintai, namanya yang selalu kau sebut di dalam tidurmu selama kau terluka parah, aku selalu menahan diriku dan mencoba masuk kedalam hidupmu, aku selalu ada saat dirimu dalam kesulitan, memberimu jalan keluar, dan mewujudkan semua yang kau mau, tapi kenapa... Kenapa selalu namanya yang keluar dari mulutmu?"

"Ada apa sebenarnya Hana?" Tae Sang mengernyitkan dahi, ia bingung karena Hana tiba-tiba semarah ini.

"Aku... mencoba menghentikan perang ini... Aku mendatangi Sung Tak dan berdiskusi dengannya, ia mau menyerah pada Joseon tanpa pertumpahan darah," jawab Hana, ia tidak berani memandang wajah Tae Sang.

Tae Sang mengernyitkan dahi, ia berjalan mendekati Hana," Lalu apa yang membuat Sung Tak berubah pikiran?"

Hana menunduk, Tae Sang melihat tangan Hana gemetar, ia pun paham dengan maksud Hana, ternyata selama ini dialah yang membocorkan identitas Ryung Hee pada Sung Tak dan meminta dirinya untuk pergi dari perkemahan agar anak buah Sung Tak bisa dengan mudah menculik Ryung Hee. Seperti dugaan Hana, Tae Sang marah besar, ia mencengkeram lengan Hana dan menanyakan mengapa ia melakukan hal itu. Mendengar ribut-ribut In Sook pun masuk dan terkejut melihat Tae Sang sangat marah.

NORIGAEWhere stories live. Discover now