24. Dinner Pakai Piyama

5.6K 286 16
                                    

Steffani mendapat undangan untuk menjadi pembicara di acara pameran buku. Dia merasa terhormat karena diundang, banyak yang mengirimnya pesan di instagram untuk mengatakan ingin datang melihat Steffani.

Buku yang sekarang ada di toko buku adalah kenangannya bersama Arvin. Isinya tentang masa pacarannya dulu, saat dia berantem, putus, balikan, dan sebagainya. Ia lupa untuk menulis tentang masa pacaran jarak jauhnya. Karena ia terlalu bingung untuk mengawali bagian itu.

"Hallo... Steffani ya??" tanya seorang panitia acara itu.

Steffani mengangguk,
"Hai..."

"Silahkan masuk. Sepuluh menit lagi ya.."

"Oke."

Steffani masuk ke belakang panggung, ia menyapa penulis lain yang juga diundang. Mereka mengobrol dan saling memfollow disosial media.
Sepuluh menit berlalu, Steffani dipanggil untuk naik ke panggung.

"Ka Steffani!!!" teriak seseorang dari depan.

Steffani tersenyum dan membungkukan badannya. Saat dipersilahkan duduk, ia duduk disebelah pembawa acara.

"Hallo semuaa..."

"Haiii..."

Pembawa acara meminta Steffani menceritakan tentang buku yang ia buat. Ia juga diminta untuk menceritakan seseorang yang ada di dalam cerita itu karena cerita itu adalah kisah nyata.

"Cerita itu tentang kehidupan sehari-hari aku sama orang spesial."

"Kaya martabak spesial."

Steffani mengangguk dan tertawa, "martabak spesial banget hahahaha..."

"Oke lanjut-lanjut."

"Jadi dulu kan masih pacaran, lagi seru-serunya ya udah aku bikin cerita. Dia juga dukung aku, karena teman kecil, jadinya tahu kalau aku suka buat cerita. Tapi pas bagian akhir aku buat sedikit indah."

"Lohh, kok dibuat sedikit indah, emang kenyataannya ga indah??" tanya pembawa acaranya.

"Kurang indah hahahahahaha..."

"Sekarang kamu lagi sibuk apa??"

"Lagi bisnis toko bunga, kalian bisa datang ke toko bunga aku."

Seseorang berteriak dari tempat duduknya, "Arvin apa kabar??"

Steffani tersenyum tipis mendengar nama Arvin. Pembawa acara itu memperjelas pertanyaan dari orang itu.

"Arvin kabarnya baik."

"Kok raut wajahnya sedih, putus apa gimana??"

Steffani hanya tertawa tidak menjawab pertanyaan. Pembawa acarapun ikut tertawa dan segera mengganti pertanyaan.

"Kalau ada orang diluaran sana lagi berjuang buat buku, apa yang mau kamu bilang?"

"Semangat! Aku mendukung mu!"

"Udah??"

Steffani mengangguk. Semuanya memberi Steffani tepuk tangan yang meriah. Pembawa acara dipanggil ke pinggir panggung untuk mengambil bunga untuk Steffani.

"Kita ada kenang-kenangan buat kamu. Ini sertifikat, dan ini ada dua bunga. Kata panitia, yang satu dari kita dan yang satu dari seseorang yang ada disini."

Steffani mengambil bunga dan sertifikat itu,
"Terima kasih semuanya..."

"Terima kasih juga Steffani atas waktunya."

Mereka berfoto bersama. Steffani juga berfoto dengan orang-orang yang hadir disana. Pembawa acara memberikan pertanyaan dan jika bisa menjawab, orang itu mendapatkan buku yang telah ditanda tangan oleh Steffani. Ada juga parfum khusus dari Steffani untuk diberikan kepada orang yang hadir dengan pertanyaan yang sedikit sulit.

Better With YouWhere stories live. Discover now