40.

8.4K 299 29
                                    

"Mama, papa..." sapa Naya yang baru saja pulang bermain, lalu mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

"Biasain assalamu'alaikum, dek." Sahut Arka dari dapur yang sedang membuat sirup. Arka sedang sibuk karena tugasnya, jadi dia jarang berkumpul dengan keluarga saat libur.

"Walaikum salam, abang." Jawab Naya dengan wajah polosnya, Arka hanya bisa menghembuskan nafasnya lalu kembali ke kamar.

Sekarang Arka sudah kelas tiga SMA, sedangkan Naya kelas tiga SMP, kalau Atha kelas enam SD. Mereka tumbuh dengan didikan yang benar dari Steffani dan Arvin, diajarkan mengaji, shalat yang rajin, bahkan mulai dibiasakan rajin shalat sunah juga.

Atha baru bangun dari tidur siangnya dan menghampiri Steffani dan Arvin yang sedang di ruang tv. Dia menidurkan dirinya di sofa dengan bantalan paha Arvin, Naya duduk di sebelah Steffani dan mengganti chanel tvnya.

"Pa, kita jadi nonton?" Tanya Atha.

"Jadi dong, kamu mandi sana. Naya juga mandi." Suruh Arvin.

Naya menggeleng, "Naya mau di rumah aja ah sama bang Arka." Steffani mengusap kepala Naya, "kenapa ga mau ikut?"

"Kalau ga ada bang Arka, nanti Naya ga bisa main mobil-mobilan ma." Arvin menengok, "kan ada papa." Ucap Arvin tapi Naya menggeleng, "seruan sama bang Arka, abisnya kalau sama papa, papa ga nabrak-nabrak sih."

Steffani tertawa mendengar alasan sang anak, "dimana-mana maunya ga nabrak, ini malah mau ditabrak hahahaha.." Arvin hanya menggelengkan kepalanya.

"Atha ga mau main kalau sama bang Arka," sahut Atha yang masih menonton tv. Dia sedang marah karena diusili oleh Arka, makanya dia tidak mau bermain dengan Arka.

Naya dan Arka memang adik kakak yang kompak, kompak untuk membuat Atha menangis, kompak membuat rusuh, dan lain-lain. Steffani pergi ke kamar Arka untuk mengajak anaknya pergi ke mall.

"Bang, ikut nonton yuk? Naya ga mau ikut kalau ga ada kamu." Ucap Steffani mengusap rambut Arka.

"Sebentar lagi selesai sih ma, hm... nanti Arka nyusul aja ya?"

Steffani mengangguk, "ya udah, mama sama papa berangkat sekarang ya?" Arka mengangguk dan melanjutkan mengerjakan tugasnya.

**

"Bang, ayo." Ajak Naya, ya... Naya memilih untuk berangkat bersama Arka. Arka keluar dari kamar mandi lalu memakai sepatunya.

"Bawa mukena."

"Berat." Arka menatap tajam Naya ketika disahuti begitu, "kamu lama ngantri mukena, abang tinggal nanti."

"Iya aku bawa."

"Kamu ga pakai kerudung?"

Naya menggeleng, "males ah, rambut aku lagi bagus." Arka menggelengkan kepalanya, "abang ga mau nolongin kamu kalau kamu masuk neraka."

"Jahat banget sih bang doainnya."

"Lah? Kamu sendiri yang jahat sama diri kamu sendiri," lalu berjalan duluan meninggalkan Naya.

Mereka berangkat dengan mobil online karena pulangnya bersama Arvin. Saat mereka sampai, adzan magrib berbunyi, akhirnya Arka menelpon Arvin untuk bertemu di Mushollah. Naya mengantri mengambil air wudhu, lalu mengeluarkan mukena yang ia bawa untuk sholat.

Better With YouWhere stories live. Discover now