10. Status Mantan

5.7K 304 4
                                    

Bel masuk sekolah berbunyi, menandakan murid-murid harus masuk tepat pada waktunya. Tapi, Steffani masih di jalan mendekati sekolah. Dia terlambat bangun karena semalam ia mengerjakan tugas hingga larut malam.

"pak cepetan pak." ucap Steffani yang panik pada tukang ojeknya karena hari ini tidak ada yang bisa mengantarnya.

"sabar dong neng, namanya juga motor tua." balas tukang ojek itu yang naik motor jadulnya. Motor yang ga bisa kencang, kalau kencang dikit bisa-bisa mogok. HAHAHA KASIHAN SEKELES SI Steffani.

Steffani terus melihat jamnya, lewat 30 menit ia sampai di gerbang sekolahnya yang telah di kunci. Steffani mengacak rambutnya, tiba-tiba pundaknya ditepuk oleh seseorang. Steffani menengok dengan wajah terkejutnya, "si non, belum bayar." ucap tukang ojek itu.

Uang 20 ribu dikeluarkan dari saku rok Steffani. Dia memanggil satpam yang ada di sekolah dan meminta untuk dibukakan gerbang. Untungnya satpam itu baik, akhirnya dibuka pintunya. Steffani berlari dengan cepat ke kelasnya, enak-enak berlari ada sebuah bola basket yang mengenai kepalanya. Semua murid kelas 12 yang sedang melihat kejadian itu berteriak AAWW...

"woi, lo ga papa?" tanya seorang lelaki, ia adalah Arvin. Tanpa menjawab pertanyaan Arvin, Steffani berlari menuju kelasnya. Dia berbelok dan hampir saja jatuh di depan kelasnya.

Dia tersenyum dan memperlihatkan sebaris gigi putihnya. Saat melihat ke meja guru, ternyata guru tersebut belum hadir. Steffani berjalan ke mejanya, dengan santainya. Saat sampai di mejanya, dia langsung salah tingkah melihat gurunya yang sedang duduk di bangku nya yang ada di belakang.

"eh, hm, ibu cantik hehehe.. Ehh, se-sejak kapan bu disini?" tanya Steffani dengan gugup sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Guru itu menaikan alisnya satu, "telat?"

Steffani melihat ke atas langit, untuk berfikir cepat,
"eng-engga kok bu, saya-saya itu-"

"berdiri di depan kelas sampai jam pelajaran saya selesai." guru tersebut memotong pembicaraan Steffani yang sedang mencari alasan.

Dengan lesuh, Steffani berjalan ke depan kelasnya. Dia berdiri menghadap teman-temannya yang sedang mengerjakan tugas dari sang guru.

**

"Stef, lo kenapa bisa telat sih?" tanya Melly temannya yang sedang menyantap bakso bersamanya.

"gara-gara tugas biologi yang belum gue kerjain," jawab Steffani dengan malas sambil memegang dahinya yang benjol kecil karena lemparan tadi.
Keysha memegang dahi Steffani, yang langsung ditepis, "sakit woi." keluh Steffani.

"itu kenapa?" tanya Keysha.

Sekelompok anak laki-laki kelas 12, yaitu kelas Arvin berjalan masuk ke kantin. Murid-murid banyak yang tersenyum karena kedatangan Arvin dan teman-temannya. Belum sempat Steffani menjawab pertanyaan Keysha, dia berdiri dan menggebrak mejanya sambil menunjuk Arvin.

"Arvin!!!" Arvin menengok, dia menunjuk dirinya. Steffani berjalan ke arah Arvin, "lo yang tadi ngelempar bola basket ke gue kan?!!! Lo kira jidat gue ring basket yang seenaknya lo lemparin bola?!!" ucap Steffani yang meluapkan semua kekesalannya pada Arvin.

Arvin yang dari tadi diam mendengarkan ocehan Steffani, dia menoyor dahi Steffani tepat di tempat yang benjol itu. Steffani meringis kesakitan karena perlakuan Arvin.

"aaaww, kenapa-" belum sempat menyelesaikan pembicaraannya, Devan, Erick, dan Arvin bernyanyi lagu CJR.
"kenapa D lagi D lagi D lagi, kok ga R R R R, kenapa mengapa-"

"SUARA LO GA BAGUS!!!" teriak Steffani yang membuat mereka tertawa terbahak-bahak. Arvin mengusap kepala Steffani, "tadi kan gue udah nanya keadaan lo, tapi lo nya lari duluan." ucap Arvin dengan pelan. Semenjak mereka putus, nada bicara Steffani memang selalu terdengar seperti orang marah.
Entah kenapa Steffani merasa nyaman saat kepalanya diusap, ia merasa perhatian dari Arvin kembali lagi padanya.

Better With Youحيث تعيش القصص. اكتشف الآن