[Chapter Six]

Mulai dari awal
                                    

Sang Lord tahu kalau para maid berbisik bisik tentang dirinya. Ia juga tahu, pasti seluruh warga katsilnya membencinya karena tak pernah keluar dari kastil sejak hari pengangkatan. namun ia tak peduli dengan semua hal itu. Jika kalian menganggapnya sang Lord itu pengecut, kalian salah besar. Pasti ada sebab di balik semua hal tersebut.

•○●○•

"Silahkan masuk, tuan." ucap Luke seraya menunjuk kepada sebuah ruangan yang cukup besar. dengan sebuah patung di tengah dan kursi-kursi di kanan dan juga kiri ruangan. Ya, gereja.

Tanpa berbasa basi Sang Lord pun langsung masuk kedalam gereja tersebut. Luke yang melihat hal itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Mungkin dia akan mengatakan, "Gini amat Lord gua."

Terlihat seorang pria yang umurnya sekitar separuh baya, dan cukup tinggi dengan jubah putih yang panjang mencapai kakinya memegang sebuah buku menatap Sang Lord dengan tatapan yang cukup menyeramkan, "Archard."  ucapnya seraya menutup buku yang ia baca.

Ya, Archard Heinrich De Wilmert. Lord ke-45 dari sebuah kerajaan bernama West Britanian Castle. Seorang Lord muda yang telah lama mencari pujaan hatinya dan tahun ini ia akhirnya mendapatkannya.

"Pendeta. Apakah benar anda telah mendapatkan seorang wanita pujaanku?" tanya Archard yang sangat penasaran.

"Ya. Tentu saja, Lord." balasnya singkat, "Ia bernama Teresa Angela Wilson. ia adalah seorang werewolf ber-ras White Alaskan." balasnya lagi.

Archard cukup terkejut, pujaan hatinya seorang werewolf? Yang benar saja. Werewolf merupakan musuh sejati para Vampire. Namun, tidak baginya. Archard tak peduli, mau ia diturunkan jabatannya, mau ia di bully habis habisan oleh para warganya. Ia tak peduli, sungguh tak peduli. Pikirannya hanya satu, pujaan hatinya, Teresa.

"Baik. Terima kasih, Pendeta. ngomong-ngomong di mana ia berada sekarang?" tanyanya.

"Bratsk, Rusia. Ia sedang di lecehkan oleh seorang Alpha di sana." balas sang Pendeta dengan wajah datar.

Kini wajah Archard menampakkan wajah terkejut dan marah, tangannya mengepal, dan kedua belah bola matanya memerah. Luke yang melihat hal tersebut langsung bergegas menuju Sang Lord dan menenangkan, "Aku mohon Tuan, jangan terbawa emosi." ucapnya.

Bisa bisanya pujaan hatinya di lecehkan oleh seorang yang busuk bagi dirinya. Ya, Archard sangat membenci Alpha. Karena, kedua orang tuanya meninggal akibat peperangan antara kedua kaum tersebut.

Tanpa berpikir panjang, Archard langsung keluar dari ruangan itu dan bergegas menuju tempat sang pujaan hatinya berada. Ia mempunyai firasat buruk, amat sangat buruk kepada pujaan hatinya.

"Luke, jaga kastil ini selama aku meninggalkannya. Beritahu aku saja jika ada masalah yang tak dapar kau lakukan sendiri." ucap Archard dengan wajah yang amat sangat tak tenang.

"Baik, Tuan." balas Luke seraya menundukkan kepalanya dengan hormat dan penuh kewibawaan.

Mulailah perjalanan sang Lord menuju tempat sang pujaan hati berada. Terdengar hal yang gila jika melintasi Pegunungan Ural yang curam akan bebatuan yang tajam dan Hutan Bratsk yang gelap. Mungkin sebagian orang awam akan langsung meninggal jika berjalan sejauh ratusan kilometer tanpa membawa persediaan apapun. Namun, bagi makhluk immortal itu hal yang biasa. dilakukan.

•○●○•

"Rupanya di sini kau tinggal. Aku datang menjemputmu, sweety." ucap Archard yang melihat dari dekat Redmoon Pack yang terang, mengalahi gelapnya malam.

Terlihat dua orang warrior yang menjaga perbatasan pack tersebut, Archard tak mungkin bisa melewati dua orang tersebut. Namun, jika lewat dengan cara berteleportasi mungkin bisa ia lakukan.

Ia berjalan memutari pack tersebut dari luar perbatasan. Semakin jauh dengan pintu utama perbatasan jumlah warrior juga pun berkurang. Ini merupakan kesempatan yang cukup bagus bagi Archard.

Terlihat sebuah mansion besar di tengah pack, "Hm. Mansion itu. Rupanya tempat itu sweetyku di lecehkan oleh kaum menjijikan ini." ucapnya sinis.

Namun, tiba-tiba sebelum ia mulai berteleportasi perutnya merasakan kesakitan. Padahal tak ada luka maupun cedera, "Tunggu aku sweety. Aku tahu kau merasakan kesakitan."

Tanpa berfikir panjang lagi, Archard segera melakukan teleportasi menuju mansion itu.

"Mine." ucapnya yang tepat sekali muncul di depan sang pujaan hatinya.
Walaupun di jendela kamarnya. Ya, cukup bau.

Meskipun hatinya berbunga bunga karena dapat bertemu pujaan hatinya, terdapat rasa dendam dihatinya juga kepada Alpha keparat itu.

"Takkan kubiarkan kau hidup, Alpha bodoh." ucapnya dengan penuh kedendaman yang seraya membawa Teresa pergi.

TBC.

Huray. Thanks for 100 votes! Hope you like for my first story ini. Sepesial 1200+ words huft...

See ya in next chapter~

The Bastard Alpha [Story#1 Zegna.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang