Dua Puluh Lima : Kencan Pertama

Start from the beginning
                                    

"Sore itu. Tepatnya empat tahun yang lalu dia menceritakan pengalaman pertamanya berlibur di Gili Trawangan. Yang dia ceritakan padaku bukan tentang ke indahan Gili Trawangan tapi dia malah menceritakan pertemuannya dengan seorang gadis yang tengah membaca Al Qur'an di tepi pantai."

Aluna diam. Dia tidak terlalu mengerti dengan apa yang tengah Naura ceritakan.

"Dia bilang gadis itu mempunyai suara yang sangat merdu. Semenjak itu Nino lebih suka mendengarkan lantunan Al Qur'an daripada musik. Apa kau tahu siapa gadis itu?"

"Kak Aliandra," jawab Aluna dengan suara yang lirih. Dia yakin pasti gadis yang Nino temui di tepi pantai itu Kakaknya.

Naura menggeleng, "Bukan Aliandra, namun gadis itu adalah kau ."

Aluna tertegun, "A..aku?"

Naura mengangguk, "Iya itu kau. Kau yang membuat Nino tertarik pada Islam bukan kakakmu. Jadi ketika dia mengatakan kalau dia mencintai Kakakmu aku tidak mempedulikannya karena aku tahu kalau yang Nino rasakan pada kakakmu bukan cinta tapi obsesi semata. Aliandra adalah gadis pertama yang mampu membuat Nino harus kehilangan muka. Kau tentu masih ingatkan dengan kejadian dimana Kakakmu tidak memberi ijin pada Nino untuk menginap bersama kekasihnya di resortmu."

Aluna mengangguk. Tentu dia ingat. Saat itu dia menjadi penonton paling depan saat Nino dan Aliandra saling adu argumen. Aliandra dan Nino terlihat lucu di matanya. Bagaimana tidak lucu? Kakaknya yang biasanya anggun berubah sangar saat ribut dengan Nino yang bersikeras ingin menginap satu kamar dengan kekasihnya.

Naura membawa kedua tangan Aluna ke dalam genggamannya, "Percayalah kalau yang sebenarnya Nino cintai bukan kakakmu tapi kau."

Nino mencintainya? Apa mungkin?

"Kau menangis pasti karena Nino? Maafkan kelakuan adikku yah. Aku harap kau tidak akan pernah pergi meninggalkannya. Dia benar-benar akan hancur kalau sampai kehilanganmu karena kau adalah cinta pertamanya."

"Cinta pertama?" Aluna semakin dibuat bingung.

"Nino tidak pernah jatuh cinta. Semua  wanita yang dia jadikan pacar sama sekali tidak dia cintai dan Nino pun tidak pernah mencintai Kakakmu. Tidak pernah!"

Aluna hanya diam. Apa yang dikatakan oleh Naura benar-benar sulit untuk ia percaya.

Tidak mungkin Nino tidak mencintai Aliandra. Dia masih sangat ingat saat Nino menyatakan cinta pada Kakaknya di tepi pantai Jimbaran, di tepi pantai Gili Meno, Di teras resort, di atas kapal cepat dan masih banyak tempat yang menjadi saksi mati ungkapan cinta Nino pada Kakaknya.

Mungkinkah kata cinta dapat berulangkali diucapkan pada seseorang yang nyatanya tidak dicintai? Itu sangat mustahil!

***

Nino tertegun saat melihat penampilan Aluna malam ini. Aluna sangat terlihat cantik. Sekilas dia melirik ke arah Naura yang berdiri di samping Aluna. Dia yakin pasti Naura lah yang mendadani Aluna.

"Bagaimana penampilan Aluna malam ini?" tanya Naura.

Baru saja Nino akan memberi pujian pada Aluna, namun sayang kata-kata pujian sudah terlebih dulu terucap dari bibir Daniel.

"Kau sangat cantik Aluna," Daniel mengangkat kedua ibu jarinya ke atas, "Hanya orang bodoh yang akan menyia-nyiakan cinta dari wanita secantik dirimu," ucap Daniel seraya mendelik pada Nino.

Wajah Aluna bersemu merah.

Benarkah dia cantik? Tapi kenapa tadi saat bercermin dia merasa kalau penampilannya sangat aneh? Naura menempelkan segala macam jenis make up ke wajahnya secara berlebihan dan kalau boleh jujur dia tidak suka akan hal itu, namun apa daya dia tidak berani menolak niat baik Naura yang hendak merubahnya jadi Putri semalam di kencan pertamanya dengan Nino.

Aluna | ENDWhere stories live. Discover now