Sembilan Belas : Bait Pertama Dalam Cinta

31.5K 4.9K 1K
                                    

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Peringatan khusus untuk adik-adikku tercinta yang masih berstatus pelajar baik itu pelajar SD, SMP, atau SMA Kak Shi harap tidak membaca part ini karena part ini dikhususkan untuk Kakak-kakak yang sudah punya kekasih halal dan sudah siap untuk dihalalkan tapi sayangnya si dia malah tak kunjung datang melamar😢 (kode keras)😂

Pilihlah bacaan dengan bijak.
Sebaik-baiknya bacaan adalah Al Qur'an karena Al Qur'an akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat untuk para pembacanya😊.

Selamat Membaca.....

💓💓💓

Aluna menarik napas dalam-dalam. Wajahnya bersemu merah, jantungnya berdebar dengan kencang, matanya terus menatap wajah Nino yang berada tepat di hadapannya. Mungkin kalau diukur dengan sebuah penggaris wajahnya dengan wajah Nino hanya berjarak kurang dari 5cm.

Perlahan ujung telunjuknya menyentuh hidung Nino yang cukup mancung, "Kau mempunyai hidung yang sangat mancung," bisik Aluna, setelahnya jari telunjuknya beralih ke alis Nino, dia sentuh alis tebal Nino dengan sangat hati-hati, "Dan alismu lumayan tebal.. aku rasa wajahmu hampir mirip dengan....." cukup lama Aluna terdiam. Sepertinya dia tengah mengingat-ingat siapakah orang yang dia rasa mirip dengan wajah suaminya.

"Mirip dengan siapa sayang?" Tiba-tiba Nino membuka matanya.

Aluna bukan main terkejutnya. Matanya mengerjap berulangkali, "Ka..Kakak..Kak Nino pura-pura tidur?"

Nino merubah posisi berbaringnya yang tadinya terlentang kini menjadi menyamping. Hingga kini dia dapat melihat dengan jelas seberapa merah wajah Aluna.

"Aku tadi benar-benar tidur. Tapi tiba-tiba disaat aku tengah tidur aku merasa ada jari-jari nakal yang bermain di atas permukaan wajahku. Pertama jari itu menyentuh kening, terus beralih pada hidungku dan setelahnya....."

"CUKUP!!!!" teriak Aluna memotong kalimat Nino yang pada kenyataannya masih belum selesai.

Nino mengangguk patuh. Menuruti keinginan istrinya yang kini tengah dilanda rasa malu yang tak tertahankan.

"Mau kemana?" Nino menahan pinggang Aluna saat Aluna hendak beranjak dari atas tempat tidur.

Takut-takut karena saking gugupnya Aluna menjawab dengan suara yang gagap, "A. Aa..ku..ma..mau Salat."

"Salat apa? Dzuhurkan masih dua jam lagi?" Nino semakin mengeratkan pelukannya. Dia cium rambut Aluna yang tergerai indah. Wangi yang menguar dari rambut Aluna sungguh membuatnya seakan kecanduan.

"Aku mau salat Dhuha," Aluna berusaha melepaskan tangan Nino yang membelit pinggangnya dengan sangat erat.

Nino mengerutkan keningnya, "Salat Dhuha? Salat apa itu?"

Mendengar Nino tidak tahu salat Dhuha itu apa reflek Aluna langsung membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Nino. Baru saja dia akan berucap menjelaskan apa itu Salat Dhuha tiba-tiba Nino mengecup bibirnya membuat dirinya sekan kehilangan pijakan dan tak mampu berucap.

Nino tersenyum. Wajah Aluna dikala terkejut dan malu sungguh menggemaskan. Sangat menggemaskan.

Cup...

Satu kecupan kembali Nino daratkan, namun kini kecupan itu mendarat di pipi kiri Aluna.

Aluna makin linglung. Perlakuan Nino padanya benar-benar manis.

Aluna | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang