Setelah itu, Jiseo menegakkan kembali tubuh Jungkook kemudian mengusap air matanya.
"Namja tidak boleh menangis, arrasseo?"
Jiseo menunjukkan senyum manisnya kemudian melepas beanie berwarna putih yang ia pakai. Tangannya begitu lihai menyisir perlahan rambut hitam malam adiknya kemudian memakaikan beanie putih tersebut.
"Dengan begini, ia tidak akan terbang dan jatuh walaupun kau bertemu dengan angin."kata Jiseo.
"Noona?"
"Em?"Jiseo menatap Jungkook dengan kepala sedikit miring.
"Gomawo,"
Jungkook lantas memeluk kembali kakaknya, tak lupa ia juga mencium leher yang memiliki wangi khas yang Jungkook sangat sukai.
"Kau tidak perlu berterima kasih,"kata Jiseo.
"Aniyo, noona bahkan sudah sangat baik padaku."kata Jungkook.
Jiseo hanya terkekeh,"Ayo sarapan, kau akan terlambat jika terus memelukku seperti ini."pinta Jiseo.
Jungkook melepas pelukannya."Aku sudah memakai sepatuku, Noona."kata Jungkook.
"Lepaslah, aku meletakkan sup mu dimeja,"kata Jiseo.
"Aniyo, simpul ini susah payah aku buat."alasannya.
Jiseo memperhatikan sepatu Jungkook yang sudah terikat.
"Hanya simpul biasa,"kata Jiseo.
Jungkook menggeleng lucu, bahkan pipinya saja ikut bergerak saat kepalanya menggeleng.
"Kookie,"
"Aku mau sarapan di sekolah saja,"alasannya.
Jiseo mendengus, ia mencubit pipi Jungkook sebelum bergegas pergi ke dalam rumah mengambil mangkuk sup, air putih dan obat yang harus Jungkook minum tentunya.
"Buka mulutmu,"pinta Jiseo saat kembali dengan mangkuk sup di tangannya.
Tanpa ada penolakan, kelinci itu memakan sup yang Jiseo suapkan dengan lahap. Bahkan Jungkook yang biasanya tidak menyukai wortelnya, sekarang meminta wortelnya untuk disuapkan. Dasar kelinci!
Setelah sup itu menyisakan seperempat, Jungkook lantas meminum obatnya seperti biasa. Kemudian ia bergegas menuju ke dalam mobil sambil menunggu Jiseo mengembalikan mangkuk dan mengambil kuncinya.
"Kookie, bagaimana kalau setelah kau pulang sekolah kita membeli kamera?"tanya Jiseo sembari menyetir.
"Jinjja? Noona benar-benar akan membelikannya?"tanya Jungkook.
"Bukankah aku sudah berjanji padamu?"Jiseo balik bertanya.
Jungkook mengangguk dengan antusias. Ia bahkan terus tersenyum dan bermain dengan jarinya seolah membidik suatu obyek. Berbeda dengan Jiseo, walaupun ia nampak seperti tidak terjadi apa-apa, gadis itu tengah berusaha membuang anggapan buruk jika setiap polaroid yang Jungkook hasilkan merupakan sebuah kenangan yang akan Jungkook tinggalkan.
Sesampainya di sekolah, Jungkook segera berpamitan pada Jiseo setelah memeluk kakaknya. Ia berlari masuk ke dalam lingkungan sekolah sembari terus melambaikan tangannya.
"Jangan lari, kau bisa jatuh!"teriak Jiseo.
"Ani-"
Bruk!
Belum selesai Jiseo bicara, Jungkook terjatuh ke tanah. Untung saja anak itu cepat berdiri, walaupun terlihat meringis sambil mengusap lututnya ia kembali tertawa dan melanjutkannya dengan berjalan seperti biasa.
YOU ARE READING
전 형제 [JEON SIBLING] × Jungkook [√] [DICETAK]
Fanfiction[COMPLETE] [HARD SIBLING STORY] 20170812-20180601 Final Ending 20180617 - True Ending 190205 OPEN PO Fisik 10 September - 20 September 2020 "Aku hanya bisa membantumu mempertahankan hidupmu, bukan membuatmu tetap hidup"-Jeon Jiseo. "Noona, aku masih...
![전 형제 [JEON SIBLING] × Jungkook [√] [DICETAK]](https://img.wattpad.com/cover/119207564-64-k934232.jpg)