Part 50

718 38 11
                                    

Sinta mengerutkan dahi, tiba-tiba berbagai macam prasangka menerpa kepalanya. Ia memeriksa akta kelahiran.

Bahwa pada tanggal 16 Desember 1997 telah lahir

BINTANG NATHA HUMAM

anak ke satu laki-laki dari suami istri :

BAYU LESMANA HUMAM dan LUNA PAVETTI HUMAM.

Sinta mengerjapkan matanya berkali-kali dan mengusir prasangka aneh yang sangat tidak mungkin itu. Berapa persen kemungkinan seorang anak lahir dengan nama dan tanggal lahir yang sama di negara yang besar ini?

Hey, tidak mungkin! Tidak mungkin.. kan?

Sinta meletakkan surat-surat itu dengan perasaan cemas. Dan memutuskan untuk memasukkan kembali berkas-berkas itu kedalam map.

Ia lancang karena membuka berkas orang lain. Tapi, pikiran mengganggu itu terus bersemayam, menggelitik, menguasai otaknya, melukai akal sehatnya.

Ia melirik dompet yang masih terbuka. Foto pernikahan Mama-nya yang paling mengganggu, dan sepenggal kata di balik foto itu yang membuat napasnya sesak sesaat.

Seluruh dunia tak bisa membeli hatimu, bahkan aku. biar ini jadi rahasia Tuhan dan aku. selamat berbahagia, orang yang paling kucintai, Mary Wilura.

Satu fakta baru masuk ke dalam kepalanya, mendahului berbagai fakta lain yang masih berkabut dan abu-abu. Dan, foto keluarga kecil lainnya, membuatnya mendadak perih, haruskah keluarga kecil itu di pertaruhkan? Karena Mama-nya?

Dan, hubungan Bintang dengan semua ini..

Sinta berharap pria itu tak ada hubungannya dengan semua ini.

"Om Bayu, aku tidak tahu siapa dia dan dia tak ada hubungannya denganku. Dan juga, anak kecil yang bertengkar denganmu dulu, itu pasti bukan aku.”

“Bintang bilang.. jangan mempercayainya.. tapi..”

Ia melepas kalungnya, menekan tombol kecil di belakangnya, dan liontin itu terbagi dua.

Kalau Bintang benar tentang kalung ini, berarti foto di dalamnya tidak lain adalah..

Sinta mensejajarkan liontin itu dan foto di dalam dompet Om Bayu. Wajah yang benar-benar sama persis.

Tangan Sinta gemetar, Bintang juga bilang keluarganya tidak harmonis. Sinta memandang Om Bayu yang masih menerima telepon, dan dadanya tiba-tiba sakit.

Sebenarnya Sinta belum benar-benar percaya, ini masih berkabut.

Tapi, kalau yang baru ia lihat memang fakta yang sebenarnya, berarti penyebab semua ini ialah..

Air mata Sinta jatuh.

“Om..” Panggil Sinta pelan. Om Bayu menoleh,

“Ya, Sinta?”

“Apa Om Bayu akan bercerai.. karena Mama?”

Om Bayu diam seribu bahasa. Ia menurunkan ponsel dari telinganya.

Fate In You (COMPLETED)Where stories live. Discover now