Tujuh Belas : Mencintai atau Dicintai?

Mulai dari awal
                                    

Dia menangis karena dendam yang menyelimuti hatinya.

Dia menangis karena takut ditinggalkan oleh orang-orang yang disayanginya.

Tapi dia sangat jarang menangis karena takut akan segala dosa yang telah dia lakukan.

Begitu banyak dosa yang telah dia lakukan namun tak pernah dia mengkhawatirkan dosa itu, yang dia khawatirkan malah selalu tentang dunia dan dunia. Sesuatu yang pada kenyataannya adalah hal yang sangat hina.

Aluna tersungkur dalam sujudnya. Tangisnya pecah.

Ya Allah... Aku takut.
Sungguh aku merasa takut.
Aku takut kelak Engkau marah padaku.
Aku takut Engkau tak mengijinkan aku berjumpa dengan kekasihmu.
Aku takut Engkau tidak akan mengijinkan ku untuk berjumpa dengan orang-orang yang sangat aku sayangi saat di akhirat kelak.
Dosaku begitu banyak... namun aku malah larut di dalamnya.
Ya Allah....

Di dalam kamar mandi Nino bersandarnya di balik pintu kamar mandi. Dia meraup wajahnya, menghela napas dengan kasar.

Aluna menangis....

Apakah Aluna menangis karena dirinyanya? Pertanyaan bodoh, tentu Aluna menangis karena dirinya. Malam ini dia telah menjadi laki-laki bajingan. Dia tidak mencintai Aluna tapi dia malah menyentuh Aluna.

***

Allah SWT berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 102)

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖ  وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَآءً فَاَ لَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖۤ اِخْوَانًا  ۚ  وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا  ۗ  كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 103)

وَلْتَكُنْ  مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ  عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ  وَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 104)

وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ  تَفَرَّقُوْا وَاخْتَلَفُوْا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ الْبَيِّنٰتُ ۗ  وَاُولٰٓئِكَ لَهُمْ  عَذَابٌ عَظِيْمٌ

"Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat,"
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 105)

يَّوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهٌ وَّتَسْوَدُّ وُجُوْهٌ   ۗ  فَاَمَّا الَّذِيْنَ اسْوَدَّتْ وُجُوْهُهُمْ ۗ  اَكَفَرْتُمْ بَعْدَ اِيْمَانِكُمْ فَذُوْقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ

"Pada hari itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram. Ada pun orang-orang yang berwajah hitam muram (kepada mereka dikatakan), Mengapa kamu kafir setelah beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 106)

Lantunan surah Ali Imran yang Nino baca dalam shalat terhenti saat dia telah sampai di ayat 106. Berulangkali dia mengulang ayat itu.

Akankah dia kembali menjadi kafir setelah beriman? Sungguh demi apapun dia tak ingin itu terjadi. Dia ingin tetap dalam keislamannya.

Dan wanita yang kini tengah menjadi makmumnya adalah seseorang yang telah berhasil membawanya menuju cahaya iman yang sesungguhnya. Seseorang yang berarti dalam hidupnya tapi tak mampu dia cintai.

Nino hanya menganggap Aluna sebagai adik.

Hanya adik bukan istri.

Tapi adakah seorang kakak yang meniduri adiknya sendiri?

Nino beristigfar dalam hati.. setan telah berhasil menguasai pikirannya. Bukannya hanya mengingat Allah dia malah memikirkan sesuatu hal yang seharusnya sama sekali tak dipikirkannya. Lekas dia memilih untuk langsung rukuk saat dia tidak bisa mengingat ayat berikutnya.

Di dalam sujud terakhirnya dia memohon agar Allah mengampuni kelalaiannya dalam shalat.

Sungguh dia merasa buruk. Setan berhasil merebut kekhusyuan shalatnya.

"Assalamualaikum Warahmatullah," Nino mengucapkan salam seraya menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri menandakan kalau shalat telah usai.

Aluna mencium punggung tangan Nino, "Terimakasih Kak Nino sudah mau menjadi imamku."

Tangan kiri Nino membelai pucuk kepala Aluna dengan lembut, "Apakah aku telah menyakitimu? Kalau iya pergilah dari sampingku. Aku ikhlas kau pergi meninggalkanku."

Aluna menatap Nino dengan tatapan tidak percaya, "Kak..Kak Nino ingin aku pergi?" tanya Aluna dengan suara yang tercekat.

Nino mengangguk, "Pergilah Aluna!"

💙💙💙

Aluna | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang