🦅 ZAYYAN - BAGIAN SEPULUH

Mulai dari awal
                                    

“Gue juga mikir begitu, kita nggak bisa tinggal diam aja setelah kejadian ini, kita bakal diam aja gituh?” zayyan beranjak. “Kita kasih tahu mereka, kita tanding balap, kalau mereka kalah, wilayah nya jadi milik kita. Setuju nggak?”

“Gue setuju!” Gibran menepuk bahu Zayyan pelan. “Kita kasih pelajaran ke mereka kalo geng kita bukan geng motor biasa!”

“Tapi bentar, urang kok, punya firasat teu enak mereka bakal berbuat curang.” Ujar Gara.

Bibir Zayyan terangkat sebelah, muncul sebuah ide berlian yang orang lain tak tahu.

“Kita lihat saja nanti!”

“Apa rencana ini bakalan berhasil, Zay?” tanya Varel.

“Gue yakin dan rencana seorang Zayyan Harquel tidak akan pernah gagal.” Zayyan menepuk dada nya penuh percaya diri.

____

 BANDUNG, INDONESIA, 22.00 WIB

Esok malam nya. Geng Vangar berkumpul di jalanan arena balap motor. Zayyan dan rekan lainnya tengah bersiap menyiapkan sesuai rencana tadi pagi. Yang di tunggu sudah datang, semua orang yang berkerumun memandang geng Rangar sinis, namun Zayyan tak menyangka lawan balap nya adalah Angkasa. Dalam hati ia bertanya sejak kapan, cowok itu bergabung dengan geng Rangar.

“Oh, Jadi lo kapten nya?” Tanya Zayyan sinis.

Angkasa maju selangkah dengan tatapan nyalang. “nggak usah ngeremehin gue, gue yang bakal jadi pemenang nya. lo cuman anak ingusan yang baru brojol, jadi nggak sosoan nantangin geng kita!” Ejeknya.

Rahang Zayyan mengeras, cara tatapan nya yang semula terlihat tenang kini berubah mematikan.

“Nggak usah hina, bukan nya geng kalian sendiri yang pertama mengibarkan bendera perang!” murka Zayyan.

“Gue ngerasa nggak mengibarkan kalian sendiri yang berulah dasar orang munafik semu—“

“APA KATA LO! ULANGI SEKALI ANJING! LO YANG MUNAFIK DASAR PEMBUNUH!” Varel tersulut emosi hampir melayangkan tinju untung nya anak-anak lain segera memisahkan Varel dari Angkasa.

“Segitu doang keberanian kalian?” Decak Angkasa.

“Kalau begitu kita berdua tanding balap, kalo gue menang lo harus nyerahin wilayah lo ke gue dan...” Zayyan mendekat. “Berlutut lah di depan gue!” Bisik Zayyan.

“Oke, Kalo lo kalah, Vanila jadi milik gue Deal?” Angkasa mengulurkan tangan nya. Zayyan tidak membalas, ia tak akan biarkan seorang Angkasa merebut milik nya.

“Nggak usah banyak bacot! Kita langsung tanding!”

Angkasa tersenyum remeh. “Setuju, ingat perjanjian kita.”

Orang-orang bersorak ramai menyemangati Zayyan dan Angkasa melakukan tanding balap motor. Kedua nya memakai perlengkapan lengkap dan pelindung kepala. Zayyan menyalakan mesin Motor sport hitam nya, di balik kaca helm, Zayyan mengumpat berbagai jenis binatang. Awas saja jika Angkasa bermain-main dengan nya.

Dua-dua nya bersedia tanding, seorang cewek melangkah sembari membawa bendera warna merah. “Sudah siap! Satu...”

Drum..

ZAYYAN HARQUEL [END] ✓ SUDAH DI TERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang